حكمة الجهاد بالمال
Hikmah Jihad dengan Harta
لما كان من الجائز أن لا تكون للإنسان قدرة على الجهاد بالنفس ومباشرة الحرب بذاته. إما لضعف في القوى وإما لجهل بفن الحرب. حبب الله له الجهاد بالمال حتى لا تفوته النعمة الكبرى والثواب الجزيل. وكذلك الأمر إذا كان عالمًا به وجاهد بماله فقط. وقد يكون الجهاد بالمال أفضل في بعض الظروف
Oleh karena manusia mungkin tidak mampu berjihad dengan nyawa dan langsung terjun ke medan perang. Baik karena kelemahannya atau karena ketidaktahuannya tentang ilmu peperangan. Maka Allah menyukainya berjihad dengan harta. Sehingga ia tetap mendapatkan nikmat yang sangat besar dan pahala yang banyak. Demikian pula halnya jika mengetahui ilmu peperangan tetapi ia berjihad dengan harta saja, kadang-kadang jihad dengan harta itu lebih utama di dalam kondisi-kondisi tertentu.
والحكمة في أن الله سوى بين المجاهد بالنفس والمجاهد بالمال. إن المال يشترى به السلاح والأساطيل البرية والبحرية والمدافع والبنادق ومدمرات القلاع والحصون والخيل والدواب المخصوصة بحمل الأثقال في بعض الجهات وكل ما يلزم من زاد وعدة. بحيث إذا لم تكن له عدة كان الموت أقرب إليه من حبل الوريد.
Adapun hikmah Allah menyamakan antara orang yang berjihad dengan nyawa dan orang yang berjihad dengan harta. Karena harta itu digunakan untuk membeli senjata, armada yang ada di laut dan di darat, meriam, senapan, senjata perusak gedung dan, benteng, kuda, kendaraan khusus pengangkut barang ke suatu tempat, dan bekal serta peralatan yang harus dipersiapkan. Sebab jika tiada persiapan niscaya maut lebih dekat dari pada urat leher.
ومثال ذلك: أنه إذا كانت أمة يبلغ عددها مليونًا من النفوس وكل رجالها عزل من السلاح. وحاربها جيش مؤلف من ألف كمي مدجج بالسلاح مستكمل العدة لقهرها وأفناها عن آخرها ولم يصب بأقل ضرر. بخلاف ما إذا كانت مسلحة فإنها تدافع عن نفسها.
Sebagai contoh jika suatu ummat jumlahnya mencapai satu juta jiwa tetapi dilucuti seluruh senjatanya. Dan diserang oleh tentara yang jumlahnya seribu orang yang dilengkapi dengan senjata komplit dengan segala persiapan maka tiada dapat lepas dari mara bahaya sedikitpun. Sebaliknya jika ummat tadi disenjatai, tentu mereka mempertahankan diri mereka.
فالمال إذن هو عماد المجاهدين. ولولاه لما قدروا على الجهاد. وأفضل المجاهدين من سمح بالعزيزين النفس والمال. وأحرز الأجرين من الله ذي الجلال. وهاك بعض ما ورد من الآيات القرآنية في فضل المجاهد بماله.
Jadi harta adalah tiang bagi para mujahid. Tanpa harta niscaya mereka tidak mampu berjihad jika kehormatan menghiasi jiwa dan hartanya. Ia adalah orang yang telah menabung balasan dari Allah Yang Maha Agung. Berikut ini keutamaan orang yang berjihad dengan hartanya yang disebutkan di dalam ayat Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿ مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿ ٢٦١﴾١
Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurniaNya) lagi Maha Mengetahui”. (Al Baqarah: 261).
ومع هذا التضاعف العظيم طلب رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأمته المزيد فقال:
Dengan lipat ganda yang demikian besar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam masih memohon tambahan pahala bagi ummatnya:
«رَبِّ زِدْ أُمَّتِي»
Artinya: “Ya Tuhanku tambahkanlah pahala bagi ummatku”.
فقال الله تعالى:
Maka Allah Ta’ala berfirman:
﴿ مَّنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ﴾٢
Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (Al Baqarah: 245).
فقال سيد الخلق: «رَبِّ زِدْ أُمَّتِي»
Kemudian Nabi bersabda:
Artinya: “Ya Tuhanku tambahkanlah pahala bagi ummatku”.
فقال الله تعالى: ﴿ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابِ ﴾۳
Artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (Az Zumar : 10).
فكان الجزاء من الله بغير حد محدود في المضاعفة. وهاك بعض ما ورد من الأحاديث الشريفة في فضل الجهاد بالمال قال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Dengan demikian balasan dari Allah tidak terbatas kelipatannya. Berikut ini hadits-hadits mulia yang menyebutkan keutamaan jihad dengan harta. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ أَرْسَلَ نَفَقَةً فِي سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى وَأَقَامَ فِي بَيْتِهِ فَلَهُ بِكُلِّ دِرْهَمٍ سَبْعُمِائَةِ دِرْهَمٍ. وَمَنْ غَزَا بِنَفْسِهِ فِي سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى وَأَنْفَقَ فِي وَجْهِهِ ذٰلِكَ فَلَهُ بِكُلِّ دِرْهَمٍ سَبْعُمِائَةِ دِرْهَمٍ» ووجه المضاعفة ظاهر فيه لا يحتاج إلى بيان.
Artinya: “Barangsiapa mengirimkan nafkah di jalan Allah Ta’ala sementara ia tinggal di rumahnya, maka setiap satu dirham ia mendapatkan pahala sama dengan tujuh ratus dirham. Dan barangsiapa berperang dengan jiwanya di jalan Allah Ta’ala dan menafkahkannya karena mengharap ridla Allah, maka setiap satu dirham ia mendapat pahala sama dengan tujuh ratus dirham”.
وقال عليه السلام:
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
«مَنْ أَعَانَ مُجَاهِدًا فِي سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى أَوْ غَارِمًا فِي عُسْرَتِهِ أَوْ مُكَاتِبًا فِي رَقَبَتِهِ أَظَلَّ اللهُ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ»
Artinya: “Barangsiapa menolong orang yang berjihad di jalan Allah Ta’ala atau menolong orang yang banyak hutang dalam kesukarannya atau menolong budak mukatabah dalam perbudakannya, Allah akan memberikan perlindungan di hari mana tidak ada perlindungan selain perlindunganNya”.
وقال أيضًا:
Di tempat lain beliau bersabda:
«مَنْ حُمِلَ عَلَى فَرَسِ فِي سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى وَأَقَامَ كَتَبَ لَهُ مِثْلَ أَجْرِ الرَّجُلِ الَّذِي يَخْرُجُ بِمَالِهِ وَنَفْسِهِ صَابِرًا مَا كَانَ ذَلِكَ الْفَرَسُ»
Artinya: “Barangsiapa menaiki kuda perang di jalan Allah Ta’ala dan bermukim, maka dicatat (pahala baginya) seperti pahala orang laki-laki yang keluar dengan hartanya dan jiwanya dengan bersabar di atas kuda itu”.
وقال أيضًا:
Selanjutnya Nabi bersabda:
«مَنْ قَرَّبَ إِلَى مُجَاهِدٍ طَعَامًا أَقَامَ اللهُ لَهُ مَائِدَةً فِي الْجَنَّةِ يَصْدُرُ عَنْهَا الثُّقَلَانُ شُبَاعًا»
Artinya: “Barangsiapa berkorban makanan untuk orang yang berjuang, niscaya Allah menyuguhkan hidangan makanan baginya di surga yang mengenyangkan”.
Nabi bersabda:
وقال: «مَنْ خَدَمَ قَوْمًا فِي سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ كَانَ لَهُ مِنْ أَجْرِ كُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ قِيْرَاطًا مِنَ الْأَجْرِ لَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَأَفْضَلُ الْغُزَاةِ خَادِمُهُمْ وَرَاعِي دَوَابِّهِمْ» .
Artinya: “Barangsiapa menyuguhkan hidangan bagi suatu kaum di jalan Allah Azza Wajalla, niscaya ia mendapatkan pahala dari mereka masing-masing dua Qirath pahala, tidak kurang dari pahala mereka sedikitpun, dan seutama-utama orang yang berjuang adalah penggembala mereka dan orang yang menggembalakan hewan tunggangan mereka”.
ووجه الأفضلية هنا. أن الخادم والراعي في الحرب كلاهما معرض للخطر. وزيادة على ذلك فإنهما يباشران الأعمال الخسيسة فمن أجل ذلك تضاعف أجرهما. وقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Segi keutaman disini, adalah pembantu dan penggembala di dalam peperangan keduanya menghadapi bahaya, lebih dari itu mereka melakukan pekerjaan yang menyusahkan. Untuk itu pahala mereka dilipatgandakan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
« أَيُّمَا رَجُلٍ سَمِعَ بِغَازٍ فَنَهَضَ إِلَيْهِ لِيُعِيْنَهُ عَلَى حَاجَةٍ مِنْ حَوَائِجِهِ أَوْ سَلَّمَ عَلَيْهِ قَدْ خَرَجَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ وَهُوَ رَفِيْقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ الشُّهَدَاءِ. وَمَنْ جَهَّزَ غَازِيًا حَتَّى يَسْتَقِلَّ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ حَتَّى يَمُوْتَ».
Artinya: “Lelaki mana saja mendengarkan orang yang berjuang, kemudi- an ia bangkit untuk menolong memenuhi suatu kebutuhan kepadanya, sungguh ia telah keluar dari dosa-dosanya seperti ketika dilahirkan ibunya dan dia adalah temannya yang menyertai para Syuhada’ pada hari kiyamat. Dan barangsiapa yang menyiapkan orang yang berjihad sampai mendapatkan kemerdekaan, ia mendapatkan pahala seperti pahalanya sampai mati’.
وليس الأمر مقصورًا على النفس والمال بل على كل ما به قهر العدو حتى الخطيب أو الشاعر فإنهما ببلاغتهما يبعثان الحمية والشجاعة في نفوس المجاهدين. والكتب مشحونة بالخطب التي كان يلقيها الخلفاء والأمراء والقواد وغيرهم عند البدء في الجهاد.
Jihad/perjuangan tidak terbatas pada perjuangan dengan jiwa dan harta, akan tetapi dengan segala sesuatu yang dipergunakan untuk mengalahkan musuh. Sampai khatib dan penyair sekalipun dengan retorikanya membangkitkan keberanian didalam jiwa para pejuang. Demikian pula buku-buku memuat pidato-pidato yang disampaikan oleh para khalifah, para pembesar, para pemimpin, dan lain-lainnya pada waktu jihad dimulai untuk membakar semangat para mujahid.