حكمة الإعداد للجهاد
Hikmah Persiapan Jihad
ويقول الله تعالى في كتابه العزيز:
Allah Ta’ala berfirman di dalam kitabnya:
﴿ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ﴾١
Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu”. (Al Anfaal: 60).
هذه الآية الشريفة جمعت كل مطلوب. وحموت كل مرغوب. ولم تترك لنا بابًا من أبواب الغلبة على العدو إلَّا أشارت إليه. لأن القوة تفسر بكل ما يكون عونًا على العدو من أقوال وأفعال وآراء وخداع حتى الكذب. إذا لم يكن فيه مضرة. وقد قال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Ayat yang mulia ini mencakup setiap tuntutan dan mengandung setiap yang diinginkan, dan tidak meninggalkan satu urusanpun diantara urusan-urusan untuk mengalahkan musuh, melainkan menunjukkan semua perkataan, perbuatan, pendapat, tipuan, dan dusta yang mendukung untuk mengalahkan musuh. Karena tidak ada dosa di dalam jihad. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«الْحَرْبُ خِدْعَةٌ»
Artinya: “Perang itu tipuan”.
وقد كان عليه السلام يتفنن في ضروب الجهاد. ويعد من القوة ما يجعل الغلبة له وفي جانبه. فمن القوة أن يأخذ القواد حذرهم بحفظ خط الرجعة. حتى لا يعرضوا الجنود للخطر إذا كانت قوة العدو تضطرهم إلى التقهقر.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki berbagi ilmu berjihad. Semua yang menghasilkan kemenangan dianggap kekuatan baginya, yakni kekuatan apa saja yang ada di sekelilingnya. Termasuk di dalam kekuatan, jika para pemimpin mengam bil langkah mundur, sehingga para tentara tidak menghadapi bahaya, jika kekuatan musuh memaksa mereka mundur.
القوة أن يستجيدوا السلاح فلا يسلحون بالسلاح المكسر أو السلاح السريع التكسير والتحطيم. ومن القوة أن تبث العيون والجواسيس لمراقبة حركات العدو أينما حلّ وسار. ومنها بذر بذور الشقاق والنفور بين قواد جيش العدو حتى إذا استحكم النفور بينهم والشقاق في فرقهم فشلوا وضعفت قوتهم.
Termasuk dalam kekuatan, adalah menggunakan senjata yang baik, mereka tidak mensenjatai dengan senjata yang rusak atau cepat rusak dan hancur. Termasuk di dalam kekuatan, adalah menyebarkan mata-mata dan spionase untuk mengawasi gerakan musuh di mana saja menempati dan kemana saja berjalan. Termasuk dalam kekuatan, adalah menyebarkan bibit perpecahan dan perselisihan di kalangan para pemimpin tentara musuh, sehingga perpecahan semakin meruncing di kala-ngan mereka, dan perselisihan semakin tajam di kalangan kelompok mereka sehingga lumpuh dan kekuatan mereka melemah.
وبذلك يتمكن المجاهدون من الغلبة عليهم. ومنها إلقاء الخطب الحماسية على مسامع الجند قبل الذهاب إلى الحرب و وقت الحرب ليزيد المتحمس ويتشجع من لم يكن متشجعًا. ولقد كان السلف الصالح إذا أرادوا الجهاد نادوا بقولهم:
Dengan cara demikian, mereka akan mendapatkan kemenangan. Termasuk di dalam kekuatan, adalah menyampaikan pidato untuk memberikan semangat kepada para tentara sebelum berangkat ke medan perang dan membangkitkan keberanian bagi yang mempunyai rasa takut. Para Salafu shaleh jika hendak berjihad, mereka meneriakkan :
الصَّلَاةُ جَامِعَةٌ.
yang artinya: Mari kita shalat berjama’ah.
فيجتمع المسلمون في المسجد ويلقي عليهم الخليفة أو الوالي خطبة يبين فيها فضل الجهاد، وأجر المجاهدين. فيخرج القوم وملء قلوبهم الحماس والشجاعة والغيرة على الدين والوطن فيذهبون إلى الحرب غير هيا بين ولا وجلين. ومن أجل ذلك يتم لهم النصر على العدو .
Kaum muslimin berkumpul di pidato dan khalifah atau wali menyampaikan pidatonya untuk menjelaskan keutamaan jihad, dan memobilisir para mujahid. Sehingga mereka keluar dengan hati penuh semangat, keberanian, dan kecemburuan terhadap agama dan tanah air. Mereka pergi ke medan perang tanpa rasa takut dan khawatir. Dengan demikian mereka dapat mengalahkan musuh.
ولقد كان علي بن أبي طالب كرم الله وجهه يخطب في الجيش خطبه الحماسية المعروفة. وكان المجاهدون في الأندلس في أول الفتح على هذه الحالة أيضًا.
Ali bin Abi Thalib karramallah wajhah berpidato di depan tentara untuk memberi semangat. Para mujahid di Andalus (Spanyol) pada awal pembukaannya juga demikian,
ولقد صدق بعض المؤرخين العصريين من المسيحيين حيث علّل انتصار العرب الباهر في المدة الوجيزة. بأن أحدهم يذهب إلى الحرب ولا رغبة له في الرجوع سالمًا. بل أحب شيء لديه هو الموت تحت ظلال السيوف وسنابك الخيل ليموت شهيدًا، ويحظى بالنعيم الخالد في الجنة.
Sebagian ahli sejarah Kristen mempunyai pendapat yang benar, ia memberikan alasan-alasan kemenangan bangsa Arab yang menakjubkan dalam waktu yang relatif singkat. Yakni seorang di antara mereka pergi ke medan perang, sementara ia tidak ingin pulang dengan selamat. Dan sesuatu yang paling ia cintai adalah mati karena dibunuh dengan pedang atau di injak-injak tapal kaki kuda sehingga mati syahid dan mendapat kehormatan nikmat abadi di dalam surga.
وهذا المؤرخ وإن كان قد صدق في هذا الموضع إلَّا أنه أخطأ خطأ بينًا في تعليله ذلك الانتصار بأن الإسلام انتشر هذا الانتشار السريع لظهوره في زمن كانت دولة الفرس ضعيفة لا قوة لها. وكانت دولة الرومان كذلك. وفي مشاكل داخلية. و اختلافات دينية.
Meskipun ahli sejarah itu benar dalam masalah ini, tetapi jelas keliru dalam memberikan alasan bahwa kemenangan Islam dan tersiarnya dengan cepat karena timbul ketika kerajaan Persi lemah tak berdaya lagi. Termasuk kerajaan Romawi, karena adanya perpecahan dalam negeri dan perbedaan agama.
وقال أيضاً ما معناه إن العرب لم يكونوا يتحملون متاعب في الانتقال إلى ساحات الحرب. إذ أن أحدهم كان يكفيه قليل من الحنطة يتعاطاها سفوفاً وكل ما يحتاجه يحمله على بعير واحد بخلاف الروم والفرس فإنهم كانوا يحتاجون في حروبهم إلى أدوات كثيرة كالخيام والسرادق وأدوات الطبخ. وما شاكل ذلك من الأدوات التي تحتاج إلى خيل ويغال وجمال وفيلة وغير ذلك .
Dalam arti yang sama ia juga mengatakan bahwa bangsa Arab tidak mengalami kesulitan untuk terjun ke medan perang. Karena mereka cukup dengan bekal sedikit gandum dan air. Dan apa yang menjadi kebutuhan mereka cukup diangkut dengan seekor unta. Lain halnya dengan bangsa Romawi dan bangsa Persi, mereka membutuhkan banyak peralatan seperti tenda, perkemahan besar, alat-alat masak memasak, dan lain sebagainya yang menghajatkan alat angkut seperti kuda, bighal, unta, gajah, dan lain sebagainya.
ولو عرف هذا المؤرخ أن المسلمين في ذلك العصر كانوا يجاهدون مؤتمرين كما أمرهم الله تعالى من إعداد العدد والعدة الكافية واستطلاع أحوال العدو من قوة وضعف مجاهدين بالمعنى الصحيح.
Andaikata ahli sejarah mengetahui, orang-orang Islam pada waktu itu berjihad, berkumpul, dan bermusyawarah sebagaimana diperintah Allah Ta’ala dengan jumlah persiapan cukup dan mengetahui kekuatan serta kelemahan musuh. Mereka berjuang dalam artian yang benar.
لا طالبين دنيا ولا معتدين. بل محامين عن الدين والوطن بائعين أنفسهم لخالقهم في سبيل إعلاء كلمة الله ونصر دينه وقهر عدوه لما علل هذا التعليل الفاسد.
Tidak mencari keduniaan dan tidak berbuat aniaya, akan tetapi mereka memelihara agama dan tanah air dengan jalan menjual diri mereka kepada Sang Pencipta dalam rangka menegakkan kalimat Allah, membela agama, dan menumpas musuh-musuhnya. Niscaya ia tidak akan memberikan alasan yang rusak ini.
فإن الإسلام ظهر ودولة الفرس كانت في قوة لا تعادلها قوة. وكذلك كان الحال في دولة الرومان. ولقد كان صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يجاهد في سبيل الله مدافعًا عن حوزة الدين والعرض والمال والوطن. لا طالبًا دنيا ولا سلابًا ولا نهابًا. ولا سفاك دم. لأن الظلم والعدوان وسفك الدماء بلا جريرة من أكبر البواعث على الانهزام والفشل وسوء العاقبة.
Islam nampak, sementara kerajaan Persi memiliki kekuatan yang tak ada bandingannya. Demikian halnya dengan kerajaan Romawi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berjihad di jalan Allah mencari keduniaan dan tidak pula melakukan perampokan. Tidak karena hendak mengalirkan darah. Karena kezaliman, permusuhan, dan mengalirkan darah tanpa kesalahan adalah sebab yang paling besar timbulnya kekalahan, kegagalan, dan menimbulkan akibat buruk.
ومن أجل ذلك كان المسلمون إذا بعثوا للجهاد أمرهم وأوصاهم الخلفاء والأمراء بأن لا يقاتلوا شيخًا أحنى الكبر ظهره. ولا أنثى ولا طفلًا ولا مريضًا ولا راهبًا في صومعته. فإن هؤلاء ليسوا من أهل الحرب وليسوا خواضين الغمرات بين صليل السيوف والتحام الزحوف بالزحوف.
Untuk itu orang Islam jika diutus untuk berjihad, diperintah dan dipesan oleh para khalifah dan para pemimpin agar tidak memerangi orang tua yang lemah, kaum wanita, anak-anak, orang sakit, dan pendeta yang ada di tempat peribadatannya. Karena mereka itu bukan ahli perang dan tidak termasuk orang-orang pengangkat pedang yang gemerincing dan tidak pula termasuk dalam kemelut pemberontakan.
هل سمعت أو هل نقل إليك التاريخ أن المصطفى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وأجبر حرة على البغاء. وهل إذا لم تطعه سامها سوء العذاب. وهل أغار على قوم آمنين في ديارهم وباغتهم بالحرب.
Adakah anda mendengar sejarah menceritakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memaksa orang yang merdeka secara aniaya ? Apakah jika orang tidak mentaatinya, ia ditawari siksaan yang jahat ? Apakah beliau memerangi suatu kaum dalam keadaan aman di dalam rumah mereka dan menganiaya mereka dengan peperangan?
تأدب المسلمون بهذه الآداب السامية وعملوا بهذه الحكم البالغة. ففتحوا في ظرف ثمانين عامًا من البلاد والممالك ما لم يسبق له مثيل من قبل في الدول غابرها وحاضرها.
Orang-orang Islam telah mendapatkan pendidikan yang tinggi dan mempraktekkan hikmah-hikmah yang nyata ini. Maka dalam tempo tiga puluh tahun mereka telah membuka negara-negara dan kerajaan-kerajaan yang belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya, dahulu maupun sekarang.
إذ أسقطوا دولة الفرس وهزموا دولة الرومان واستولوا على الشام ووصلت فتوحاتهم في آسيا إلى الصين وفتحوا أغلب أفريقية وأخذوا جانبًا من أوروبا. كل ذلك كان بإعداد القوة اللازمة من كل الوجوه من عدد وعدة وتحصين القلاع والثغور وما أشبه ذلك.
Mereka menumbangkan negara Persi, mengalahkan negara Romawi, menguasai negeri Syam, terus ke Asia sampai negeri Cina, membuka sebagian besar negara-negara Afrika dan menguasai sebagian negara Eropa. Semuanya itu dengan mempersiapkan kekuatan dan berbagai aspek seperti jumlah tentara, mendirikan benteng, membangun pelabuhan, dan lain-lain yang semisalnya.
أما الآن فلا نقول إلَّا كما قال الشاعر:
Adapun sekarang kita tidak akan mengatakan sesuatu kecuali mengatakan apa yang dikatakan oleh seorang penyair:
كَمْ أَرَدْنَا ذَاكَ الزَّمَانَ بِمَدْحٍ فَشَغَلْنَا بِذَمِّ هَذَا الزَّمَانِ
Artinya: “Betapa banyak pujian yang kita kehendaki di zaman itu. Dan kita sibuk mencerca zaman ini”.