فضل الجهاد
Keutamaan Jihad
لقد بينا في حكمة مشروعية الجهاد العلة التي من أجلها فرض الجهاد وهي لا شك علة شرعية شريفة لا يعدل فضلها فضل ولا يزن شرفها شرف. وأي شيء أفضل وأي عمل أجل من المحاماة عن العشيرة ودفع الأذى والدمار.
Telah kita jelaskan hikmah disyari’ akan jihad dan sebab yang mewajibkannya. Tidak diragukan lagi bahwa sebab-sebab itu adalah sebab syar’iyaah yang mulia, keutamaannya tidak tertandingi oleh keutamaan apapun dan kemuliaannya tidak bisa ditimbang dengan keutamaan lainnya.
والذود عن النفس والعرض والمال وأي رجل أرفع قدرًا وأطيب ذكرًا وأعظم عند الله أجرًا وأكبر في الناس فخرًا من رجل يجود بنفسه في سبيل الله، ويذب عن المحارم من أن تنتهك. والأموال من أن تسلب والأرواح من أن تزهق. ويذب عن بيضة الإسلام والدين الحنيف.
Keutamaan mana dan perbuatan mana yang lebih tinggi dari pada melindungi keluarga, mencegah siksaan, mempertahankan jiwa, kehormatan dan harta dari kerusakan. Orang lelaki mana yang lebih tinggi bobotnya, lebih bagus namanya, lebih agung di sisi Allah pahalanya, dan lebih besar di kalangan manusia kebanggaannya, dibanding dengan orang yang mendermakan dirinya di jalan Allah, memelihara kehormatan dari kehancuran, memelihara harta dari perampokan, memelihara nyawa dari kemusnahan, dan melindungi Islam agama yang lurus.
وأي رجل أكرم الناس عند الله ممن يعامل مولاه ويقرضه قرضًا حسنًا ولا ربح له إلَّا الجنة دار المتقين، والنعيم الخالد فإذا أردت أن تعرف فضل المجاهدين بالنفس والمال. فهاك بعض ما ورد فيه من الآيات القرآنية والأحاديث النبوية. قال الله تعالى:
Orang laki-laki mana yang lebih mulia di sisi Allah dari pada orang yang bergaul dengan tuannya dan memberikan hutang kebaikan, sementara ia tidak mendapatkan keuntungan kecuali surga rumah orang yang bertakwa, dan mendapatkan kenikmatan abadi. Jika anda ingin mengetahui keutamaan orang-orang yang berjihad dengan jiwa dan harta, maka berikut ini sebagian keutamaan yang disebutkan di dalam ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits Nabi. Allah Ta’ala berfirman:
﴿ لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿ ٩٥﴾ دَرَجَاتٍ مِنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا ﴿ ٩٦﴾١
Artinya: “Tidaklah sama antara mu’min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar. (Yaitu) beberapa derajat dari padaNya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An Nisaa: (95-96).
وقال تعالى: ﴿ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ ﴿ ٢٠﴾ يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ ﴿ ٢١﴾ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿ ٢٢﴾٢
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padaNya, keridlaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar”. (At Taubah: 20-22).
وقال تعالى: ﴿ إِنَّ اللهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةُ ﴾۳
Artinya : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka”. (At Taubat: 111).
دلت هذه الآيات الشريفة على فضل المجاهدين في سبيل الله بأموالهم وأنفسهم. ولا نرى حاجة إلى تفسير ما تضمنته من المعنى الجليل. وقال تعالى وقوله الحق:
Ayat-ayat yang telah disebutkan di atas menunjukkan mereka. Ayat-ayat itu tidak membutuhkan penafsiran makna agung yang terkandung di dalamnya. Allah Ta’ala berfirman:
﴿ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ﴾٤
Artinya: “Maka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh”. (At Taubah:111).
وليس المراد تحتم قتلهم بل المراد إنهم يحاربون سواء قتلوا أو لم يقتلوا. فإن قتلوا فالأمر ظاهر ومعلوم. وإن لم يقتلوا فحسبهم أجرًا إنهم خاطروا بأنفسهم وعرضوها للموت غير مبالين بالدنيا وما فيها من زخرف وزينة. ولا مفكرين فيما وراءهم من أهل وأموال وأولاد. ولا حاجة بنا إلى بيان وشرح معزة الأموال والأولاد عند الإنسان .
Tidak dimaksudkan di sini perintah membunuh mereka tetapi dimaksud di sini bahwa mereka itu berperang baik terbunuh atau tidak. Jika terbunuh maka urusan menjadi jelas. Dan jika tidak terbunuh maka cukuplah bagi mereka pahala. Mereka mencampakkan dalam bahaya dan menghadapkan diri pada kematian tanpa memperhatikan dunia dan gemerlapan hiasan yang ada di dalamnya. Dan tidak memikirkan keluarga, harta, dan anak-anak. Tidak perlu kita jelaskan dan kita terangkan mulianya harta dan anak bagi manusia.
وهاك أيضًا بعض ما ورد في فضل الجهاد من الأحاديث النبوية الشريفة. ورد أن رجلًا قال الرسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دلني على عمل يعادل الجهاد: فقال عليه الصلاة والسلام: «لا أجده» فتبين من هذا أن من أقرب القربات وأعظم الصفات والطاعات الجهاد.
Berikut ini juga keutamaan jihad yang disebutkan di dalam hadits nabi yang mulia. Disebutkan bahwa seorang laki-laki mengatakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam : Tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang sebanding dengan jihad. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Aku tidak mendapatkan”. Jelaslah dari sini bahwa perbuatan yang paling mendekatkan hamba kepada Allah adalah jihad dan sifat serta ketaatan kepada Allah yang terbesar adalah jihad.
ومن هنا يعلم أن المجاهد في سبيل الله لا يعادله إنسان في الوجود وإن درجته فوق كل الدرجات. وقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من ضمن حديث:
Dari sini pula dapat diketahui bahwa orang yang berjihad dijalan Allah itu tidak ada yang membandinginya di alam wujud ini. Dan derajatnya di atas segala-galanya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«فَإِنَّ مَقَامَ أَحَدِكُمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ سَبْعِيْنَ عَامًا أَلَا تُحِبُّوْنَ أَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ وَيُدْخِلَكُمُ الْجَنَّةَ. اُغْزُوْا فِي سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى. مَنْ قَاتَلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى فَوْقَ نَاقَةٍ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ»
Artinya: “Sesungguhnya kedudukan salah satu di antara kalian (yang berjihad) di jalan Allah lebih utama dari pada shalat dirumahnya selama tujuh puluh tahun. Tidakkah kalian menyukai jika Allah mengampuni (dosa-dosa) kalian dan memasukkan kalian ke surga. Berperanglah di jalan Allah Ta’ala. Barangsiapa yang berperang di atas seekor unta wajib baginya mendapatkan surga.”
وليس المراد (بالسبعين) نفس هذا العدد وإنما المراد الكثرة. والمراد (بالناقة) أنه يقاتل بما في إمكانه على ناقة أو على جواد. والجواد أحسن. وقال أيضًا.
“Tujuh puluh” tidak dimaksud bilangan itu sendiri akan tetapi yang dimaksud adalah “banyak“. Dan yang dimaksud dengan “seekor unta” adalah berperang di atas seekor unta atau kuda, dan di atas seekor kuda nilainya lebih baik. Beliau juga bersabda:
«إِنَّ مَثَلَ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَاللهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِهِ كمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْخَاشِعِ الرَّاكِعِ السَّاجِدِ».
Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah, yang sementara Allah lebih mengetahui terhadap orang yang berjihad di jalanNya, seperti orang yang berpuasa, orang yang khusyu’, orang yang ruku, dan orang yang sujud.”
وهذا الحديث يدل أيضًا على أن المجاهد كمثل من لم ينقطع عن العبادة لا ليلًا ولا نهارًا. وناهيك بمن يصوم النهار ويقوم الليل خاشعًا راكعًا ساجدًا. وقال عليه السلام: «ما ترك قوم الجهاد في سبيل الله إلَّا أذلهم الله».
Masalah ini jelas dan dapat disaksikan oleh setiap manusia di alam ini. Karena orang yang tidak mempertahankan dirinya, agama, dan tanah airya, serta berperang mempertahankan kehormatan, harta, dan setiap yang menjadi tuntutan untuk memeliharanya, niscaya ia hidup dalam keadaan hina dan rendah.
صدق رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهذا أمر مشاهد وظاهر لكل إنسان في هذا الكون. لأنه من لم يذب عن نفسه ودينه ووطنه ويناجز عن عرضه وماله وكل ما هو مطلوب منه رعايته عاش ذليلًا مهانًا ولا شيء أقبح من الذل الذي يميت العواطف فيؤلم النفوس ويجعل الحياة كلها في شقاء وبلاء. وهذا الثواب العظيم للمجاهد ولو مكرهًا على الجهاد. لأن المرء يثاب رغم أنفه، فكيف بمن يجاهد بنفسه وماله طوعًا واختيارًا لا كرهًا وإجبارا؟
Dan tidak ada yang lebih jelek dari pada kehinaan yang mematikan perasaan. Sehingga menyakitkan hati dan menjadikan kehidupan seluruhnya dalam kesengsaraan dan kesusahan. Pahala yang besar ini menjadi milik orang yang berjihad meskipun di paksa untuk berjihad. Karena orang itu pasti akan diberi balasan bagaimanapun keadaannya. Lantas bagaimana halnya dengan orang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya karena taat dan atas pilihannya sendiri bukan karena terpaksa.
وإننا نرى في كل أمة من الأمم رجال الحرب والكفاح من قواد وجنود أفضل رجالها وعنوان فخارها حتى أن الأمم التي تكون في استعداد للحرب من كثرة العدد والعدة تفخر على غيرها اعتمادًا على قوتها وعظمة جيشها .
Ahli dalam peperangan dan perjuangan yang terdiri dari para pemimpin dan tentara-tentara yang lebih utama sebagai tanda kebanggaannya. Sehingga ummat-ummat yang siap untuk berperang membanggakan jumlah tentara yang begitu banyak dibanding dengan ummat lain berdasarkan pada kekuatan dan kebesaran tentaranya.
هذا وإننا لا نجهل مقدار محبة الله التي هي أجل النعم ومجموع كل خير وفلاح في الدنيا والآخرة. فالمجاهد في سبيل الله حبيب الله بدليل قوله:
Kita mengetahui betapa kasih sayang Allah yang merupakan nikmat yang sangat agung. Dan merupakan kumpulan segala kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Maka orang yang berjihad di jalan Allah adalah kekasih Allah. Berdasarkan atas firman Allah Ta’ala :
﴿ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَانٌ مَّرْصُوصٌ ﴾١
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (Ash Shaf: 4).
ولإظهار هذه المحبة وامتيازهم عن الناس بفضل الجهاد قال تعالى:
Untuk menunjukkan kasih sayang ini dan menunjukkan keistimewaan mereka di antara manusia dengan keutamaan jihad, maka Allah Ta’ala berfirman:
﴿ وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أَمْوَتًا بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ﴾١
Artinya: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mreka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki”. (Ali Imran: 169).
وهذه الحياة حياة معنوية ملوكانية. ومجمل ما يقال فيها هو عدم انقطاع الثواب عنهم. لأن المرء إذا مات انقطع عمله إلَّا إذا ترك من آثار الخير ما يعود عليه بالفائدة فالمجاهد الذي يقتل لا ينقطع عنه الثواب أبدًا سواء ترك أثرًا حميدًا يعود عليه بالفائدة بعد وفاته أو لم يترك. لأن الثواب الذي يناله بسبب الجهاد فائدته عظيمة وخيره حزيل.
Kehidupan ini adalah kehidupan ma’nawi spirituil. Kesimpulan dari apa yang telah diutarakan tadi adalah pahala mereka yang tiada putus-putusnya. Karena jika manusia mati, amal perbuatannya terputus kecuali bila meninggalkan kebaikan yang bermanfaat baginya. Maka mujahid yang terbunuh pahalanya tiada terputus sama sekali. Baik meninggalkan kesan. Karena pahala yang didapat melalui jihad manfaatnya sangat besar dan ba- nyak kebaikannya.
ولو أردنا أن نزيد الشرح لا تسع بنا المجال. واحتجنا إلى الوقت الطويل. فإن مجال القول في هذا ذو سعة. ولكن يكفي هذا القدر الذي ذكرناه. حيث قد عرفت بالإجمال فضل المجاهدين بهذا الشرح الوجيز .
Kalau kita hendak menambah penjelasan, niscaya kita kehabisan tempat dan membutuhkan waktu yang panjang. Karena lapangan pembicaraan ini sangat luas. Akan tetapi cukuplah dengan apa yang telah kita sebutkan. Karena dengan keterangan yang cukup ringkas ini anda telah mengetahui keutamaan orang-orang yang berjihad secara menyeluruh.