• Backup Home
  • Home 2
  • Privacy Policy
  • Qasidah dan Shalawat Page
  • Rawi Simthud Duror dan Terjemah
  • Tentang Kami
  • Home
Kitab Kuning Digital
No Result
View All Result
Wednesday, May 14, 2025
  • Home
  • Kajian Kitab
    • Hikmatut Tasyrif wa Falsafatuhu
    • Tafsir Mimpi Ibnu Sirin
    • Safiinatun Najaah
    • Taklim Muta`allim
  • Qasidah
  • PDF Kitab Kuning
  • Khutbah
  • Manakib
  • Shalat
  • Apps
  • Artikel
  • Tentang Kami
  • Home
  • Kajian Kitab
    • Hikmatut Tasyrif wa Falsafatuhu
    • Tafsir Mimpi Ibnu Sirin
    • Safiinatun Najaah
    • Taklim Muta`allim
  • Qasidah
  • PDF Kitab Kuning
  • Khutbah
  • Manakib
  • Shalat
  • Apps
  • Artikel
  • Tentang Kami
No Result
View All Result
Kitab Kuning Digital
No Result
View All Result
  • PDF
  • Qasidah
  • Doa-doa
  • Kajian Kitab
  • Tuntunan Ibadah
  • Apps
  • Artikel
  • Infografis
  • Khutbah
  • Manakib
  • Tanya Jawab Keislaman
  • Tentang Kami
Home Kajian Kitab Hikmatut Tasyrif wa Falsafatuhu

Hikmah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Kawin dengan Zainab Binti Jahsy

Muhammad Fariz Kasyidi by Muhammad Fariz Kasyidi
2024-02-02
in Hikmatut Tasyrif wa Falsafatuhu, Kajian Kitab
Reading Time: 4 mins read
A A
0
3
SHARES
15
VIEWS
FacebookTwitterWhatsappTelegramLine

حكمة تزوج المصطفى بزينب بنت جحش

Hikmah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Kawin dengan Zainab Binti Jahsy

إعلم أن من العادات التي كانت متأصلة في العرب أيام جاهليتهم مسألة التبني. أي أن أحدهم كان ينزّل ابن غيره الدعي في البنوة منزلة ابنه الحقيقي. ومن أجل ذلك كانوا يحرمون على أنفسهم التزوج بزوجة المتبنى.

Di antara adat kebiasaan yang sudah mengakar pada bangsa Arab pada masa jahiliyah adalah masalah tabanni (mengambil anak angkat), yakni mendudukkan anak orang lain sebagai anaknya sendiri. Dan oleh karenanya mereka mengharamkan untuk kawin dengan bekas istri anak angkat tersebut.

فأراد الله سبحانه وتعالى أن ينزع هذه العادة منهم وجعل من رسول الله أسوة حسنة فأمره أن يزوج زيدا مولاه من زينب بنت جحش. وهو ليس بكفء العربية بسيطة فضلًا عن سيدة قرشية مثل زينب بنت جحش التي هي في المنزلة السامية بين نساء قريش وابنة عبد المطلب:

Allah Subhanahu wa ta’ala. ingin menghapuskan tradisi tersebut dengan memberikan contoh pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah memerintah beliau untuk mengawinkan anak angkatnya, Zaid, dengan Zaenab binti Jahsy. Sebenarnya, Zaid tidak kufu’ (sesuai) untuk kawin dengan wanita yang sederhana sekalipun, apalagi kawin dengan Zaenab binti Jahsy. Sebab Zaenab adalah seorang putri Quraisy yang mempunyai kedudukan tinggi di kalangan wanita-wanita Quraisy, apalagi dia adalah anak perempuan Abdul Muthalib.

أي ذات الحسب الوضاح والشرف الصميم. وإنما كان ذلك لتكون صالحة لأن يتزوجها رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأجل التشريع ونفي عادات العرب المباينة للدين لا لقصد الحط من كرامتها والنقص من شرفها وتزويجها بغير كفء.

Perkawinan semacam itu adalah suatu cara agar nanti Zaenab dikawin Rasulullah untuk kepentingan hukum serta untuk menghapus tradisi bangsa Arab yang bertentangan dengan agama Islam. Mengawinkan Zaenab dengan Zaid bukan bermaksud merendahkan martabat Zaenab, menurunkan kemuliaan, serta mengawinkan dengan orang yang tidak sekufu’.

والدليل على أن القصد من ذلك الزواج هو التشريع ما ورد من أن عمر الزبيدي رأى ابنة علي بن أبي طالب كرم الله وجهه فقال: من هذه؟ قال: ابنة أمير المؤمنين. قال أتزوجنيها؟ قال: في فيك الكثكث أي الحجارة لاسمعتها منك: قال: ألم يزوج رسول الله زينب بنت جحش من زيد مولاه؟

Bukti yang menunjukkan bahwa perkawinan itu untuk kepentingan hukum Islam adalah riwayat yang datang dari Umar al-Zaidi. Dia melihat anak perempuan Ali bin Abi Thalib lalu bertanya: “Siapa ini ?”. Ali menjawab: “Anak perempuan Amirul Mukminin”. Umar berkata: “Apakah engkau tidak mengawinkannya dengan aku ?”. Ali menjawab: “Di mulutmu terdapat kerikil (cacat) yang tidak disenanginya”. Umar berkata: “Bukankah Rasulullah mengawinkan Zaenab binti Jahsy dengan Zaid, pembantunya ?”.

قال له: ذاك رسول الله. أي الذي لا ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يوحى. وعلي كرم الله وجهه أتقى من أن يخالف رسول الله في أمور الدين وأشرف من أن يحط من كرامة زينب بنت جحش ذات الحسب والشرف بتزويجها بغير كفء.

Ali berkata: “Itulah Rasulullah yang tidak berbicara dari hawa nafsu, ucapannya hanya wahyu yang diturunkan. Ali terhindar dari menentang Rasulullah dalam urusan agama. Ali tidak mungkin merendahkan kehormatan Zaenab binti Jahsy yang mempunyai kemuliaan dan kehormatan nasab karena dikawinkan dengan orang yang tidak sekufu’ “.

قضي الأمر وزوجت زينب من زید مولى رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ و تأففت هي وأخوها حينئذٍ فنزل قوله تعالى:

Akhirnya ditetapkanlah Zaenab kawin dengan Zaid, pembantu Rasulullah. Tapi Zaenab dan saudaranya menolak ketika itu. Maka turun ayat:

﴿ وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنِ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِيْنًا ﴾١

Artinya: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata”. Al-Ahzab: 36

فرضيا ورضخا لقضاء الله ورسوله فرارًا من الوقوع في شرك العصيان والضلال. ولكن بقي في نفس زينب شيء ونفرة من هذا الاقتران، حتى إنها كانت تترفع على زيد وتنظر إليه بعين من ينظر إلى من دونه في الشرف والمكانة وعزة المقام. فمالت نفسه بعد هذه المعاملة إلى فراقها. وسأل في ذلك المصطفى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فقال له:

Kemudian Zaenab dan saudaranya rela dan menerima apa yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya karena menghindar dari maksiat dan kesesatan. Namun di dalam hati Zaenab masih terdapat suatu kebencian dengan perkawinan itu. Dia merasa tinggi dari Zaid serta melihatnya seperti orang yang memandang orang yang lebih rendah dalam hal kemuliaan, kedudukan dan martabat. Maka setelah muncul sikap demikian, jiwa Zaid cenderung untuk mentalaknya. Zaid memohon kepada Rasulullah untuk mengizinkan mentalak Zaenab. Tapi beliau berkata :

(أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ)

Artinya: “Pegang teguhlah istrimu (jangan kau ceraikan)”‘.

ولم يظهر ما أرادة الله من أمره له بزواجها. وخشي الناس أن يقولوا تزوج محمد امرأة ابنه الدعي. فأمره الله بالاقتصار على خشيته حيث يقول الله تعالى:

Rasulullah sendiri menyembunyikan apa yang dikehendaki oleh Allah dalam perkawinan Zaid dengan Zaenab. Rasulullah takut manusia akan berkata bahwa Muhammad telah kawin dengan bekas istri anak angkatnya sendiri. Allah lantas menyuruh Rasulullah untuk menghilangkan ketakutan itu dengan firman-Nya :

﴿ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللهُ مُبْدِيْهِ وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَاهُ ﴾١

Artinya: “Sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan mengatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allahlah yang lebih berhak untuk kamu takuti”. Al-Ahzab: 37.

ولما قضى زيد وطره منها وطلقها وانقضت عدتها تولى الله أمرها وزوجها رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ولقد كانت تفخر رضي الله عنها على أمهات المؤمنين بذلك وتقول:

Setelah Zaid melaksanakan maksudnya lalu menceraikan Zaenab hingga selesai masa iddah, maka Allah mengurus urusan Zaenab dan mengawinkannya dengan Rasulullah. Maka dia berbangga di depan para ibu kaum mukminin (istri-istri Nabi) dengan mengatakan:

إن الله تولى نكاحي وأنتن زوجكن أولياؤكن وبذلك لم يبق في صدر المؤمنين حرج من الاقتران بأزواج الأدعياء بعد ما رأوا المصطفى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قد اجتث بذور هذه الرذيلة من العرب.

“Sesungguhnya Allah telah mengurus pernikahanku dan suami kalian adalah pengurus kalian”. Dengan demikian dalam dada kaum muslimin tidak terdapat kejanggalan jika terjadi perkawinan dengan bekas istri anak angkat, setelah melihat sendiri Rasulullah mencabut tradisi bangsa Arab yang hina itu.

وعلى أثر ذلك قال المنافقون: إن محمدًا تزوج امرأة ابنه فردّ الله عليهم بقوله:

Akibat perkawinan Rasulullah itu, orang-orang munafik berkata: “Rasulullah telah kawin dengan istri anaknya“, maka Allah menjawab firman-Nya:

﴿ مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّنَ ﴾٢

Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki- laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Al-Ahzab : 40.

وهذه من أعظم حكم الإسلام وفضائل الدين الحنيف.

Inilah di antara hikmah dan keutamaan terbesar dalam agama Islam.


١ (۳۳) الأحزاب : ٣٦

١ (۳۳) الأحزاب : ٣٧

٢ (۳۳) الأحزاب : ٤٠

Related

Share1Tweet1SendShareShare
Previous Post

Hikmah Perkawinan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  dengan Perempuan Lebih Banyak Dari yang Diperbolehkan untuk Masing-masing Ummatnya

Next Post

Hikmah Larangan Bagi Istri-Istri Nabi untuk Kawin dengan Orang Lain

Muhammad Fariz Kasyidi

Muhammad Fariz Kasyidi

Artikel Terkait

Tafsir Mimpi Melarikan Diri dari Kematian: Pertanda Ajal Mendekat
Kajian Kitab

Tafsir Mimpi Mengisap Tebu Gula: Simbol Perdebatan dan Perkataan Sia-sia

by Muhammad Fariz Kasyidi
2024-11-18
0

Tebu gula - قصب السكر قصب السكر: وأما قصب السكر فمن رأى أنه يمصه، فإنه يصير إلى أمر يكثر فيه...

Read moreDetails
Arti Mimpi Bernama Musa: Simbol Lidah Jahat dan Kecenderungan Menyakiti

Arti Mimpi Bernama Musa: Simbol Lidah Jahat dan Kecenderungan Menyakiti

2024-11-20
Mimpi Mendengar Pengumuman: Pertanda Rahasia Terbongkar atau Berita Mengejutkan?

Tafsir Mimpi Melihat Burung Hudhud: Pertanda Kecerdasan atau Kelemahan?

2024-11-20
Tafsir Mimpi Bertemu Nabi Dawud: Pertanda Kekuasaan, Kekuatan, dan Kepemimpinan

Tafsir Mimpi Mengecat: Pertanda Perubahan, Pembaharuan, atau Rahasia

2024-11-12
Next Post

Hikmah Larangan Bagi Istri-Istri Nabi untuk Kawin dengan Orang Lain

Wanita Dalam Islam

Jumlah Perempuan yang Haram untuk Dinikahi

Hikmah Diharamkannya Kawin dengan Perempuan dari Pihak Nasab (Muhrim)

Please login to join discussion

© 2023 DH Tech - Daarul Hijrah Tech Kitab Kuning Digital.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • PDF
  • Qasidah
  • Doa-doa
  • Kajian Kitab
  • Tuntunan Ibadah
  • Apps
  • Artikel
  • Infografis
  • Khutbah
  • Manakib
  • Tanya Jawab Keislaman
  • Tentang Kami

© 2023 DH Tech - Daarul Hijrah Tech Kitab Kuning Digital.