حالة الرقيق في الإسلام
Keadaan Budak dalam Islam
قد عرفت مما تقدم حالة الرقيق قبل الإسلام. ولما جاء الإسلام أنقذه من تلك المظالم والمصائب ومن هاتيك الرزايا والبلايا، وسواه الشارع الحكيم في كثير من الحقوق والأحكام بغيره من المسلمين، وقد أوصى الله به وجعل معاملته بالحسنى وذلك في قوله تعالى:
Anda telah mengetahui keadaan budak sebelum Islam. Islam datang menyelamatkan budak dari peganiayaan dan cobaan. Allah Yang Maha Bijaksana mempersamakan kaum muslim dalam hak dan hukum. Allah telah mewasiatkan untuk memperlakukan budak dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
﴿ وَاعْبُدُوا اللهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَٰكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانكُمْ ﴾١
Artinya: “Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu”. (An Nisaa: 36).
وقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Nabi saw bersabda:
«عَبِيْدُكُمْ إِخْوَانُكُمْ جَعَلَهُمُ اللهُ تَحْتَ أَيْدِيْكُمْ أَطْعِمُوْهُمْ مِمَّا تَأْكُلُوْنَ وَأَلْبِسُوْهُمْ مِمَّا تَلْبِسُوْنَ وَلَا تُعَذِّبُوْا عِبَادَ اللهِ»
Artinya: “Budakmu adalah saudaramu. Allah telah menjadikan mereka di bawah kekuasaanmu. Berilah mereka makanan dari makanan yang kamu makan. Berilah pakaian dari pakaian yang kamu kenakan dan janganlah kamu menyiksa hamba Allah”.
وقد نهى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عن الإساءة إلى هذا الرقيق واحتقاره فقال:
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk memperlakukan budak dengan perlakuan yang jelek dan menghinanya.
«لَا يَقُوْلُ أَحَدُكُمْ عَبْدِي أَمَتِي وَلْيَقُلْ فَتَايَ وَفَتَاتِي»
Artinya: “Janganlah seorang di antara kamu mengatakan budakku perempuan, budakku laki-laki akan tetapi hendaklah ia mengatakan pemuda saya atau pemudi saya”.
وقال أيضا:
Nabi bersabda:
«مَنْ كَانَ لَهُ جَارِيَةٌ فَعَلَّمَهَا وَأَحْسَنَ إِلَيْهَا وَتَزَوَّجَهَا كَانَ لَهُ أَجْرَانِ»
Artinya: “Barangsiapa mempunyai budak perempuan, kemudian mengajarinya, berbuat baik kepadanya, dan mengawininya, maka ia mendapatkan dua pahala”.
فليس بعد إيضاء الله تعالى ورسوله له دليل على أن الإسلام جاء ماحيًا تلك العوائد الوحشية وراحما الرقيق. وحسبنا أن الله صرح لنا على لسان نبيه بأن العبيد إخواننا. ومن هنا يعلم أن الإساءة إليهم عقوق. والإحسان إليهم من أفضل الأعمال والقربات.
Sesudah pesan Allah dan RasulNya ini tidak ada sesuatu yang menunjukkan bahwa Islam datang untuk menghidupkan kebiasaan yang liar ini melainkan belas kasih kepada budak. Cukuplah bagi kita, Allah menjelaskan melalui lisan NabiNya bahwa budak itu saudara kita. Dari sini dapat diketahui bahwa menganggap baik kepada mereka termasuk amal perbuatan yang paling utama dan termasuk amal yang mendekatkan diri kepada Allah.
روي عن ابن عباس رضي الله عنه عن رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قال:
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«أَيُّمَا مُؤْمِنٍ أَعْتَقَ مُؤْمِنًا فِي الدُّنْيَا أَعْتَقَ اللهُ تَعَالَى بِكُلِّ عُضْوٍ مِنْهُ عُضْوًا مِنَ النَّارِ» .
Artinya: “Orang mu’min mana saja yang memerdekakan seorang mu’min di dunia, maka Allah Ta’ala memerdekakan setiap anggota tubuhnya dari bagian api neraka”.
وعن وائلة بن الأصقع قال: أتينا رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في صاحب لنا قد أوجب. فقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Diriwayatkan dari Wailan bin Al Asqa’ mengatakan: kami mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menanyakan teman kita yang harus memerkakan budak. Maka beliau bersabda:
«اِعْتَقُوْا عَنْهُ يَعْتَقِ اللهُ تَعَالَى بِكُلِّ عُضْوٍ مِنْهُ عُضْوًا مِنَ النَّارِ» .
Artinya: “Merdekakanlah budak orang itu, niscaya Allah Ta’ala memerdekakan seluruh anggota badannya dari bagian siksa api ne raka”.
وعن أبي نجيع السلمي قال: كنا مع رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بالطائف فسمعته يقول:
Diriwayatkan dari Abi Naji’ Al Salmaa mengatakan: kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di negeri Thaif, maka kami mendengarkan beliau bersabda:
«مَنْ رَمَى بِسَهْمٍ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَلَهُ دَرَجَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَمَنْ شَابَّ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ كَانَتْ لَهُ نُوْرًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَيُّمَا رَجُلٍ مُسْلِمٍ أَعْتَقَ رَجُلًا مُسْلِمًا كَانَ بِهِ وِقَاءُ كُلِّ عَظْمٍ مِنْ عِظَامِ مَحْرَزِهِ مِنَ النَّارِ. وَأَيُّمَا امْرَأَةَ مُسْلِمَةٍ أَعْتَقَتْ اِمْرَأَةً مُسْلِمَةً كَانَ بِهَا وِقَاءُ كُلِّ عَظْمٍ مِنْ عِظَامِ مَحْرَزَتِهَا مِنَ النَّارِ».
Artinya: “Barangsiapa memanah dengan anak panah di jalan Allah maka rambutnya beruban di dalam Islam, maka ia akan bersinar pada ia akan mendapatkan kedudukan di surga. Dan barangsiapa hari kiamat. Dan orang lelaki muslim mana saja yang memerdekakan seorang lelaki muslim, maka ia akan memperoleh penjagaan setiap tulangnya dari tulang orang yang dimerdekakannya dari api neraka. Dan wanita muslimah mana saja yang memer dekakan seorang wanita muslimah, niscaya ia akan mendapatkan penjagaan setiap tulangnya dari tulang wanita yang dimerdekakannya dari api neraka”.
وعن البراء بن عازب قال: جاء إعرابي إلى النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فقال: يا رسول الله. علمني عملًا يدخلني الجنة. فقال:
Dari Al Barra’ bin ‘Azib mengatakan: telah datang seorang Arab Badui kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. maka ia mengatakan, hai Rasulullah ajarilah aku suatu perbuatan yang memasukkan aku ke dalam surga. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. bersabda:
«أَعْتِقِ النَّسَمَةَ وَفُكَّ الرَّقَبَةَ» فقال: أو ليسا واحدًا. فقال:
Artinya: “Bebaskanlah nyawa dan merdekakanlah budak perempuan.” Dia mengatakan: “Bukankah keduanya sama? Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
«لَا. عِتْقُ النَّسَمَةِ أَنْ تَنْفَرِدَ بِعِتْقِهَا وَفَكُّ الرَّقَبَةِ أَنْ تُعِيْنَ عَلَى إِفْكَاكِهَا» وَفِي بَعْضِ الرِّوَايَاتِ «أَنْ تُعِيْنَ فِي ثَمَنِهَا» وقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Artinya: “Tidak. Membebaskan nyawa ialah kamu sendiri membebaskannya dan memerdekakan budak peremupan adalah kamu membantu untuk memerdekakannya. Dan di sebagian riwayat kamu membantu (membayar) harganya”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
«أَوْصَانِي حَبِيْبِي جِبْرِيْلُ بِالرِّفْقِ بِالرَّقَيْقِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّ النَّاسَ لَا تُسْتَعْبَدُ وَلَا تُسْتَخْدَمُ»
Artinya : “Teman yang kucintai – Jibril – mewasiatkan kepadaku agar belas kasih kepada budak sehingga aku menduga bahwa manusia tidak boleh diperbudak dan dipekerjakan”.
وقال أيضًا في حالة المرض الذي مات فيه:
Demikian pula pada waktu Nabi sakit yang menyebab kewafatannya, beliau bersabda:
«الصَّلَاةُ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ»
Artinya: “Shalat dan memelihara budak-budak yang kamu miliki“
وروت أم سلمة عنه أيضًا أنه قال:
Ummu Salamah meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«اتَّقُوا اللهَ فِي الصَّلاَةِ وَفِيْمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ»
Artinya: “Takutlah kepada Allah di dalam shalat dan takutlah kepada Allah di dalam memelihara budak-budak yang kamu miliki.”
وروي عن أنس أنه قال: كان آخر وصية رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حين حضرته الوفاة:
Diriwayatkan dari Anas mengatakan bahwa pesan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang terakhir ketika kedatangan ajalnya, beliau bersabda:
«الصَّلَاةُ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ» وجعل صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يغرغر بها في صدره الشريف .
Artinya: “Shalat dan memelihara budak-budak yang kamu miliki”. Kemudian berdesak di dalam dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia.
وروى أبو حنيفة رضي الله عنه. قال: إن عبد الله بن رواحة من أصحاب رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كانت له راعية تتعاهد غنمه فعدا الذئب على واحدة فأكلها فجاء عبد الله يبحث في الغنم فلم يجد الشاة فأخبرته الراعية بأمرها فلطمها على وجهها ثم ندم على ما وقع منه.
Abu Hanifah Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ia mengatakan, Abdullah bin Rawahah dari sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mempunyai budak perempuan penggembala menggembalakan kambingnya. Seekor di antaranya diterkam dan dimakan (srigala). Maka Abdullah datang mencari kambing itu tetapi tidak ia dapatkan. Maka budak perempuan itu memberitakan masalahnya, lantas Abdullah menempeleng mukanya. Kemudian ia menyesal atas apa yang dilakukannya.
وغدا على رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يخبر بما فعل بجاريته. فاشتد بالنبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الغضب حتى احمر وجهه وهاب أصحابه أن يكلموه. ووقف عبد الله واجمًا لا حراك به. ثم قال عليه الصلاة والسلام:
Maka ia pergi kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. memberitahukan apa yang telah ia lakukan terhadap budak perempuan itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sangat marah sehingga merah dan para sahabat takut berbicara dengannya. Abdullah pun berhenti diam ketakutan tidak bergerak. Kemudian nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda waktu itu:
«وَمَا عَسَى الصِّبْيَةُ أَنْ تَعْمَلَ باِلذِّئْبِ. وَمَا عَسَى الصِّبْيَةُ أَنْ تَعْمَلُ بِالذِّئْبِ»
Artinya: “Anak kecil tidak bisa kamu perlakukan seperti kamu memper- lakukan serigala, anak kecil tidak bisa kamu perlakukan seperti memperlakukan serigala”.
وما زال يكررها ثم قال:
Nabi terus mengulangi perkataan itu, kemudian beliau bersabda:
«إِنَّ خَدَمَكُمْ إِخْوَانُكُمْ جَعَلَ اللهُ لَكُمُ الْوِلَايَةَ عَلَيْهِمْ»
Artinya: “Sesungguhnya pembantu-pembantu kamu adalah saudara- saudara kamu, Allah jadikan kamu sebagai wali mereka”.
فلم يجد عبد الله بن رواحة مخرجًا من هذا الموقف إلَّا بعتق جاريته التي لطمها.
Abdullah bin Rawahah tidak mendapatkan jalan keluar dari posisi ini melainkan dengan memerdekakan budak perempuan yang ditempelengnya.
وقد اقتدى الصحابة رضوان الله عليهم أجمعين بسيد الخلق فعاملوا الرقيق معاملة لا يتصور وقوعها إلَّا من أمثالهم رضوان الله عليهم أجمعين. فمن ذلك أن أبا هريرة رضي الله عنه رأى رجلاً على دابة وعبده يسعى خلفه فقال للسيد: احمله خلفك يا عبد الله فإنما هو أخوك روحك مثل روحه :
Para sahabat seluruhnya mengikuti Nabi maka mereka memperlakukan budak dengan perlakuan yang tidak ada gambaran contoh lain melainkan apa yang telah mereka lakukan. Di antara contohnya, bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu melihat seorang lelaki berada diatas binatang pengangkut, sementara budaknya berjalan di belakangnya. Maka Abu Hurairah mengatakan: kepada tuannya: Bawalah budak itu dan taruhlah di belakangmu hai hamba Allah karena sesunguhnya dia itu saudaramu yang nyawanya sama dengan nyawamu.
ولما سار عمر بن الخطاب رضي الله إلى بيت المقدس كان معه عبده وناقته فكانا يتناوبان الركوب على الناقة وهو خليفة المسلمين وإمامهم في السياسة والدين. ولما وصلا إلى بيت المقدس وكان غلامه الراكب. وأمير المؤمنين ساع خلفه.
Ketika Umar bin Khathab berjalan ke Baitul Muqadas menaiki untanya secara bergantian, padahal beliau adalah khalifatul Muslimin dan pemimpin mereka dalam politik dan agama. Mereka berdua sampai di Baitul Muqaddas yang ketika itu budaknya sedang berada di atas kendaraan. Sementara Amirul Mu’minin berjalan di belakangnya.
وكان الأمير على بيت المقدس إذ ذاك أبا عبيدة بن الجراح. فخشي أبو عبيدة أن يحتقره الناس وهو في بلاد من بقايا حكم الرومان. فقال أبو عبيدة: يا أمير المؤمنين أراك تصنع أمرًا لا يليق فإن الأنظار متجهة إليك: فقال عمر: لم يقل أحد ذلك قبلك وكلامك هذا يوجب اللعنة على المسلمين وقد كنا أذل الناس وأحقرهم فأعزنا الله بالإسلام ومهما طلبنا العز من غيره أذلنا الله.
Di Baitul Muqaddas ada Abu Ubaidah Al Jarrah, maka Abu Ubaidah khawatir jika manusia menghinanya karena negeri itu adalah bekas pemerintahan Romawi. Maka Ubaidah mengatakan: Hai Amirul Mu’minin, saya melihat engkau melakukan sesuatu perbuatan yang tidak patut, karena para pemirsa melihat ke arahmu. Perkataanmu itu harus mendapatkan laknat kaum muslimin. Dahulu kita adalah manusia yang paling rendah dan paling hina, kemudian Allah memuliakan kita dengan Islam, jika kita mencari kemuliaan dengan selain Islam niscaya Allah merendahkannya”.
ولقد أنف علي بن أبي طالب كرم الله وجهه من الاستعباد فقال: إني لأخجل من نفسي إذا استعبدت رجلاً يقول ربي الله: وقد اقتفى المسلمون أثر الصحابة في العناية بالرقيق .
Ali bin Abi Thalib karramullah wajhah telah menjauhkan diri dari perbudakan, maka ia mengatakan: “Sesungguhnya aku takut kepada diriku jika aku memperbudak seorang laki-laki yang mengatakan Tuhan adalah Allah”. Kaum muslim telah mengikuti para sahabat dalam memperhatikan budak.
هذا وقد تقلد كثير من الأرقاء المناصب العالية والوظائف السامية في الإسلام. فمن ذلك أن رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لما رأى النجابة في أسامة بن زيد أمره على جيش عظيم فيه الأنصار والمهاجرون وأجلاء الصحابة. وهذا الجيش قد أنفذه أبو بكر الصديق رضي الله عنه بعد انتقال الرسول.
Banyak budak yang telah mendapatkan kedudukan tinggi dan memperoleh tugas mulia di dalam Islam. Di antaranya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika melihat kecerdasan Usamah bin Yazid, ia memerintahkannya untuk memimpin tentara agung yang di dalamnya terdapat kaum Muhajirin dan kaum Anshar serta pembesar-pembesar para sahabat. Tentara ini pernah dipimpin oleh Abu Bakar As Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu sesudah Rasulullah wafat.
وكذلك أمر أبا عبيدة وهو زنجي الأصل على كتيبة أرسلها إلى حلب. وفيها من قريش السادات الأجلاء. ولما وفد عمرو بن العاص إلى المقوقس كبير القبط وأميرهم في مصر للمفاوضة في شأن الصلح كان الأمير عبادة بن الصامت.
Demikian pula Abu Ubaidah seorang bangsa Ethiopia asli diberi tugas untuk memimpin sekelompok pasukan berkuda ke Halaba yang terdiri dari suku Quraisy. Dan ketika Amr bin ‘Ash mengirimkan utusan kepada Al Muqauqisy pembesar bangsa Qibthi dan pembesar para pemimpin di Mesir untuk mengadakan perundingan perdamaian, yang menjadi pemimpin delegasi adalah Ubadah bin Shamit.
وهذا كافور الأخشيدي الخصي جلس على عرش الفراعنة وقبض بيده على زمام المملكة المصرية. وهي أنفس ممالك الإسلام. وكان اشتراه الأخشيد من بعض أهل مصر بثمانية عشر دينارًا.
Kafur Al Akhsyaidi Al Khasha telah duduk di atas singgasana fir’aun dan memegang tampuk pimpinan kerajaan Mesir. Dia (kerajaan Mesir) adalah nyawa kerajaan Islam. Al Akhsyaidi dibeli dari penduduk Mesir dengan harga delapan belas dinar.
وكان الأمير بهاء الدين قراقوش الأسدي خصيًا وهو الذي تولى بناية سور القاهرة في زمن الملك الناصر صلاح الدين يوسف بن أيوب أول ملوك مصر من الدولة الأيوبية.
Al Amir Bahauddin Qaraaqusy Al Asdaan adalah seorang budak yang membuat peta Kairo pada zaman Malik Nasir Shalahuddin Yusuf bin Ayyub raja pertama Mesir dari Daulah Bani Ayyub.
وكان السلطان الملك المؤيد (شيخ المحمودي) من الأرقاء قد اشتراه الخواجا محمود شاه اليازدي تاجر المماليك بثمن بخس. وعرف بالمحمودي نسبة إليه.
Shulthan Malik Al Muayyid (Syakh Al Mahmud), berasal dari seorang budak yang dibeli oleh Al Khawaja Mahmud Syah Al Yazidi seorang pedagang budak dengan harga murah. Dan dikenal dengan Al Mahmudi karena dipertalikan kepadanya.
ثم قدمه إلى الظاهر برقوق فأعجب به وبذكائه. ثم تولى عدة وظائف بمصر والشام في دولة سيده الظاهر برقوق إلى أن صار سلطانًا على مصر من أول شعبان سنة (٨١٥) هجرية. وما زال سلطانًا بها حتى وافاه الأجل المحتوم في ۸ محرم سنة (٨٢٤) هجرية
Kemudian diberikan kepada Zahir Barqaq, maka ia heran dengan kecerdasannya. Sehingga ia mendapatkan berbagai tugas di Mesir dan Syam di negeri tuannya Zahir Barqaq, dan menjadi penguasa di Mesir pada awal bulan Sya’ban tahun 815 H. Dan terus menjadi penguasa Mesir sampai meninggal dunia tanggal 8 Muharram 824 H.
فكانت مدة سلطنته على مصر ثمان سنين وخمسة أشهر وستة أيام. وهو الذي بنى جامع المؤيد المشهور باسمه في باب زويلة (باب المتولي) في القاهرة وقد وقف عليه شيئًا كثيرًا ولم يزل عامراً إلى وقتنا هذا ولا يزال إن شاء الله. وهو يعد من أفخر الآثار المصرية الآن .
Ia berkuasa di Mesir selama 8 tahun 5 bulan 6 hari. Dialah yang memba- ngun masjid Al Muayyid yang masyhur namanya di Bab Zuwailah (Bab Al Mutawally) di Kairo. Banyak barang-barang yang dikenal disitu dan Insya Allah sampai sekarang masih tetap ramai. Bangunan itu termasuk peninggalan yang paling megah di Mesir, sekarang.
هذه حالة الرقيق في الإسلام فقارن بينها وبين حالته قبله يظهر لك الفرق جليًا. فما أعظم حكمة الشارع الحكيم وما أعدل الإسلام.
Demikianlah keadaan budak di dalam Islam, maka bandingkanlah dengan keadaan sebelumnya niscaya nampak perbedaannya secara jelas di hadapan anda. Alangkah agung hikmah Allah Yang Maha Bijaksana dan langkah adilnya Islam itu.