حكمة سجدة التلاوة
Hikmah Sujud Tilawah
إعلم وفقني الله وإياك إلى صالح الأعمال أن الأنسان كلما امتثل وأتى بالطاعات التي أمر بها من قبل الشارع ازداد قربًا من الله تعالى الذي يقول في محكم كتابه:
Ketahuilah bahwa orang yang melaksanakan suatu ketaatan yang di perintahkan Allah akan bertambah dekat kepada-Nya. Disebutkan di dalam Kitab-Nya:
﴿ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِب ﴾١
Artinya: “Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)”. Al- Alaq: 19.
وناهيك بهذا القرب الذي يفتح على الإنسان كل أبواب الخير دنيا وآخرة. ولا شك أن سجدة التلاوة التي أمرنا الله بها فيها من الخضوع والتذلل لملك الملوك ورب الأرباب ما لا يخفى على إنسان.
Dekatnya hamba kepada Allah membuka pintu-pintu kebaikan dunia dan akherat. Tidak diragukan lagi, sujud tilawah yang diperintah Allah adalah bentuk ketundukan dan merendahkan diri di hadapan Allah.
وهناك حكمة أخرى، وهي مخالفة الشيطان الرجيم الذي أمر من جانب الحق جلّ وعلا بالسجود فأبى واستكبر وكان من المبعدين المطرودين من رحمة الله تعالى. ومن أجل ذلك ورد أنه كلما سجد الإنسان ازداد غيظ الشيطان وأخذ في البكاء والعويل والنواح. لأنه يرى الرحمات تنزل تترى من السماء على الراكعين الساجدين الذين امتثلوا أمر ربهم وهو محروم من تلك الرحمات العظيمة بسبب عصيانه. وقد ذكر في البدائع ما يأتي:
Di sana ada hikmah lain, yaitu untuk menentang syetan yang terkutuk Dia disuruh untuk bersujud kepada Adam tapi menolak dan sombong sehingga diusir dan dijauhkan dari rahmat Allah. Maka diriwayatkan, setiap kali orang bersujud, syetan bertambah marah, menangis dan memerintah, karena dia tahu ada beberapa rahmat yang diturunkan dari langit untuk orang-orang yang ruku dan sujud mentaati perintah Tuhan mereka, sementara syetan itu sendiri diharamkan mendapatkan rahmat karena ingkarnya. Diriwayatkan dalam kitab al-Badai”:
رَوَى أَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «إِذَا تَلَى ابْنُ آدَمَ آيَةَ السَّجْدَةِ فَسَجَدَ اِعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي وَيَقُوْلُ: أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُوْدِ فَسَجَدُ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُوْدِ فَلَمْ أَسْجُدْ فَلِي النَّارُ»
Artinya: “Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda: “Ketika Ibnu Adam membaca ayat sajadah lantas sujud, seفan menyendiri sambil menangis lalu berkata: “Ibnu Adam diperintah sujud lantas sujud maka dia mendapatkan surga. Sedangkan aku diperintah sujud tapi aku tidak sujud, maka aku mendapatkan neraka”.
والأصل أن الحكيم متى حكى من غير الحكيم أمرًا ولم يعقبه بالتكبير يدل على أنه صواب فكان الحديث دليلًا على كون ابن دم مأمورًا بالسجود. ومطلق الأمر للوجوب. ولأن الله تعالى ذمّ أقوامًا بترك السجود فقال:
Pada prinsipnya, meskipun suatu kebenaran itu diceriterakan melalui orang yang tidak benar dan tidak diikuti dengan sikap membesar-besarkan. maka menunjukkan bahwa kebenaran itu adalah benar (meskipun hadits di atas merupakan pernyataan syetan, tetapi pernyataan itu bisa dibenarkan, karena syetan menyatakannya dengan wajar bahkan sambil menangis. Pentj.). Oleh karena itu, maka hadits di atas menunjukkan perintah sujud kepada bani Adam dan perintah itu adalah mutlak wajib. Di samping itu Allah mencela kaum yang enggan sujud dengan firman-Nya :
﴿ وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنُ لَا يَسْجُدُونَ ﴾١
Artinya: “Dan apabila al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud.” Al-Insyiqaq 21.
وإنما يستحق الذم بترك الواجب. ولأن مواضع السجود في القرآن منقسمة: منها ما هو أمر بالسجود وإلزام للوجوب كما في آخر سورة القمر.
Adanya cela adalah akibat meninggalkan kewajiban. Di dalam al- Quran kewajiban sujud terdapat bermacam-macam bentuk, antara lain:
- Perintah sujud dengan mewajibkannya, seperti yang terdapat dalam su- rat al-Qamar.
ومنها ما هو إخبار عن استكبار الكفرة عن السجود فيجب علينا مخالفتهم بتحصيله.
- Berita tentang kesombongan orang-orang kafir yang enggan sujud, maka kita wajib sujud sebagai penentang kepada mereka
ومنها ما هو إخبار عن خشوع المطيعين فيجب علينا متابعتهم لقوله تعالى: ﴿ فَبِهُدَٰهُمُ اقْتَدِهْ ﴾٢ اهـ صدق الله العظيم.
Berita tentang khusyu’nya orang-orang yang taat, maka kita berusaha untuk mengikuti mereka, seperti firman Allah:
“Maka ikutilah petunjuk mereka” Al-An’am: 90.
١ (٩٦) العلق : ۱۹.
١ (٨٤) الإنشقاق : ۲۱.