حكمة تسوية الرجل والمرأة في بعض الأحكام دون البعض
Hikmah Persamaan Antara Laki-Laki Dan Perempuan Pada Sebagian Hukum Dan Tidak Pada Sebagian Yang Lain.
إعلم أن الحكمة في ذلك. هي أن للرجل خصائص وأمورًا في المجتمع الإنساني لا توجد في المرأة كما أن للمرأة خصائص وأمورًا لا توجد في الرجل. كما أنهما يجتمعان في بعض مسائل أخرى. ومن أجل ذلك لما أنزل الشارع الحكيم الأحكام لم يجعل الرجل والمرأة متساويين في المجتمع الإنساني.
Ketahuilah bahwa hikmahnya adalah karena laki-laki memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh kaum wanita. Begitu pula wanita memiliki kekhususan yang tidak terdapat pada laki-laki. Namun pada sebagian hal ada beberapa kesamaan antara keduanya. Oleh karena itu ketika Allah menurunkan hukum-hukum, Dia tidak memperlakukan sama kepada keduanya di dalam masyarakat.
فالرجل من خصائصه الجهاد وعمارة الأرض والاشتغال بالصنائع والحرف وما أشبه ذلك من الوظائف والمصالح الأخرى التي لم تكن المرأة تقدر على أدائها. ولأجل كونها لا تخرج من بيتها بل تحتجب والاحتجاب يمنعها من مباشرة هذه الأعمال المتوقف عليها عمار هذا الكون.
Beberapa kekhususan laki-laki adalah: jihad, meramaikan dunia, bekerja pada beberapa perusahaan, menjadi pegawai, serta kepentingan lain yang tidak mungkin dilakukan oleh wanita, dan karena itu wanita tidak diperkenankan keluar rumah atau bekerja yang berkaitan dengan pekerjaan laki-laki.
ومن هذا تعرف وتعلم أن للمرأة خصائص وأمورًا ليست للرجل كالتدبير المنزلي وما شاكل ذلك. وهذا على سبيل التنظير بين وظيفتيهما في الحياة. وهي تطبيق الأحكام الشرعية عليهما.
Perempuan juga memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh laki- laki, seperti mengatur urusan rumah tangga dan lain-lain.
سوّى الشارع الحكيم بين الرجل والمرأة في العبادات البدنية والحدود لأن مصلحة العبادات البدنية ومصلحة العقوبات يتساوى فيهما الرجال والنساء بخلاف الميراث والشهادة وغير ذلك فلم يسوّ بينهما لأن الرجل لما كان أكمل عقلًا من المرأة وهي أنقص منه عقلًا جعلت شهادتها نصف شهادة الرجل. ولما كان الرجل أكثر منها نفعًا في الهيئة الاجتماعية وهي لا تعاني ما يعانيه الرجل من تكبد المصاريف وغير ذلك جعل نصيبه في الميراث ضعف نصيب المرأة.
Allah menyamakan antara laki-laki dan perempuan dalam hal hukum- hukum ibadah dan hudud (kriminalitas) karena kedua masalah ini berlaku pada laki-laki dan perempuan, lain halnya dengan masalah warisan, syahadah, dan lain-lain. Laki-laki tidak sama dengan perempuan karena laki-laki lebih sempuma akalnya sehingga syahadah perempuan adalah separuh syahadah laki-laki. Karena laki-laki mempunyai kiprah lebih banyak dalam kegiatan kemasyarakatan yang tidak bisa dilakukan perempuan, maka bagian warisan laki-laki separuh lebih banyak dari bagian perempuan.
وقلنا إن تساويهما في العبادات البدنية لا ينافي أن يفرق بينهما في أليق المواضع بالتفريق وهو الجمعة والجماعة لأن المرأة ليست من أهل الخروج لمثل ذلك. وهذه حكمة بالغة من الشارع الحكيم.
Meskipun ada kesamaan dalam ibadah badaniah antara laki-laki dan perempuan, tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan antara keduanya seperti kewajiban shalat jummah dan jama’ah. Hal itu karena perempuan bukanlah orang yang biasa keluar rumah. Inilah hikmah yang jelas dari Allah Yang Maha Bijaksana.