حكمة تنوع العبادات
Hikmah Beragamnya Ibadah
قال الله تعالى:
Allah Ta’ala berfirman:
﴿ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللهِ لَا تُحْصُوهَآ ﴾۳
Artinya: “Apabila kamu menghitung-hitung nikmat Allah niscaya kamu ti- dak akan mampu menghitungnya”.
نعم إذا اتخذنا مياه البحر مدادًا وأغصان الأشجار أقلامًا وأديم الأرض صحيفة لما أحصينا نعم الله تعالى التي أنعم بها على عباده. ولما كانت العبادة متضمنة شكر الله تعالى على هذه النعم المتنوعة فكذلك كانت متنوعة
Ya, memang jika sekiranya air laut kita jadikan sebagai tinta, batang-batang pohon sebagai pena, dan permukaan tanah sebagai kertas. niscaya kita tidak akan selesai menghitung nikmat Allah Ta’ala yang telah dikaruniakan kepada hamba-hambaNya. Karena ibadah itu mencakup terima kasih kepada Allah Ta’ala atas nikmat yang bermacam-macam, maka ibadahpun bermacam-macam pula.
فإذا عرفت أن الله تعالى أنعم عليك بنعمة السمع والبصر والصحة وأنعم عليك بأعظم نعمة وهي معرفته جلّ شأنه. فاعلم أيضًا أن تنوع العبادات من صوم وصلاة وزكاة وحج وهلم جرا قد فرضها الله على هذه الكيفية ليكون الشكر متنوعًا كما أن النعم متنوعة.
Apabila kamu mengetahui bahwasanya Allah Ta’ala melimpahkan nikmat pendengaran, penglihatan, dan kesehatan kepadamu, sampai kepada nikmat yang paling besar yaitu mengenal Allah Yang Maha Mulia, maka ketahuilah bahwa ibadah yang bermacam-macam seperti puasa, shalat, zakat, haji dan lain sebagainya yang telah diwajibkan Allah dengan cara demikian, agar terima kasih kepada Allah itu juga bermacam-macam sebagaimana bermacam-macamnya nikmat.
ولا يقال إن الشكر قد قام بحق النعم لأن النعم لا تحصى. وأما العبادات فإنها محدودة محصورة. ومن هذا نعلم أننا إذا صمنا النهار وقمنا الليل وأدينا جميع العبادات على أكمل وجه وأتم نظام فلا تقوم بواجب الشكر الله تعالى مهما طال العمر واتصلت الأيام.
Tidak bisa dikatakan, bahwa sesungguhnya berterimakasih itu berarti telah menunaikan hak kenikmatan, karena kenikmatan itu tidak terhitung, sedangkan ibadah itu sangat terbatas. Dari sini kita mengetahui, apabila kita berpuasa pada siang hari, bangun malam, dan melakukan semua ibadah sesempurna mungkin dan serapi mungkin, tidak berarti kita telah menunaikan kewajiban bersyukur kepada Allah Ta’ala sepanjang masa.