الحكمة في اللقيط
Hikmah Memungut Anak Temuan (Laquith)
اللقط في اللغة: هو فعيل من اللقط بمعنى المفعول. وهو الملقوط الملقى. وفي عرف الشرع: اسم للطفل المفقود وهو الملقى أو الطفل المأخوذ والمرفوع عادة وتسمية اللفظ باسم العاقبة لأنه يلفظ عادة ويرفع وتسمية الشيء باسم عاقبته أمر جائز وشائع كما قال الله تعالى:
Al Laqiith berasal dari kata Al Luqth, wazannya adalah Fa’iil yang mempunyai arti sama dengan wazan Ismul Maf’ul yaitu al Malquth-al Mulqu (yang terlempar/hilang). Sedang menurut hukum syara’ adalah sebutan anal kecil yang dipungut dan diangkat menurut kebiasaan. Pengambilan nama sesuatu dengan mengambil nama dari akibat penderitaan yang dialaminya itu boleh dan umum. Sebagaimana firman Allah:
﴿ إِنِّي أَرَانِي أَعْصِرُ خَمْرًا ﴾١
Artinya: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur”. (Yusuf:36).
وقال جل شأنه: ﴿ إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُوْنَ ﴾١
Artinya: “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” (Az Zumar: 30).
سمي العنب خمرًا والذي يموت ميتًا باسم العاقبة. والحكمة فيه ترجع إلى الثواب العظيم لمن يأخذ ويرفع هذا اللقيط. لأنه تسبب في إحياء نفس طاهرة لم تقترف ذنبًا ولا لممًا. وقد قال الله تعالى:
Anggur dinamai khamr dan yang mati disebut mayit dengan nama sebutan karena akibat yang dideritanya. Sedang hikmahnya adalah adanya pahala yang besar bagi orang yang memungut dan mengangkat anak temuan ini. Karena menghidupkan jiwa yang suci, tidak berdosa dan tidak bersalah.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿ وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ﴾٢
Artinya: “Dan barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.” (Al Maidah 32).
روي أن رجلًا أتى سيدنا عليًا كرم الله وجهه بلقيط فقال: هو حر ولأن أكون وليت من أمره مثل الذي وليت أنت كان أحب إليّ من كذا وكذا وقد عدّ جملة من أعمال الخير.
Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Sayidina Ali Karamallahu wajhah dengan membawa anak temuan. Kemudian beliau mengatakan: Dia merdeka dan kalaulah saya menjadi walinya seperti kamu niscaya lebih aku sukai dari pada begitu dan begitu, dan beliau memasukkan (perbuatannya) kepada golongan perbuatan yang baik.
فانظر يارعاك الله كيف رغب علي كرم الله وجهه في الالتقاط وبالغ في الترغيب فيه حيث فضله على كثير من أعمال الخير. وما ذاك إلَّا لأن فيه الثواب العظيم والأجر الجزيل.
Coba perhatikanlah hai hamba Allah bagaimana Ali karramlahu wajhah mencintai pemungutan (anak temuan) lebih banyak dari pada perbuatan baik lainnya. Hal itu tidak lain karena pahala yang besar dan balasan yang banyak.
وقد اهتمت الحكومات الغير الإسلامية بشأن اللقيط اهتمامًا يذكر. وبنت له الدور الواسعة حتى إذا شبّ وترعرع أدخلته معاهد العلم وربته تربية حسنة فينشأ متعلمًا متأدبًا فيفيد نفسه وأمته في المستقبل. فأولى بذلك الحكومات الإسلامية التي دينها يأمرها بمعاملة هذا اللقيط بالحسنى لأجل أن ينشأ متعلمًا ويكون عضوًا عاملًا في الهيئة الاجتماعية.
Negara yang bukan Islampun memperhatikan anak temuan sebagaimana perhatian kita kepadanya. Pemerintah membangun rumah-rumah besar, sehingga apabila anak telah menjadi besar pemerintah memasukannya ke lembaga-lembaga ilmu pengetahuan dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik. Agar ia tumbuh berkembang dalam keadaan terpelajar dan terdidik yang kelak bermanfaat bagi dirinya dan ummatnya di masa depan. Lebih-lebih pemerintah Islam di mana agama menganjurkan untuk memperlakukan anak temuan semacam ini dengan cara yang baik agar ia tumbuh dalam keadaan terpelajar dan menjadi anggota masyarakat yang berfungsi di dalam lembaga-lembaga sosial.