الحكمة في اللقطة
Hikmah Barang Temuan (Luqathah)
الحكمة في اللقطة ترجع إلى الثواب العظيم الذي يناله الملتقط بسبب هذه اللقطة من الله سبحانه وتعالى يوم لا ينفع مال ولا بنون إلَّا من أتى الله بقلب سليم إذ يمن عليه بالأجر الجزيل، والثواب العظيم. زد على ذلك أن الناس تذكره بالشكر والحمد بالنسبة لما أسداه من صنع الجميل وحفظ هذه الأمانة في يده المدة المقررة شرعًا.
Barang temuan mempunyai hikmah yang besar. Orang yang menemukan barang temuan dari Allah Subhanahu wa ta’ala akan mendapatkan pahala yang agung di hari mana harta dan anak tidak berguna melainkan bagi orang yang datang kepada Allah dengan hati yang suci. Demikian pula orang menyebutnya dengan rasa terima kasih dan memujinya sesuai dengan perbuatan baik yang dilakukannya serta karena amanat yang diembannya dalam batas waktu tertentu menurut hukum syara’.
واللقطة نوعان: نوع من المال الساقط الذي لا يعرف مالكه. ونوع من الحيوان مثل الإبل والبقر والغنم. وإذا أخذ اللقطة فالواجب عليه أن يعرفها. لما ورد عن رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قال: «عرفها حولاً» حين سئل عن اللقطة.
Luqathah atau barang temuan ada dua macam. Pertama, berupa harta/ uang yang jatuh dan tidak diketahui pemiliknya. Dan kedua, berupa hewan seperti unta, lembu, dan kambing. Apabila seseorang menemukannya maka ia wajib mengumumkannya. Telah diriwayatkan bahwa rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang barang temuan maka beliau menjawab:
عَرِّفْهَا سَنَةً
Artinya: Umumkanlah selama satu tahun.
وروي أن رجلًا جاء إلى عبد الله بن عمر رضي الله عنه فقال:
Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu. mengatakan:
إِنِّي وَجَدْتُ لُقْطَةً فَمَا تَأْمُرُنِي فِيْهَا فَقَالَ عَرِّفْهَا سَنَةً.
Artinya: “Sesungguhnya aku menemukan barang, lantas apakah yang akan engkau perintahkan kepadaku? Maka beliau menjawab: umumkanlah selama satu tahun”.
ويختلف قدر المدة لاختلاف اللقطة. فإن كان شيئًا تبلغ قيمته عشرة دراهم فصاعدًا يعرفه حولًا، وإن كان شيئًا قيمته أقل من ذلك يعرفه أيامًا على حسب ما يري.
Orang berselisih pendapat tentang lama waktu mengumumkan berdasarkan nilai barang temuan. Apabila nilai barang temuan itu mencapai sepuluh dirham ke atas maka jangka waktu mengumumkannya satu tahun, dan kurang dari pada itu cukup diumumkan dalam beberapa hari sesuai dengan keadaan.
وروى الحسن بن زياد عن أبي حنيفة رضي الله عنه أنه قال: التعريف على خطر المال. إن كان مائة ونحوها عرفها سنة، وإن كان عشرة ونحوها عرفها شهرًا، وإن كان ثلاثة ونحوها عرفها جمعة أو قال: عشرة وإن كان درهمًا ونحوه عرفه يومًا،
Hasan bin Ziyad meriwayatkan dari Abi Hanifah Radhiyallahu ‘anhu. ia mengatakan bahwa pengumuman itu didasarkan atas bahaya (kekhawatiran) terhadap harta/barang temuan itu. Apabila mencapai seratus (dirham) diumumkan dalam waktu satu tahun. Apabila berjumlah sepuluh dirham diumumkan selama sebulan. Apabila bernilai tiga dirham diumumkan sampai hari jum’at atau sepuluh hari. Apabila senilai satu dirham diumumkan satu hari.
وإن كان ثمرة أو كسرة تصدق بها. وإنما تكمل مدة التعريف إذا كان مما لا يتسارع إليه الفساد. فإن خاف الفساد لم تكمل ويتصدق بها.
Dan apabila berupa sebuah kurma atau uang receh/pecahan kecil maka sedekahkanlah. Jangka waktu pengumuman tersebut bisa dilakukan untuk barang yang tidak cepat rusak. Jika dikhawatirkan rusak maka tidak harus memenuhi aturan itu dan sedekahkanlah harta itu.
وإذا كانت اللقطة من أنواع الحيوان وأنفق عليها شيئًا. فإن أتفق عليها بأمر القاضي يكون دينًا على صاحبها؛ وإن كان الإنفاق بغير إذن القاضي فيكون متطوعًا. والأحسن أن يرفع الأمر للقاضي.
Apabila luqathah itu berupa hewan dan dibutuhkan biaya pemeliharaan, maka harus dibiayai atas perintah hakim dan biaya itu menjadi piutang yang harus dibayar oleh pemiliknya. Jika biaya itu bukan atas perintah hakim maka biaya itu merupakan bantuan suka rela. Tapi yang paling utama urusan itu diajukan kepada hakim.
فإن كانت بهيمة ينتفع بها بطريق الإجارة أمر بأن يؤجرها وينفق عليها من أجرتها وإن كانت مما لا ينتفع بها بطريق الإجارة وخشي لو أنفق عليها أن تستغرق النفقة قيمتها يبيعها ويحفظ ثمنها عنده.
Jika berupa binatang ternak yang pemanfaatannya dengan jalan disewakan, maka diperintah untuk menyewakan dan hasil sewa itu digunakan untuk membiayai ongkos pemeliharaan. Jika pemanfaatannya tidak dengan cara penyewaan dan dikhawatirkan akan memakan biaya, maka hendaknya ia menjualnya kemudian menyimpan serta memelihara hasil penjualannya. Orang yang menemukan berkewajiban menyimpan luqathah dengan memberikan nafkah sebagaimana ia harus menyimpan hasil penjualannya.
وله أن يحبس اللقطة بالنفقة كما يحبس المبيع بالثمن. وإن امتنع عن أداء النفقة باعها القاضي ودفع إليه قدر ما أنفق. هذا وباقي الأحكام مذكورة في فروع الفقه فراجعها هناك إذا أردت المزيد.
Apabila enggan memberikan nafkah maka hakim menjualnya dan membayar seharga biaya yang dikeluarkannya. Inilah hukum luqathah dan selebihnya disebutkan di dalam cabang-cabang ilmu fikih dan periksalah jika anda ingin mengetahui lebih lanjut.