حكمة الشهادة
Hikmah Kesaksian (Syahadah)
الحكمة فيها عظيمة جليلة. لأن بها إثبات كل الحقوق ولكونها ترجح قول المدعى على قول المدعي عليه. ولها شروط خاصة مذكورة في فروع الفقه.
Kesaksian mempunyai hikmah yang agung, karena dengan adanya kesaksian itu suatu peristiwa bisa ditetapkan dan karena ia memperkuat pendapat penggugat dan tergugat. Dalam kesaksian terdapat beberapa syarat khusus yang terdapat dalam kitab fiqih.
إذا وقفت عليها وفقهتها عرفت عدل الإسلام ولسجدت لهذا الدين الحنيف القويم الذي لم يترك بابًا من أبواب المنافع إلا طرقه. ولا فائدة من الفوائد العظمى إلا وبينها بأعظم وجه وأرجح دليل. ويلزم الشاهد أداء الشهادة لله سبحانه وتعالى لقوله عزّ وجلّ:
Kalau anda mengetahuinya, pasti memahami tentang keadilan Islam sehingga akan tunduk kepada ajarannya yang membawa faedah besar yang pasti diterangkan dengan dalil dan alasan yang kuat. Seorang saksi (syahid) wajib melakukan kesaksiannya karena Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
﴿ وَأَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لله ﴾١
Artinya: “Dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah“. Al-Thalaq: 2
وقوله جلّ شأنه: ﴿ كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلّٰهِ ﴾٢
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah”. Al-Nisa’: 135.
وإذا طلب الشاهد على حقوق العباد وامتنع يأثم لقوله تعالى:
Kalau seorang saksi enggan diminta jadi saksi, dia akan mendapatkan dosa, berdasarkan firman Allah:
﴿ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَآءُ إِذَا مَا ﴾۳
Artinya: “Dan janganlah suksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil”. Al-Baqarah: 292.
أي دعاهم صاحب الحق لأداء الشهادة. لأن الشهادة تعتبر أمانة المشهود له وهي واجبة في ذمة الشاهد. وقد قال الله تعالى:
Yakni ketika pemilik hak memohon kepadanya untuk menjadi saksi maka dia tidak boleh menolak sebab kesaksian itu merupakan amanat bagi orang yang meminta kesaksian dan menjadi tanggungan bagi saksi. Allah berfirman:
﴿ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْاَمَٰنَٰتِ إِلَى أَهْلِهَا ﴾٤.
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”. Al-Nisa’ : 58.
والشهادة في حقوق الله تعالى فيما سوى أسباب الحدود مثل الطلاق والعتاق والظهار والإيلاء ونحو ذلك تعتبر أمانة وتلزمه حسبة الله تعالى عند الحاجة من غير طلب من أحد من الناس.
Kesaksian pada hak-hak Allah selain yang menyebabkan terjadinya hudud (hukuman) seperti talak, ila’, dzihar dan lain-lain adalah merupakan amanat yang wajib diberikan permintaan dari seseorang.
والشهادة في أسباب الحدود مثل الزنا والسرقة وشرب الخمر والقذف وغير ذلك فهو مخیر بین أن يشهد حسبة الله تعالى وبين أن يستر. لأن كل واحد منهما أمر مندوب إليه. لأن الله جل شأنه قال: ﴿ وَأَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ﴾٥
Sedangkan kesaksian pada hal-hal yang menyebabkan terjadinya hudud (hukuman) seperti zina, pencurian, minum khamer, tuduhan dan lain-lain bisa dipilih antara dua; memberikan persaksian kepada Allah atau mendiamkan saja, karena antara keduanya dianjurkan. Pada satu sisi Allah berfirman: “Dan hendak lah kamu tegakkan kesaksian karena Allah“. (Al-Thalaq: 2),
وقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Namun pada sisi lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. bersabda:
«مَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ سَتَرَ اللهُ عَلَيْهِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ»
Artinya: “Barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akherat”.
فإن شاء اختار جهة الحسبة الله تعالى. وإن شاء اختار جهة الستر على في عباد الله المسلمين.
Maka bagi seorang saksi boleh memilih salah satunya; boleh memberikan kesaksian dan boleh menyembunyikannya.