الحكمة في أن الملوك لو أخذوا الصدقات والعشور والخراج تسقط عن أربابها
Hikmah Jika Penguasa Memungut Sedekah, Seper Sepuluh Tanah dan Pajak, Maka Pemiliknya Lepas dari Tanggungan Wajib Zakat
إعلم وفقك الله لفهم شريعته أن للإمام حق المطالبة بأداء الزكاة من الذين وجبت عليهم بدليل قوله تعالى مخاطبًا نبيه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Ketahuilah, bahwa Allah menganjurkan agar anda memahami syariat-Nya. Sesungguhnya Imam (Pemimpin) itu berhak untuk menuntut orang- orang yang berkewajiban mengeluarkan zakat agar menunaikan kewajibannya. Berdasarkan atas firman Allah kepada NabiNya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
﴿ خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا ﴾١،
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”. (At Taubat 103).
والآية الشريفة نزلت في الزكاة. وعلى ذلك عامة أهل التأويل. ولا خلاف في أن الزكاة تسقط عن صاحبها إذا دفعت للإمام أو عماله إنما الخلاف وقع في دفعها لغير الإمام والحق أنها تسقط. وذكر في البدائع ما يأتي.
Ayat di atas diturunkan berurusan dengan zakat. Demikian menurut kebanyakan ahli ta’wil. Tidak diperselisihkan, bahwa orang yang berkewajiban zakat itu lepas dari tanggungannya bila zakat telah dibayarkan kepada Imam atau Amilnya. Tetapi yang diperselisihkan itu apabila zakat dibayarkan kepada selain Imam. Dan yang dapat dijadikan sebagai pegangan adalah lepas dari tanggungan. Disebutkan di dalam kitab Al Bada’i’ sebagai berikut:
وأما سلاطين زماننا الذين إذا أخذوا الصدقات والعشور والخراج ولا يضعونها مواضعها فهل تسقط هذه الحقوق عن أربابها؟ اختلف المشايخ فيه. ذكر الفقيه أبو جعفر الهندواني: إلى أنه يسقط ذلك كله. وإن كانوا لا يضعونها في أهلها.
Adapun para penguasa sekarang yang mengambil sedekah, sepersepuluh tanah, dan pajak sementara mereka tidak meletakkan pada tempat yang sebenarnya apakah hak-hak itu lepas dari pemiliknya? Para ahli berbeda pendapat tentang hal itu. Al Faqih Abu Ja’far Al Hindawani berpendapat bahwa hak kewajiban itu telah lepas dari tanggungan pemiliknya meskipun mereka tidak memberikan zakat itu kepada orang yang berhak menerimanya.
لأن حق الأخذ لهم فيسقط عنا بأخذهم ثم إنهم إن لم يضعوها مواضعها فالوبال عليهم. وقال الشيخ أبو بكر بن سعيد: إن الخراج يسقط ولا تسقط الصدقات. لأن الخراج يصرف إلى المقاتلة وهم يصرفون إلى المقاتلة ويقاتلون العدو. ألا ترى أنه لو ظهر العدو فإنهم يقاتلون ويذبون عن حريم المسلمين.
Karena mereka memiliki hak untuk mengambilnya. Maka lepaslah hak kewajiban kita dengan pengambilan mereka itu. Adapun kalau mereka tidak memberikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya, maka siksa tetap ada pada mereka. Al Syaikh Abu Bakar bin Said mengatakan bahwa pemilik pajak lepas dari tanggungan, sedang sedekah tidak. Karena pajak itu dipergunakan dalam peperangan dan mereka juga dimanfaatkan untuk memerangi musuh. Tahukah anda jika musuh menyerbu, mereka memerangi dan mengusirnya dari lingkungan kaum Muslim.
فأما الزكوات والصدقات فإنهم لا يضعونها في أهلها. وقال أبو بكر الإسكافي: ان جميع ذلك يسقط ويعطى ثانيًا لأنهم لا يضعونها مواضعها. ولو نوى صاحب المال وقت الدفع أن يدفع إليهم ذلك عن زكاة ماله قيل يجوز لأنهم فقراء في الحقيقة، ألا ترى إنهم لو أدّوا ما عليهم من التبعات والمظالم صاروا فقراء.
Adapun zakat dan sedekah mereka berikan kepada orang yang berhak menerimanya. Abu Bakar Al Iskafi mengatakan, bahwa semuanya lepas dari tanggungan dan dipungut lagi karena mereka tidak meletakkan pada tempat yang sebenarnya. Jika pemilik harta berniat untuk membayar zakat ketika menyerahkan kepada mereka, maka dikatakan bahwa hal itu boleh karena pada hakekatnya mereka termasuk golongan fakir, Tahukah anda jika mereka mendapat cobaan dan penganiayaan akan menjadi fakir.
وروي عن أبي مطيع البلخي أنه قال: تجوز الصدقة لعلي بن عيسى بن هامان، وكان والي خراسان. وإنما قال ذلك لما ذكرنا. وحكي عن أمير بلخ سأل واحدًا من الفقهاء عن كفارة يمين لزمته فأمره بالصيام فبكى الأمير وعرف أنه يقول:
Diriwayatkan dari Abi Muthi’ Al Balakhi, ia mengatakan, bahwa sedekah itu boleh diterima oleh Ali bin Isa bin Haman seorang wali negri Khurasan. Ia mengatakan demikian dengan beralasan seperti yang telah kita sebutkan. Dihikayatkan dari Amir Balakh yang bertanya kepada salah Seorang ahli Fiqih tentang kifarat (denda) karena melanggar sumpah yang harus ia kerjakan, maka ia menyuruhnya berpuasa. Maka Amir menangis dan mengetahui bahwa ia mengatakan:
لو أدّيت ما عليك من التبعات والمظالم لم يبق لك شيء: وقيل إن السلطان لو أخذ مالًا من رجل بغير حق مصادرة فنوى صاحب المال وقت الدفع أن يكون ذلك عن زكاة ماله وعشر أرضه يجوز ذلك والله أعلم.
Jikalau kamu menghadapi cobaan dan penganiayaan niscaya puasa itu tidak ada artinya dibanding dengan menghadapi cobaan dan penganiayaan. Dikatakan jika penguasa mengambil harta dari seorang sementara ia tidak berhak untuk mengeluarkan zakatnya, kemudian pemilik harta itu berniat untuk memba yarkan zakat harta bendanya dan sepersepuluh dari tanahnya, maka hukumnya boleh. Allah lebih mengetahui.