حكمة حد القذف بالزنا
Hikmah Hukum Had Karena Menuduh Orang Lain Berzina
إعلم أن القاذف غيره بالزنا يلصق بالمقذوف وصمة قبيحة لو تحققت وكان صادقًا لسقطت قيمة المقذوف في المجتمع الإنساني .
Ketahuilah bahwa orang yang menuduh orang lain berzina berarti telah meletakkan kejahatan pada orang lain andai kata itu benar dan nyata niscaya jatuhlah harga orang yang mendapatkan tuduhan di mata masyarakat manusia.
من أجل ذلك قرر الشارع الحكيم عليه الحد وهو ثمانون جلدة إذا ظهر كذبه مع عدم قبول شهادته حتى يتوب. والحكمة في ذلك ليس لكذبه فقط بل لعلة أخرى؛
Untuk itu Allah Yang Maha Bijaksana menetapkan had baginya delapan puluh kali dera, jika jelas ia berdusta disertai dengan persaksian yang tidak dapat diterima sampai ia bertaubat. Hikmahnya bukan karena ia berdusta tetapi karena ada sebab yang lain.
وهي أن قذف غيره بالزنا ربما صدقه مصدق لم يعلم بكذبه فيحقر المقذوف ويشهر به بين الناس ويذيع عنه الفاحشة ولا شك فيه ضرر بالمقذوف وتعطيل لمصلحته. خصوصًا إذا كان محترفًا بحرفة لا يحترف بها إلَّا من كان أمينًا ومتصفًا بعفة النفس وحسن السير والسيرة.
Yaitu menuduh orang lain berzina mungkin dibenarkan orang lain yang dia sendiri tidak tahu kebohongan orang yang menuduh, maka ia telah menghina orang yang dituduh, sehingga terkenal dikalangan manusia dan tersiar kekejiannya. Tidak diragukan bahwa hal ini membahayakan orang yang dituduh dan menghilangkan kebaikannya. Khususnya jika ia melakukan pekerjaan yang bukan menjadi keahliannya. Kecuali bagi orang yang dapat dipercaya dan menjaga kesucian diri serta mempunyai kelakuan yang baik.
والحكمة في جعل الحد هكذا وهو عدم قبول شهادته حتى يتوب وجلده ثمانين جلدة ترجع إلى اعتبارين .
Hikmah hukuman had ditentukan demikian, yakni tidak diterima persaksiannya sampai bertaubat dan didera delapan puluh kali adalah sbb.
الأول: إن حد الزاني مائة جلدة. والقاذف أقل ذنبًا من الزاني. فأنقص الشارع حده إلى ثمانين جلدة . وهو إنقاص معقول بني على قاعدة العدل.
Pertama, orang yang berzina dihukum seratus kali dera. Sementara. orang yang menuduh orang lain berzina dosanya lebih sedikit dari pada orang yang berzina sendiri. Maka Allah mengurangi hukuman hadnya sampai delapan puluh kali dera adalah pengurangan yang masuk akal berdasarkan atas keadilan.
والثاني: إن القدف إخبار بالكذب. فحظر الشارع قبول شهادته حتى يتوب. لأنه إذا لم يتب صار متهمًا بالكذب فيما يخبر به. والشهادة لا تقبل إلَّا ممن هو موصوف بالصدق فمن هنا ظهر أن الجزاء كان من جنس العمل
Kedua Tuduhan itu memberitakan kebohongan. Maka Allah mencegah untuk menerima persaksiannya sampai bertaubat. Sebab kalau tidak bertaubat ia sendiri tertuduh berbohong terhadap apa yang diberitakannya. Sementara persaksian tidak diterima kecuali orang yang bersifat jujur. Dan jelaslah sudah bahwa balasan sesuai dengan perbuatan.
وهناك حكمة أخرى. وهي أن الشارع جمع بين عقوبة البدن بالجلد، وعقوبة النفس بعدم قبول الشهادة. ليكون الزجر أقوى حتى لا يعود إلى القذف مرة أخرى. وقد قال الله تعالى:
Ada hikmah yang lain. Yakni Allah memadukan antara hukuman badan berupa dera dan hukuman jiwa dengan tidak menerima persaksian. Agaria benar-benar jera dan tidak melakukan tuduhan kembali. Allah Ta’ala berfirman:
﴿ وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَآءَ فَاجْلِدُ وهُمْ ثَمَٰنِينَ جَلْدَةً وَلَا نَقْبَلُوا لَهُمْ شَهَادَةً أَبَدًا وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ، إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَّحِيْمٌ ﴾١ صدق الله العظيم.
Artinya: “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik. Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.” (An Nuur 4-5).