الحكمة في جعل نصيب الذكر
ضعف نصيب الأنثى
Hikmah Bagian Laki-laki Dua Kali Lipat Bagian Wanita
إن الشارع الحكيم جعل نصيب الذكر ضعف نصيب الأنثى فيما عدا الأخوة لأم. لأن الأخوة لأم يرثون بواسطة أمهم وهي أنثى. فلذلك اشتركوا جميعا على السواء. ولا يزيد نصيبهم على الثلث مهما بلغوا في العدد. وكذلك يرثون مع وجود أمهم بخلاف ما إذا ورثوا من آبائهم وباقي أقاربهم وغير ما ذكر فإن للذكر مثل حظ الأنثيين.
Allah Yang Maha Bijaksana menetapkan bagian laki-laki dua kali lipat bagian wanita selain saudara ibu yang sekandung. Karena saudara ibu yang sekandung memperoleh bagian melalui ibu yang dia sendiri adalah wanita. Oleh karena itu mereka memperoleh bagian yang sama. Bagian mereka tidak lebih dari sepertiga meskipun banyak jumlahnya. Demikian pula mereka memperoleh bagian karena adanya ibu. Sebaliknya jika mereka mendapatkan bagian dari ayah dan keluarga dekat lainnya selain yang telah disebutkan. Maka lelaki mendapatkan bagian dua kali lipat bagian wanita.
والحكمة في أن نصيب الذكر ضعف نصيب الأنثى. أن الذكر يكد ويكدح في طلب الرزق للإنفاق على بيته وأولاده ومن تجب عليه نفقته شرعا. بل هو الذي عليه الاعتماد في تدبير الشؤون الخاصة والعامة.
Adapun hikmah bagian kaum pria dua kali lipat bagian wanita. Karena pria bersusah payah mencari rizki untuk menafkahi keluarga, anak-anaknya, dan orang-orang yang wajib diberi nafkah secara hukum. Bahkan ia menjadi tempat bersandar dalam mengurus urusan yang bersifat umum dan khusus.
بخلاف الأنثى التي هي دائما متوارية بالحجاب لا عمل لها إلَّا تدبير شؤون المنزل الداخلية. وهي التي ينفق عليها زوجها ويكلف بذلك شرعا ولو كانت في سعة من المال وصلاح الحال.
Lain halnya dengan wanita yang senantiasa berada di belakang tabir dan tugasnya mengurus masalah yang ada di dalam rumah. Dialah yang diberi nafkah oleh suaminya yang menjadi beban tanggung jawab secara hukum meskipun istri memiliki harta dan kehidupan yang baik.
وأيضًا إن الذكر يكلف نفسه من متاعب الحياة ما لا تقدر عليه الأنثى. فهو الذي يفلح الأرض ويقاسي الشدائد في استثمارها وهو الذي يجوب الأقطار ويعاني وعثاء الأسفار في البر والبحر للتجارة وغيرها.
Pula karena lelaki memikulkan pada dirinya beban tanggung jawab untuk bersusah payah yang tidak mampu dilakukan oleh wanita. Dialah yang menggarap tanah pertanian dan menderita kesengsaraan dalam mengembangkan tanah tersebut. Dialah yang berkelana ke berbagai negeri dan menempuh perjalanan di darat dan dilaut untuk berdagang yang pasti merasakan kesukaran.
وهو الذي يباشر الحروب ويعرض نفسه لخطر الموت في نصرة الدين وحمى الأوطان. وهو الذي يؤدي الأعمال التي تنزم لمصلحة الأمة سواء أكانت هذه الأعمال متعلقة بالقضاء أو صيانة الأموال أو غير ذلك من سائر الوظائف والمناصب.
Dialah yang terjun dalam peperangan menghadapi bahaya maut dalam rangka membela agama dan mempertahankan tanah air. Dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang harus di lakukan untuk kepentingan ummat, baik pekerjaan itu berkaitan dengna hukum atau berkaitan dengan pemeliharaan harta dan lain sebagainya dari seluruh tugas dan jabatan.
من أجل ذالك جعل الشارع الحكيم نصيبه ضعف نصيب الأنثى إذ المال أكبر مساعد بلإنسان على تخفيف مناعب العيش وتسهيل أسباب الكسب. وقال العلامة النسفي رضي الله عنه ما يأتي :
Untuk itu Allah Yang Maha Bijaksana menentukan bagiannya dua kali lipat bagian wanita. Karena harta itu penolong terbesar bagi manusia untuk meringankan beban penghidupan dan memudahkan sebab-sebab memperoleh hasil usaha. Al ‘Allaamah Al Nasafi Radhiyallahu ‘anhu mengatakan sebagai berikut:
فضل اارجل عن المرأة بالعقل والعزم والحام والرأي والقوة والغزو وكمال الصوم والصلاة والنبوة والخلافة والإمامة والأذان والخطبة والجماعة والجمعة وتكبير التشريق عند ابي حنيفة رضي الله عنه. والشهادة في الحدود والقصاص وتضعيف الميراث والتعصيب فيه وملك النكاح والطلاق. وإليهم الانتساب وهم أصحاب اللحى والعمائم اهـ.
Keutamaan lelaki dibanding dengan wanita terdapat pada akal, azam, kekuatan, pendapat, dalam peperangan, dalam kesempurnaan puasa, shalat, kenabian, kekhalifahan, kepemimpinan, khutbah, perkumpulan, shalat jum’ah, dan mengagungkan hari-hari tasyriq menurut Abi Hanifah Radhiyallahu ‘anhu. Kemudian dalam persaksian, hukum (had), Qishash, melemahkan hak waris dan bagian ‘ashabah, serta adanya kekuasaan untuk melakukan nikah dan thalak. Kepada merekalah segala sesuatu diatas namakan. Dan mereka adalah manusia-mansuia berjenggot dan memakai surban.