حكمة تساوي الأب والأم في الميراث
Hak Persamaan Ayah dan Ibu dalam Menerima Bagian Harta Waris
إعلم أن الشارع الحكيم وإن كان فضل الرجل على المرأة في بعض الأحوال وجعل للذكر مثل حظ الأنثيين إلَّا أنه في بعض الأحوال يراعي المناسبات والظروف التي تقضي بالخروج عن هذه القاعدة فيسوي بينهما.
Ketahuilah bahwa Allah Yang Maha Bijaksana meskipun memberikan kelebihan orang lelaki atas wanita, dan memberikan bagian orang laki-laki dua kali lipat bagian perempuan. Akan tetapi pada suatu saat memperhatikan persesuaian dan kondisi yang mengharuskan keluar dari kaidah ini, maka Ia menyamakan bagian yang diterima laki-laki dengan yang diterima perempuan (ayah dan ibu).
وإن من هذه المناسبات وهذه الظروف كونهما يتساويان في الميراث في تركة ولدهما المتوفى إن كان له ولد. والحكمة في ذلك أن الشارع الحكيم لاحظ أن كلًا منهما مساو للآخر في وجود الولد.
Diantara persesuaian itu adalah persamaan dalam menerima bagian harta pusaka dari anaknya yang meninggal, jika anak yang meninggal itu mempunyai anak. Hikmahnya, Allah Yang Maha Bijaksana memperhatikan bahwa masing-masing mendapat bagian yang sama karena adanya anak.
وإن كان الأب قد يمتاز عن الأم في بعض الأحوال. فإن ذلك من جهة كونه عصبة .
Meskipun ayah mempunyai kelebihan dibanding ibu pada saat tertentu yakni sebagai Ashabah.
وذلك أنه إذا مات الولد مثلًا وترك أبًا وأمًا وبنتًا فإن للبنت النصف وللأم السدس وللأب السدس فرضًا والسدس الباقي يأخذه الأب أيضًا بطريق التعصيب. من أجل ذلك جعل الشارع الحكيم نصيبهما كما علمت. وهي حكمة بالغة .
Jika anak meninggal umpamanya, sementara ia meninggalkan ayah, ibu, dan seorang anak perempuan, maka anak perempuan itu mendapat bagian separoh, ibu mendapat seper enam demikian pula ayah mendapatkan seper enam, sedang seper enam sisanya menjadi milik,ayah sebagai Ashabah. Oleh karena itu Allah Yang Maha Bijaksana menentukan bagian ayah dan ibu dengan bagian yang sama sebagiamana anda ketahui. Inilah hikmah yang sangat agung.