حكمة موانع الإرث
Hikmah Larangan Memperoleh Harta Waris
إعلم أن الإرث شرع للتألف والتعاون وإيصال المنفعة إلى الأقارب كما قلنا في غير هذا الموضع .
Ketahuilah bahwa masalah waris disyari’atkan agar terjadi kerja sama, saling kasih menyayangi dan memberikan manfaat kepada kerabat sebagaimana telah kita sampaikan pada bab yang terdahulu.
فالقاتل الذي يقتل قريبًا له لأجل أن يرثه أو لسبب آخر قد قطع القرابة وأوصل الأذى إلى من هو مأمور بمراعاة حرمته شرعًا .
Maka orang yang membunuh keluarga dekatnya agar ia mendapatkan harta pusaka atau karena sebab lain, berarti ia telah memutuskan hubungan keluarga dan menyakiti orang lain padahal ia diperintahkan untuk memperhatikan kehormatannya menurut syara’.
من أجل ذلك حرمها الشارع الحكيم ومنعه من أن يرث من المقتول. وقد ردّ الله عليه قصده. لأنه استعجال بالشيء قبل أوانه فلذلك عوقب بحرمانه .
Untuk itu Allah Yang Maha Bijaksana mengharamkan dan mencegahnya untuk mendapatkan harta waris dari orang yang dibunuhnya. Allah telah menolak maksudnya. Karena ia mempercepat suatu ketentuan sebe- lum datang waktunya, sehingga ia dihukum dengan larangan mendapatkan harta waris.
ونظير ذلك. أنه إذا طلق الرجل امرأته في مرض موته فرارًا من الإرث فإن الشارع الحكيم ردّ قوله هذا وجعلها ترث من التركة إذا مات الزوج وهي في العدة.
Di samping itu jika seorang laki-laki menceraikan istrinya ketika orang yang akan mati itu sakit agar tidak mendapatkan harta waris, maka Allah Yang Maha Bijaksana menolak perkataannya dan menetapkan wanita itu memperoleh harta pusaka jika suami meninggal sementara ia sedang ada dalam iddah.
وللشارع حكمة أخرى في عدم إرث القاتل من المقتول. وهي تحذير الناس من إتيان وارتكاب هذا الجرم الشنيع. الذي يستحق فاعله الحرمان في الدنيا والعذاب الأليم في الآخرة.
Allah mempunyai hikmah lain, pembunuh tidak mendapatkan harta waris dari orang yang dibunuh, adalah untuk menakut-nakuti agar manusia tidak melakukan kejahatan yang buruk itu. Pelakunya dilarang untuk mendapatkan bagian harta pusaka dan di akhirat mendapatkan siksa yang sangat pedih.
وكذلك لا يرث الكافر من المسلم لأنه خرج من الدين والإخوة الإسلامية التي هي أقوى رابطة بين المسلمين.
Adapun orang Islam tidak berhak mewarisi harta pusaka orang kafir dan demikian pula sebaliknya orang kafir tidak memperoleh harta waris orang Islam, karena masalah ini telah keluar dari agama dan sementara agama adalah tali persaudaraan yang paling kuat.
وكذلك لا يرث الرقيق من سيده لأن الرقيق محسوب من مال المورث الذي قد مات ومن ضمن ممتلكاته. والشيء لا يرث نفسه فالشارع الحكيم احتاط في الأمر من كل الوجوه .
Demikian pula hamba sahaya tidak mendapatkan harta pusaka dari tuannya, karena budak tergolong harta kekayaan milik orang yang memberikan warisan, yaitu orang yang telah mati dan orang yang bertanggung jawab atas hak miliknya. Dan sesuatu itu tidak mendapatkan pusaka yang ia sendiri sebagai pusakanya. Maka Allah Yang Maha Bijaksana berhati-hati dalam urusan/perintah ditinjau dari segala aspek.