حكمة الأدب مع الوالدين
Hikmah Adab Sopan Santun Terhadap Kedua Orang Tua
الوالدان كما قلنا في غير هذا الموضع هما السبب الظاهري في وجود الإنسان. ووجود الإنسان نعمة كبرى من نعم الله الجليلة وقد بينا منزلتهما من الأبناء فيما سبق وهنا نقول :
Dua orang tua, sebagaimana telah kita katakan sebelumnya menjadi sebab adanya manusia. Adanya manusia adalah suatu nikmat yang sangat besar di antara nikmat-nikmat Allah yang agung. Pada hakekatnya hal kedudukan kedua orang tua dihadapan anak-anak telah kita terangkan. Untuk lebih jelasnya akan kita bicarakan lebih lanjut.
إنه من القضايا الأولية أن احترام الابن لوالديه أمر طبيعي للرابطة القوية المتينة، وهي رابطة الأبوة. ولأن الأبوين هما المسيطران على الأبناء في الطور الأول من حياتهم فيما يتعلق بآدابهم وتربيتهم. ولكن هناك حكمة أخرى:
Penghormatan anak kepada orang tua adalah suatu masalah yang sangat fundamental yang secara alami merupakan hubungan yang sangat kuat. Karena kedua orang tua berkuasa terhadap anak-anak pada masa perkembangan pertama dari masa kehidupan yang berkaitan adab sopan santun dan pendidikan mereka.
وهي أن الأب يكد ويكدح ويتعب في طرق أبواب الكسب وجلب الرزق للإنفاق على من يعولهم وفي مقدمتهم أولاده. ثم إنه يعاني ما يعاني من حرج الصدر إذا أصيب أحد أبنائه بأية مصيبة.
Sang ayah bersusah payah berusaha mencari rizki untuk memberi nafkah kepada semua yang ada di bawah tanggungannya terutama anak-anak. Ia menderita kesedihan jika salah satu di antara anak-anaknya sakit.
كما أنه يقوم بواجب تربيتهم وتعليمهم وتأديبهم. وأن أم الإنسان تحمل ابنها تسعة أشهر في الغالب وتكابد المشاق في وضعه ورضاعه ورعايته وقل ما شئت من الأتعاب والمشاق التي تقاسيها الأم في تربية أولاده، وأن أقل ما تلاقيه الأم سهر الليل إذا اشتكى الابن ألمًا أو أصابته أية مصيبة .
Ia berkewajiban mendidik dan mengajari mereka. Demikian pula sang ibu bersusah payah mengandung selama sembilan bulan, melahirkan, menyusui, dan mengasuhnya. Penderitaan yang lebih menyusahkan lagi ketika ibu mendidik anak-anaknya. Ia tidak tidur semalaman jika anak menderita sakit atau ada sesuatu yang lain yang menimpanya.
من أجل ذلك كان الأدب معهما واجبًا كما أن عقوقهما من أكبر الذنوب وأنقص المعايب. واعلم أن الأدب الذي يجب نحو الناس عمومًا كما قرره الشارع هو نفس الأدب الذي يجب نحو الوالدين، ويزيد على ذلك بأن ينفق عليهما إذا كبرا وكانا في حالة فقر وهو في غنى يمكنه الإنفاق عليهما.
Ketahuilah bahwa adab sopan santun yang wajib dilakukan terhadap manusia secara umum seperti yang telah ditetapkan oleh Allah adalah sama dengan adab sopan santun kepada kedua orang tua. Lebih dari itu anak wajib memberi nafkah kedua orang tua jika telah mencapai usia tua dan dalam situasi miskin, sementara anak dalam keadaan kaya serta mampu memberi nafkah.
وعلى الجملة يطيعهما في كل الأمور إلا ما حرمه الشارع الحكيم كالكفر مثلًا. وهذا دليل على شدة حرص الشارع في احترام الوالدين ولو كانا كافرين. وهاك بعض ما ورد من الآيات القرآنية الشريفة في هذا الباب. قال الله تعالى:
Ringkasnya anak harus mentaati kedua orang tua dalam seluruh urusan kecuali yang dilarang oleh Allah Yang Maha Bijaksana seperti kafir umpamanya. Yang demikian itu menunjukkan bahwa Allah benar-benar tamak memerintah agar anak menghormati kedua orang tua walaupun mereka kafir. Berikut ini ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan adab sopan santun terhadap kedua orang tua. Allah Ta’ala berfirman:
﴿ وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿ ١٥﴾
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk menyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ ۖ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ ﴿ ١٦﴾١
Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang telah mereka kerjakan dan Kami Iampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni syurga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka”. (Al Ahqaaf: 15-16).
وقال جل جلاله: ﴿ وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ ﴿ ١٤﴾
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿ ١٥﴾٢
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman : 14 -15).
وقال عزّ وجلّ: ﴿ وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا ﴿ ٣٦﴾۳
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri”. (An Nisaa : 36)
Di ayat yang lain disebutkan:
وقال تعالى: ﴿ يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ ﴿ ٢١٥﴾٤
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkah- kan, Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan’. Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya”. (Al Baqarah: 215).
وقال تعالى: ﴿ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا ﴿ ٢٣﴾
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan me- nyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkatakan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا ﴿ ٢٤﴾٥ صدق الله العظيم.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ungkapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Al Israa : 23-24).