حكمة آداب المعاملة مع الناس
Hikmah Adab Sopan Santun Bergaul dengan Sesama Manusia
آداب المعاملة مع الناس تكون بالقول والفعل. أما أدب القول فمثاله أن الإنسان يرد التحية بمثلها أو بأحسن منها. وأن لا يؤذي إنسانا بفحش القول وهجر الكلام وقول الكذب الذي يترتب عليه الإضرار بالناس وغير ذلك.
Adab sopan santun dalam bergaul dengan sesama manusia terletak pada perkataan dan perbuatan. Adapun adab sopan santun dalam berbicara itu contohnya menjawab salam dengan jawaban yang semisalnya atau lebih baik dari padanya. Tidak menyakiti manusia dengan perkataan keji atau kasar serta tidak berbohong yang membahayakan manusia dan lain sebagainya.
وأما أدب الفعل فهو أن لا يهضم حقوق الناس، وأن لا يتحرك حركة تؤذي إنسانًا. واعلم أيضًا أن من آداب المعاملة مع الناس الإحسان إلى المسيء إلا إذا كان في الإحسان إليه ضرر وأما إذا كان في مصلحة فلا بأس. إذ هذا من مكارم الأخلاق الفاضلة.
Sedang adab sopan santun dalam perbuatan yaitu tidak melanggar hak asasi orang lain dan tidak bergerak yang menyakitkan orang. Ketahuilah bahwa termasuk adab sopan santun bergaul dengan sesama manusia ialah berbuat baik kepada orang yang jahat kecuali bila perbuatan baik itu menimbulkan bahaya. Adapun jika ada maslahatnya maka hal itu menimbulkan bahaya. Adapun jika ada maslahatnya maka hal itu boleh dilakukan. Karena yang demikian itu termasuk akhlak yang mulia.
ومن آداب المعاملة مع الناس. أن يستعمل الإنسان جاهه في خدمة المسلمين، ولا يضيع هذا الجاه ويميته. لأن الإنسان مسؤول يوم القيامة عن جاهه أين ضيعه كما هو مسؤول عن ماله أين ضيعه ولا يتهاون أو يتكاسل في خدمة أخيه المسلم مهما كان غنيًا أو فقيرًا.
Termasuk adab sopan santun dalam bergaul dengan sesama manusia adalah menggunakan kehormatannya dalam mengabdi kaum muslimin dan tidak menyia-nyiakan kehormatan serta membinasakannya. Karena manusia bertanggung jawab atas kehormatan yang disia-siakannya pada hari kiamat. Begitu pula bertanggung jawab atas harta milik yang dimanfaatkannya. Dan hendaklah ia tidak meremehkan serta bermalas-malas dalam mengabdi kepada saudaranya sesama muslim. Baik yang kaya atau miskin.
لأن ذلك يسبب التحابب والتوادد بين جماعة المسلمين. وإليك بعض ما ورد من الآيات القرآنية الصريحة في آداب المعاملة، وكذا بعض ما جاء من الحديث الشريف في هذا الموضوع .قال الله تعالى:
Karena cara yang demikian itu akan menimbulkan rasa saling mencintai dan menyayangi di kalangan jama’ah kaum muslim. Berikut ini adalah ayat-ayat al Qur’an yang jelas-jelas menerangkan adab sopan santun bergaul. Demikian pula hadits-hadits Nabi yang berkaitan dengan masalah adab sopan santun dalam pergaulan dengan sesama manusia. Allah Ta’ala berfirman:
﴿ وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا ﴿ ٨٦﴾١
Artinya: “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”. (Al Nisaa: 86).
Di ayat yang lain:
وقال: ﴿ فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ ﴿ ٩﴾ وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ ﴿ ١٠﴾ وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ﴿ ١١﴾٢
Artinya: “Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”. (Adh Dhuhaa 9-11).
Di ayat vang lain lagi disebutkan:
وقال عزّ وجلّ: ﴿ وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ ﴿ ٢٢﴾٣
Artinya: “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (An Nuur: 22).
Di ayat yang lain disebutkan:
وقال جلّ جلاله: ﴿ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ ﴿ ٢١٥﴾ فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ ﴿ ٢١٦﴾٤
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan”. (Asy Syu- ‘ara’: 215-216).
Kemudian pada ayat lain:
وفي آية أخرى يقول:﴿ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ ﴿ ٨٨﴾ وَقُلْ إِنِّي أَنَا النَّذِيرُ الْمُبِينُ ﴿ ٨٩﴾٥
Artinya: “dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. Dan katakanlah: “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan”. (Al Hijr: 88-89).
Ayat selanjutnya mengatakan:
وقال جلّ شأنه: ﴿ وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ ﴿ ٣٤﴾ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ﴿ ٣٥﴾١ صدق الله العظيم.
Artinya: “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu) dengan cara yang baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-seolah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar”. (Fushilat: 34-35).
وقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
»الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ يَدِهِ وَلِسَانِهِ»
Artinya: “Orang muslim itu orang yang dengan tangan dan lisannya menjadikan kaum muslim selamat”.
وقال أيضًا. لمعاذ رضي الله عنه: (يا معاذ إن قدرت أن تصبح وتمسي وليس في قلبك غش لأحد فافعل فإن هذا من سنتي وسنة الأنبياء قبلي)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. bersabda, kepada Mu’adz Radhiyallahu ‘anhu: Hai Mu’adz jika kamu mampu tidak berkeinginan pagi dan sore hari menipu orang maka lakukanlah, karena perbuatan yang demikian adalah sebagian dari sunnahku dan sunnah para nabi sebelumku.
وقال: (المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يثلمه من كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته. ومن فرّج عن مسلم كربة فرّج الله عنه كربة من كرب يوم القيامة.
Di dalam hadits lain beliau bersabda: “Orang muslim itu saudara orang muslim lainnya, tidak boleh menganiaya dan tidak boleh menyakitinya. Barangsiapa memerlukan saudaranya maka Allah menghajatkannya. Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim niscaya Allah menghilangkan kesusahan orang itu di antara kesusahan-kesusahan di hari kiamat.
ومن ستر على مسلم ستره الله يوم القيامة.
Dan barangsiapa menutupi kesalahan seorang muslim maka Allah menutupinya pada hari kiamat.
ومن مشى مع مظلوم حتى يثبت له حقه ثبت الله قدميه على الصراط يوم تزل الأقدام).
Barangsiapa berjalan bersama-sama orang yang teraniaya sampai ia menetapkan haknya niscaya Allah menetapkan kedua telapak kakinya di atas jembatan di hari mana kaki manusia terpeleset.
وقال أيضا: (من نفس على مسلم كربة من كرب الدنيا نفسّ الله عنه كربة من كرب يوم القيامة.
Nabi bersabda: Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim di antara kesusahan-kesusahan dunia niscaya Allah menghilangkan kesusahan orang itu di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat.
ومن يسّر على مسلم في الدنيا يسر الله عليه في الدنيا والآخرة.
Barangsiapa memudahkan seorang muslim di dunia niscaya Allah memudahkannya di dunia dan di akhirat.
والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه) وقال: (إن الله عند أقوام نعما أقرها عندهم ما كانوا في حوائج المسلمين ما لم يملوهم فإن ملوهم نقلها إلى غيرهم)
Di dalam hadits lain beliau bersabda: Allah mempunyai kenikmatan-kenikmatan yang ada pada kaum dan di tetapkan untuk mereka selama mereka berhajat kepada orang-orang Islam dan tidak jemu kepada mereka, jika mereka jemu kepada orang-orang Islam maka Allah memindahkan nikmat-nikmat itu kepada kaum yang lain.
وقال أيضًا: (ما عظمت نعمة الله عزّ وجلّ على عبد إلا اشتدت إليه مؤونة الناس. ومن لم يحمل تلك المؤونة للناس فقد عرّض تلك النعمة للزوال)
Di dalam hadits lain disebutkan: Tidaklah nikmat Allah Azza Wa Jalla yang diberikan kepada hambaNya itu menjadi besar melainkan jika ia semakin suka memberi bekal makanan manusia. Dan barangsiapa tidak membawa bekal untuk manusia berarti ia telah menghilangkan kenikmatan.
وروي أن رجلًا جاء إلى رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فقال: يا رسول الله أي الناس أحب إلى الله فقال عليه السلام: «أحب الناس إلى الله أنفعهم للناس وأحب الأعمال إلى الله عزّ وجلّ سرور تدخله على مسلم تكشف عنه كربة أو تقضي عنه دينًا أو تطرد عنه جوعًا.
Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. maka ia mengatakan: Hai Rasulullah, manusia manakah yang paling dicintai oleh Allah? Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. menjawab: Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. Dan perbuatan yang paling dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla adalah kamu menggembirakan seorang muslim dengan cara menghilangkan kesusahannya atau membayar hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya.
ولئن أمشي مع أخ في حاجة أحب إلي من أن اعتكف في هذا المسجد شهرًا» – يقصد مسجد المدينة –
Dan jika aku berjalan bersama-sama seorang saudara yang berhajat lebih aku cintai dari pada aku beri’tikaf di masjid ini selama satu bulan,-dimaksud masjid Madinah-
«ومن كظم غيظه ولو شاء أن يمضيه أمضاه ملأ الله قلبه يوم القيامة رضا.
Dan barangsiapa menahan amarahnya dan kalau sekiranya ia menghendaki amarahnya berlalu maka ia biarkan berlalu, niscaya Allah memenuhi hatinya dengan kerelaan pada hari kiamat.
ومن مشى مع أخيه في حاجة حتى يقضيها له ثبت الله قدميه يوم تزلّ الأقدام».
Barangsiapa berjalan bersama saudaranya yang berhajat sampai kebutuhannya terpenuhi, niscaya Allah menetapkan kedua telapak kakinya pada hari mana telapak kaki terpeleset.
وأظنك بعد ما قرأت ما تقدم تكون إن شاء الله جادًا في خدمة إخوانك المسلمين. ويكون قلبك متصفًا بالرحمة على الفقير والمسكين والمضطر. وانظر إلى ما أقصه عليك واعتبر بعد ذلك .
Saya mengira bahwa sesudah anda membaca apa yang telah kita utarakan dahulu insya Allah anda menjadi orang yang bersungguh-sungguh dalam mengabdi kepada saudara-saudara sesama muslim. Hatimu mempunyai sifat kasih sayang kepada kaum fakir miskin dan terpaksa. Perhatikanlah apa yang telah aku ceritakan kepadamu dan jadikanlah pelajaran sesudah itu.
روي أن حذيفة العدوي قال: انطلقت يوم اليرموك أطلب ابن عم لي ومعي شيء من الماء وأنا أقول إن كان به رمق سقيته ومسحت به وجهه فإذا أنابه. فقلت: أسقيك. فأشار إليّ أن نعم.
Diriwayatkan bahwa Hudzaifah Al Adwi mengatakan: Di waktu perang Yarmuk aku berangkat mencari anak pamanku dengan membawa air. Aku mengatakan jika ia menghembuskan nafasnya yang terakhir aku beri minum dan aku usap wajahnya dengan air. Tiba-tiba aku menemuinya, maka aku mengatakan: aku beri minum kamu. Ia menjawab: dengan isyarat kepadaku yang menunjukkan kegembiraannya.
فإذا رجل من الشهداء يتأوه قريبًا منه. فأشار ابن عمي إليّ أن انطلق به إليه. فجئته فإذا هو هشام بن العاص. فقلت: أسقيك فسمع شهيدًا آخر يئن. فأشار هشام أن انطلق به إليه. فجئته فإذا هو قد مات. فرجعت إلى هشام فإذا هو قد مات. فرجعت إلى ابن عمي فإذا هو قدمات والماء باق في يد حذيفة العدوي.
Tapi tiba-tiba ada seorang laki-laki merintih di dekatnya, maka anak pamanku memberi isyarat kepadaku agar aku membawakan air untuknya. Lantas aku mendatanginya, tiba-tiba dia itu Hisyam ibnu Al Ash, aku mengatakan, aku beri minum kepadamu. Kemudian ia mendengar orang syahid lain yang merintih. Lantas Ibnu Al ‘Ash memberi isyarat agar aku membawa air untuknya. Maka aku mendatanginya, tapi aku temukan ia telah meninggal. Maka aku kembali kepada Hisyam, iapun telah meninggal. Kemudian aku kembali kepada anak pamanku, namun ia juga telah meninggal. Sedang air masih ada di tangan Hudzaifah Al Adwy.
وروى المسعودي أن الواقدي قال: كان لي صديقان أحدهما هاشمي، وكنا كنفس واحدة. فنالتني ضائقة شديدة وحضر العيد. فقالت امرأتي: أما نحن في أنفسنا فنصبر على البؤس والشدة، وأما صبياننا هؤلاء فقد قطعوا قلبي رحمة لهم لأنهم يرون صبيان الجيران قد تزينوا في عيدهم وأصلحوا ثيابهم وهم على هذه الحال من الثياب الرثة.
Al Mas’udi meriwayatkan bahwa Al Waqidi mengatakan: Aku mempunyai dua orang teman. Salah satunya adalah Al Hasyimi. Kami berdua seperti satu jiwa. Suatu ketika aku menghadapi kesulitan, sementara hari raya telah datang. Lantas istriku mengatakan, kita bersabar menghadapi kemiskinan dan kesengsaraan. Akan tetapi anak-anak kita telah memutuskan rahmat hatiku kepada mereka. Karena mereka melihat anak-anak tetangga telah berhias untuk berhari raya dan mengenakan pakaian mereka yang baik. Sedang anak-anak kita mengenakan pakaian yang telah usang.”
فلو احتلت في شيء فصرفته في كسوتهم. قال فكتبت إلى صديقي الهاشمي أساله التوسعة عليّ بما حضر. فوجه إلىّ كيسًا مختومًا ذكر أن فيه ألف درهم. فما استقر قراري حتى كتب إليّ الصديق الاخر يشكو مثل ما شكوت إلى صاحبي الهاشمي.
Kalaulah kamu mendapatkan sesuatu maka kamu belikan pakaian untuk mereka. Al Waqidi mengatakan: Lantas aku mengirim surat kepada temanku Hasyimi untuk meminta bantuan demi kesengsaraanku. Maka ia memberi sebuah bingkisan berisi cincin seharga seribu dirham. Aku merasa senang dan tenang sampai temanku (yang lain) mengirim surat kepadaku mengadu sebagaimana aku mengadu kepada temanku, Hasyimi.
فوجهت إليه الكيس بختمه وخرجت إلى المسجد، فاقممت فيه ليلتي مستحيًا من امرأتي. فلما دخلت عليها استحسنت ما كان مني ولم تعنفني عليه. فبينا أنا كذلك إذ وافى صديقي الهاشمي ومعه الكيس كهيئته. فقال لي: أصدقني عما فعلته فيما وجهت به إليك.
Maka aku berikan bingkisan itu dan aku keluar menuju masjid aku tinggal di masjid satu malam karena malu dengan istriku. Setelah itu aku masuk menemuinya, ia telah menjadi baik dan tidak bersikap keras kepadaku. Kemudian temanku menceritakan kepadaku; aku juga demikian. Yakni dia memberikan bingkisan serupa kepada Al Hasyimi. Kemudian ia mengatakan kepadaku: apakah dia percaya dengan apa yang aku lakukan dan aku ceritakan kepadamu?
فعرفته الخبر على وجهه. فقال لي: إنك وجهت إليّ وما أملك على الأرض إلا ما بعثت به إليك. وكتبت إلى صديقنا أسأله المواساة. فوجه الكيس بخاتمي. قال الواقدي: فتقاسمنا الألف درهم فيما بيننا. ثم إنا أخرجنا للمرأة مائة درهم قبل ذلك. ونمي الخبر إلى المأمون فدعاني وسألني فشرحت له الخبر فأمر لنا بسبعة آلاف دينار لكل واحد منا ألفا دينار وللمرأة ألف دينار .
Maka aku ceritakan kepada Al Hasyimi apa adanya. Maka Al Hasyimi mengatakan: Kamu tidak mempunyai harapan sesuatupun selain apa yang aku berikan kepadamu. Dan aku menulis surat kepada temanku minta bantuan, ternyata dia memberikan bingkisan cincinku. Al Waqidi mengatakan, maka kita bagi yang seribu dirham di antara kita, kita berikan untuk istri seratus dirham. Lantas berita ini tersebar sampai kepada khalifah Al Ma’mun. Iapun mengundang aku dan menanyakan masalah itu kepadaku, maka aku jelaskan peristiwa itu kepadanya. Akhirnya. Beliau memerintahkan untuk menyediakan tujuh ribu dinar.
وروي أن أبا حنيفة رضي الله عنه كان يجمع ربح تجارته ويدفعه لشيوخ المحدثين ويقول:
Kita masing-masing mendapat dua ribu dinar dan untuk istri seribu dinar. Diriwayatkan bahwa Abu Hanifah Radhiyallahu ‘anhu mengumpulkan keuntungan dagangnya untuk membayar tokoh-tokoh ahli hadits seraya mengatakan:
أنفقوا ولا تحمدوا إلا الله فإني ما أعطيتكم من مالي شيئًا ولكن من فضل الله يجريه على يدي: وقال أبو يوسف كان أبو حنيفة لا يكاد يسأل عن حاجة إلا قضاها. رضي الله عنهم أجمعين .
Belanjakanlah dan kalian jangan memuji selain Allah. Sesungguhnya aku tidak memberikan sebagian hartaku kepada kalian, tetapi harta itu anugerah Allah lewat tanganku. Abu Yusuf mengatakan bahwa dahulu Abu Hanifah hampir-hampir setiap di mintai kebutuhan mesti memenuhinya. Semoga Allah meridlai mereka semua.