حكمة آداب الزيارة
Hikmah Adab Sopan Santun dalam Berkunjung
إعلم أن التزاور بين الناس من أقوى البواعث على تأليف القلوب وتواددها. كما أن قطعها يكون باعثًا على نسيان المودة بين الإخوان والأصدقاء، وربما كان داعية إلى القطيعة وهذا أمر مشاهد في كل الأمم.
Ketahuilah bahwa berkunjung antar sesama manusia termasuk penyebab timbulnya rasa kasih sayang dan saling mencintai. Sebaliknya memberhentikan kunjungan akan menjadi sebab terlupanya rasa kasih sayang sesama saudara dan teman-teman. Boleh jadi akan memutuskan hubungan. Hal semacam ini benar-benar terjadi dalam berbagai ummat.
إلا أن الشريعة الإسلامية أوضحت آداب الزيارة التي نرى كثيرًا من المسلمين قد أهملها ولم يتبعها، وعمل ببعضها غيرهم من الأمم الأخرى. خصوصًا من أهل الغرب الذين يعدون آداب الزيارة عندهم من أكبر قواعد المدنية.
Hanya saja syari’at Islam menjelaskan adab sopan santun berziarah (berkunjung), di mana kaum muslimin pada umumnya mengabaikannya, tetapi anehnya sebagian ummat lain menjalankannya. Khususnya bangsa Barat yang menganggap adab sopan santun berziarah merupakan prinsip dasar kebudayaan.
فمن آداب الزيارة أن لا يزور الإنسان غيره في الأوقات التي لا تناسب المقابلة فيها أدبيًا كوقت الظهر الذي هو مظنة تناول طعام الغداء. ثم الراحة بعد أكل الطعام.
Di antara adab sopan santun berziarah yaitu tidak mengunjungi orang lain pada waktu-waktu yang tidak patut untuk bertemu menurut etika. Seperti waktu Zuhur menurut perkiraan adalah waktu makan siang. Kemudian waktu istirahat sesudah makan.
وكالأوقات التي يكون فيها مشغولًا بتحصيل ما يقوم به أود حياته. ومنها الاستئذان قبل الدخول وعدم الالتفات إلى نوافذ المنزل حتى لا يكون مظنة التطلع إلى ما في البيت من النساء.
Waktu-waktu orang sibuk bekerja untuk memperoleh penghasilan dalam hidupnya. Termasuk adab sopan santun adalah meminta ijin sebelum masuk dan tidak menengok lewat jendela rumah, karena dimungkinkan melihat wanita.
ومنها المكث زيادة عن الوقت المناسب إذ ربما كان المزور محتاجًا إلى تأدية عمل من عدم الأعمال. ومنها أن لا يدق الباب أكثر من ثلاث مرات.
Termasuk adab sopan santun adalah tidak terlalu lama tinggal di rumah orang, karena mungkin orang yang dikunjungi akan bekerja. Termasuk adab sopan santun adalah tidak mengetuk pintu lebih dari tiga kali.
فإذا لم يجبه أحد انصرف. ومنها أن لا يكثر من الزيارة حتى يمل. ولا يقلها حتى يذم وهاك بعض ما ورد من القرآن الشريف في هذا الصدد. قال الله تعالى:
Jika tidak ada seorangpun yang menjawabnya hendaklah ia kembali. Termasuk adab sopan santun adalah tidak terlalu sering berkunjung sehingga membosankan dan tidak terlalu jarang sehingga tercela. Berikut ini adalah sebagian adab sopan santun berziarah yang disebutkan di dalam Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman:
﴿ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا ﴾١
Artinya: “Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang- orang yang bersaudara”. (Ali Imran: 103).
وقال عز وجل: ﴿ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ﴾٢
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”. (Ali Imran: 103).
وقال تعالى: ﴿ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ ﴾۳
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu’min itu bersaudara“. (Al Hu Juraat : 10.
وقال جل جلاله: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَىٰ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿ ٢٧﴾ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّىٰ يُؤْذَنَ لَكُمْ ۖ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا ۖ هُوَ أَزْكَىٰ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ ﴿ ٢٨﴾ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ ﴿ ٢٩﴾٤
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.” (An Nuur: 27-29).
وقال تعالى: ﴿ فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ﴿ ٦١﴾٥
Artinya: “Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sediri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.” (An Nuur: 61).
وقال عزّ وجلّ: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ۚ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ۚ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ ۚ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ ۚ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ﴿ ٥٨﴾٦
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya´. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (An Nuur: 58-59).
وقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» صدق الله العظيم وصدق رسوله الكريم.
Artinya : ‘Orang mu’min satu dengan orang mu’min yang lain bagaikan satu bangunan yang sebagian menguatkan sebagian yang lain.”