LADUNI.ID I HIKMAH– Kita sebagai makhluk yang sempurna dan merupakan khalifah di muka bumi tentunya namanya hidup sesuatu yang harus dilewati begitu juga dengan kematian tidak mungkin dihindari.
Makhluk hidup termasuk manusia juga akan mengalami kematian, maka setelah nyawa berpisah dengan mayit. Proses upacara pemberangkatan jenazah mulai dari memandikan mayit, mengkafani mayit kemudian menyalati mayit.
Pasca dikuburkan pada malamnya, tentunya sang mayit malam pertamanya didalam kubur tentunya banyak menemui kesulitan dan kepayahan didalam kubur disebabkan bukan hanya bertemu dengan alam baru juga hal lainnya karena malam pertama terlebih mereka yang tidak membawa bekal akhirat.
Berdasarkan pembahasan tersebut pada malam pertama itu si mayyit sangat membutuhkan butuh sedekah berupa kiriman do’a dan lainnya , tentunya siapalagi yang dimintai tolong kalau bukan keluarganya, murid dan masyarakat.
Salah satunya dengan cara melakukan shalat berjinak-jinak dalam qubur atau lebih dikenal “Shalat Unsi Lilqubri” atau sering juga disebut shalat hadiah bagi mayat dan jumlah rakaatnya dua rakaat inilah bisa memberikan pertolongan untuk si mayit pada malam pertamanya.
Shalat ini bukan berarti dilakukan dikuburan, tetapi shalat sunnah ini dilakukan dirumah atau tempat lainnya setelah shalat magrib atau isya. Ingat sekali lagi, mayyit ini masih butuh yang namanya pertolongan saat malam pertama di alam kubur.
Tentunya shalat ini merupakan sebagai hadiah kepada mayyit. Hadiah itu bisa berupa shalat dua rakaat atau berupa sedekah yang pahalanya ditujukan kepada mayyit.
Tiap rakaat sesudah fatihah dibaca ayat kursi sekali, at-takasur 1 kali dan 11 kali surat al-Ikhlas. Ini sebagaimana yang diterangkan Rasulullah SAW dalam sabdanya;
روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لا يأتى على الميت أشد من الليلة الأولى, فارحموا بالصدقة من يموت. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور.
Diriwayatkan dari Rasulullah, Ia bersabda, “Tiada beban siksa yang lebih keras dari malam pertama kematiannya. Karenanya, kasihanilah mayit itu dengan bersedekah. Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka hendaklah sembahyang dua raka‘at. Di setiap raka‘at, ia membaca surat Alfatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surat Attaktsur 1 kali, dan surat Al-ikhlash 11 kali. Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid. Allahummab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni fulan (sebut nama mayit yang kita maksud),’ Tuhanku, aku telah lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.” [Syekh Nawawi Albantani, Nihayatuz Zain, (Bandung, Almaarif) Hal. 107].
Beranjak dari itu mari kita tingkatkan amal ibadah juga tidak lupa mengirim “oleh-oleh” kepada musafir abadi alias almarhum terutama orang tua dan mereka yang kita cintai baik guru, keluarga terdekat maupun saudara seiman.
***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, penggiat literasi asal Pidie Jaya