Mengendalikan Diri – الإلجام
الإلجام: ومن رأى أنه صائم أو ملجم بلجام فإنه كف عن الذنوب. قال الشاعر:
Mengendalikan Diri: Barangsiapa bermimpi sedang berpuasa atau menggigit kekang, maka ia telah berhenti dari dosa. Seorang penyair berkata:
إنما الـــســـالـــم مـن
ألجم فاه بلجام
“Sesungguhnya orang yang selamat adalah orang yang mengendalikan mulutnya dengan kekang.”
الله تعالى: أخبرنا أبو القاسم الحسين بن هارون بعكا، قال: حدثنا أبو يعقوب إسحاق ابن إبراهيم الأزرعي، قال أخبرنا عبد الرحمن ابن واصل أبو زرعة الحاضري، قال حدثنا أبو عبد الله التستري، قال: رأيت في منامي كان القيامة قد قامت، وقمت من قبري، فأتيت بدابة فركبتها، ثم عرج بي إلى السماء، فإذا فيها جنة، وأردت أن أنزل، فقيل لي: ليس هذا مكانك، فخرج بي إلى سماء تلو سماء، في كل سماء منها جنة، حتى صرت إلى أعلى عليين، فنزلت ثم أردت أن أقعد، فقيل لي تقعد قبل أن ترى ربك عز وجل؟
Abu al-Qasim al-Husain bin Harun dari Akka menceritakan kepada kita, bahwa Abu Ya’qub Ishaq bin Ibrahim al-Azraqi telah menceritakan kepadanya, bahwa Abdurrahman bin Wasil Abu Zar’ah al-Hadhari telah menceritakan kepadanya, bahwa Abu Abdullah at-Tustari berkata: “Saya melihat dalam mimpi bahwa hari kiamat telah tiba. Saya bangkit dari kubur dan menaiki seekor kendaraan, lalu saya diangkat ke langit. Di sana saya melihat surga, dan saya ingin turun. Namun, saya diberitahu, ‘Ini bukan tempatmu.’ Kemudian saya dibawa ke langit yang lain, dan di setiap langit ada surga, hingga saya sampai ke langit tertinggi. Saya turun dan ingin duduk, tetapi saya diberitahu, ‘Apakah engkau duduk sebelum melihat Tuhanmu?’
قلت: لا فقمت فساروا بي فإذا بالله تبارك وتعالى قدامه آدم عليه السلام، فلما رآني آدم أجلسني عن يمينه جلسة المستغيث، قلت: يا رب قد أفلجت٣ على الشيخ بعفوك، فسمعت الله تعالى يقول: قم يا آدم قد عفونا عنك.
Saya berkata, ‘Tidak.’ Maka saya berdiri dan mereka membawaku kepada Allah Ta’ala. Di hadapan-Nya ada Adam alaihissalam. Ketika Adam melihatku, ia mendudukkan saya di sebelah kanannya seperti orang yang meminta pertolongan. Saya berkata, ‘Ya Tuhan, aku telah beruntung atas hamba-Mu dengan ampunan-Mu.’ Maka saya mendengar Allah Ta’ala berfirman, ‘Bangkitlah wahai Adam, sesungguhnya Kami telah mengampuni dosa-dosamu’.”
أخبرنا أبو علي الحسن بن محمد الزبير، قال: حدثنا محمد بن المسيب، قال حدثنا عبد الله ابن حنيف، قال: حدثني ابن أخت بشر بن الحارث، قال: جاء رجل إلى بشر فقال: أنت بشر بن الحارث؟ قال: نعم. قال: رأيت الرب عز وجل في المنام وهو يقول: إئت بشرًا فقل له لو سجدت لي على الجمر ما أديت شكري لما قد بينت اسمك في الناس.
Kisah Mimpi tentang Tuhan dan Hari Kiamat:
Abu Ali al-Hasan bin Muhammad az-Zubair telah menceritakan kepada kami, bahwa Muhammad bin al-Masiib telah menceritakan kepadanya, bahwa Abdullah bin Hanif telah menceritakan kepadanya, bahwa keponakan perempuan bisyr bin al-Harits berkata: “Seorang laki-laki datang kepada bisyr dan bertanya, ‘Apakah engkau bisyr bin al-Harits?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Laki-laki itu berkata, ‘Aku melihat Tuhan dalam mimpi dan Dia berfirman, “Pergilah kepada bisyr dan katakan kepadanya, seandainya engkau sujud kepadaku di atas bara api, niscaya engkau tidak akan mampu membalas nikmat-Ku atas apa yang telah Aku sebarluaskan tentang namamu di antara manusia.”
أخبرنا أحمد بن أبي عمران الصوفي بمكة حرسها الله تعالى، قال: أخبرني أبو بكر الطرسوسي قال: قال عثمان الأحول تلميذ الخراز: بات عندي أبو سعيد، فلما مضى ثلث الليل صاح بي: عثمان قم فأسرج٤، فقمت فأسرجت فقال: ويحك رأيت الساعة كأني في الآخرة والقيامة قد قامت، فنوديت بين يدي ربي وأنا أرعد لم يبق عليَّ شعرة إلا قد قامت، فقال: أنت الذي تشير إليَّ في السماع إلى سلمى وبثينة لولا أعلم أنك صادق في ذلك لعذبتك عذابًا لا أعذبه لأحد من العالمين.
Ahmad bin Abu Imran al-Sufi di Mekah telah menceritakan kepada kami, bahwa Abu Bakar at-Tarsusi berkata: “Utsman al-Ahwal, murid al-Kharaz, pernah menginap di rumahku. Ketika sepertiga malam telah berlalu, ia membangunkan saya dan berkata, ‘Utsman, bangun dan nyalakan lampu.’ Aku bangun dan menyalakan lampu. Ia berkata, ‘Celakalah engkau! Aku melihat hari kiamat seolah-olah aku berada di akhirat dan kiamat telah terjadi. Aku dipanggil di hadapan Tuhanku dan aku gemetar, tidak ada satu rambut pun di tubuhku yang tidak berdiri. Kemudian, Tuhan berkata, “Engkaulah orang yang menasihatiku untuk mendengarkan kisah Salma dan Bahirah. Seandainya Aku tidak tahu bahwa engkau benar dalam hal itu, niscaya Aku akan menyiksamu dengan siksaan yang tidak Aku berikan kepada siapa pun di dunia.”
قال الأستاذ أبو سعيد، رضي الله عنه: من رأى في منامه كأنه قائم بين يدي الله تعالى، والله تعالى ينظر إليه، فإن كان الرائي من الصالحين فرؤیاه رؤيا رحمة، وإن لم يكن من الصالحين فعليه بالحذر لقوله تعالى: ﴿يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ﴾١،
Tafsir Mimpi Melihat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala
Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata, “Barangsiapa melihat dalam mimpinya seakan-akan ia sedang berdiri di hadapan Allah Ta’ala, dan Allah Ta’ala sedang memandangnya, maka jika si pemimpi termasuk orang saleh, maka mimpinya adalah mimpi rahmat. Namun jika ia bukan termasuk orang saleh, maka hendaknya ia waspada karena Allah Ta’ala berfirman: ‘(yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam. (QS. Al-Muttaffifin: 6).
فإن رأى كأنه يناجيه أكرم بالقرب، وحبب إلى الناس، قال الله تعالى: ﴿وَقَرَّبْنَاهُ نَجِيًّا﴾٢ وكذلك لو رأى أنه ساجد بين يدي الله تعالى لقوله تعالى: ﴿وَاسْجُدْ وَاقْتَرِب﴾٣
Jika ia melihat seakan-akan Allah Ta’ala sedang berbicara dengannya, maka ia akan dimuliakan dengan kedekatan (kepada Allah) dan dicintai oleh manusia. Allah Ta’ala berfirman: ‘dan Kami dekatkan dia untuk bercakap-cakap.’ (QS. Maryam: 52). Demikian pula jika ia melihat seakan-akan ia sedang sujud di hadapan Allah Ta’ala, sesuai dengan firman Allah Ta’ala: ‘dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah).’ (QS. Al-‘Alaq: 19).
فإن رأى أنه يكلمه من وراء حجاب، حسن دينه، وأدى أمانة إن كانت في يده، وقوي سلطانه.
وإن رأى أنه يكلمه من غير حجاب فإنه يكون خطأ في دينه، لقوله تعالى: ﴿وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَآئِ حِجَابٍ﴾٤.
Jika ia melihat seakan-akan Allah Ta’ala berbicara dengannya dari balik hijab, maka agamanya baik, ia akan menunaikan amanah jika ada di tangannya, dan kekuasaannya akan kuat. Namun jika ia melihat Allah Ta’ala berbicara dengannya tanpa hijab, maka itu adalah kesalahan dalam agamanya, karena Allah Ta’ala berfirman: ‘Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir.’ (QS. Asy-Syura: 51).
فإن رآه بقلبه عظيمًا، كأنه سبحانه قربه وأكرمه وغفر له أو حاسبه أو بشره، ولم يعاين صفة، لقي الله تعالى في القيامة كذلك، فإن رآه تعالى، قد وعده المغفرة والرحمة، كان الوعد صحيحًا لأن الله تعالى لا يخلف الميعاد، ولكنه يصيبه بلاء في نفسه أو معيشته ما دام حيًا، فإن رآه تعالى كأنه يعظه إنتهى عما لا يرضاه الله تعالى لقوله تعالى: ﴿يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ﴾٥.
Jika ia merasakan dalam hatinya bahwa Allah Ta’ala telah mendekatkannya, memuliakannya, mengampuninya, atau menghitung amalnya, tanpa melihat bentuk yang jelas, maka ia akan menemui Allah Ta’ala dalam keadaan seperti itu pada hari kiamat. Jika Allah Ta’ala telah berjanji kepadanya akan ampunan dan rahmat, maka janji itu pasti benar, karena Allah Ta’ala tidak akan mengingkari janji. Namun, ia mungkin akan diuji dengan musibah dalam dirinya atau dalam kehidupannya selama ia masih hidup. Jika ia melihat Allah Ta’ala seakan-akan sedang menasihatinya, maka ia akan berhenti dari perbuatan yang tidak diridhai Allah Ta’ala, sesuai dengan firman Allah Ta’ala: ‘agar kamu dapat mengambil pelajaran.’ (QS. An-Nahl: 90).
فإن كساه ثوبًا فهو هم وسقم ما عاش، ولكنه يستوجب بذلك الشكر الكثير، فقد حكي أن بعض الناس رأى كأن الله كساه ثوبين فلبسهما مكانه، فسأل ابن سیرین فقال: استعد لبلائه.
Jika Allah Ta’ala memakaikannya pakaian, maka ia akan mengalami kesedihan dan penyakit selama hidupnya. Namun, ia akan mendapatkan pahala yang besar atas hal itu. Telah diceritakan bahwa seseorang pernah bermimpi seakan-akan Allah memakaikannya dua pakaian, lalu ia memakainya. Ia bertanya kepada Ibnu Sirin, dan Ibnu Sirin berkata, ‘Bersiaplah untuk menghadapi musibahmu.”
فلم يلبث أن جذم٦، إلى أن لقي الله تعالى: فإن رأى نورًا تحير فيه فلم يقدر على وصفه، لم ينتفع بيديه ما عاش، فإن رأى أن الله تعالى سماه باسمه واسم آخر، علا أمره، وغلب أعداءه، فإن أعطاه شيئًا من متاع الدنيا فهو بلاء يستحق به رحمته،
“Maka tidak lama kemudian ia meninggal dunia.” (Maksudnya, orang yang mengalami mimpi tersebut akan segera meninggal). Jika ia melihat cahaya yang membingungkan dan tidak dapat digambarkan, maka selama hidupnya ia tidak akan mendapatkan manfaat dari kedua tangannya. Jika ia melihat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala memanggilnya dengan namanya dan nama lain, maka kedudukannya akan tinggi dan musuh-musuhnya akan kalah. Jika Allah Subhaanahu Wa Ta’ala memberinya sesuatu dari kenikmatan dunia, maka itu adalah cobaan yang dengannya ia akan mendapatkan rahmat.
فإن رأى كأن الله تعالى ساخط عليه فذلك يدل على سخط والديه عليه، فإن رأى كأن أبويه ساخطان عليه دل ذلك على سخط الله عليه، لقوله عزّ اسمه: ﴿اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ﴾٧.
Jika ia melihat seolah-olah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala murka kepadanya, maka itu menunjukkan kemurkaan orang tuanya terhadapnya. Jika ia melihat seolah-olah orang tuanya murka kepadanya, maka itu menunjukkan kemurkaan Allah terhadapnya, karena Allah Ta’ala berfirman: “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” (QS. Luqman: 14).
وقد روي في بعض الأخبار: «رضا الله تعالى في رضا الوالدين وسخط الله تعالى في سخط الوالدين»،
Telah diriwayatkan dalam beberapa berita: “Keridaan Allah tergantung pada keridaan orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua.”
وقيل: من رأى كأن الله غضب عليه فإنه يسقط من مكان رفيع لقوله تعالى: ﴿وَمَن يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَىٰ﴾٨ ولو رأى كأنه سقط من حائط أو سماء أو جبل دل ذلك على غضب الله.
Dikatakan pula: Barangsiapa melihat seolah-olah Allah murka kepadanya, maka ia akan jatuh dari tempat yang tinggi, karena Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku, maka sungguh, binasalah dia..” (QS. Thaha: 81). Jika ia melihat seolah-olah ia jatuh dari dinding, langit, atau gunung, maka itu menunjukkan kemurkaan Allah.
فإن رأى نفسه بين يدي الله في موضع يعرفه انبسط العدل والخصب في تلك البقعة وهلك ظالموها ونصر مظلوموها، فإن رأى كأنه ينظر إلى كرسي الله تبارك وتعالى نال نعمة ورحمة.
Jika ia melihat dirinya di hadapan Allah di tempat yang ia kenal, maka keadilan dan kemakmuran akan tersebar di tempat itu, orang-orang zalim di sana akan binasa, dan orang-orang yang dizalimi akan mendapat pertolongan. Jika ia melihat seolah-olah ia sedang memandang Kursi Allah Ta’ala, maka ia akan mendapatkan nikmat dan rahmat.
فإن رأى مثالًا أو صورة فقيل له إنه إلهك سبحانه فعبده. وسجد له، فإنه منهمك في الباطل على تقدير أنه حق، وهذه رؤيا من يكذب على الله تعالى فإن رأى كأنه يسب الله فإنه كافر النعمة ربه عز وجل غير راض بقضائه.
Jika ia melihat suatu bentuk atau gambar lalu dikatakan kepadanya bahwa itu adalah Tuhannya, maka ia menyembahnya, berarti ia tenggelam dalam kebatilan meskipun ia menganggapnya benar. Ini adalah mimpi orang yang berdusta terhadap Allah Ta’ala. Jika ia melihat seolah-olah ia mencela Allah, maka ia adalah orang yang mengingkari nikmat Tuhannya dan tidak ridha dengan qada dan qadar-Nya.
٣ أفلجت: الفُلجة: الظفر والفوز بالمطلوب.
Aflajat: Berarti berhasil mendapatkan apa yang diinginkan atau kemenangan.
٤ أسرج: أي أشعل السراج.
١ سورة المطففين، الآية: ٦.
٢ سورة مريم، الآية: ٥٢.
٣ سورة العلق، الآية: ۱۹.
٤ سورة الشورى، الآية: ٥١.
٥ سورة النحل، الآية: ٩٠.
٦ جذم الجذم القطع والبتر.
٧ سورة لقمان، الآية: ١٤.
٨ سورة طه، الآية: ۸۱.
Kitab Tafsir Ahlam – Ibnu Sirin Halaman 36 – 37 Cetakan Daarul Ma’rifah 2002
Jika menemukan kesalahan ketik, baris, terjemah, dan makna silahkan email kami di [email protected]
#tafsirmimpi #tafsirmimpiibnu sirin #ibnusirin #tafsirahlam #ahlam #tafsirmimpiibnusirin #mimpi #mengendalikandiri #mimpipuasa #pengendaliandiri

