حكمة عدم طلاق المعتوه والمجنون
Hikmah Tidak Sah Talak yang Dilakukan Oleh Orang Sinting atau Orang Gila
إعلم وفقك الله تعالى إلى معرفة أحكامه أن الله جلت قدرته كلف الإنسان بالأوامر والنواهي التي جاءت بها الشريعة السمحة.
Allah Subhanahu wa ta’ala. memberi taklif kepada manusia dengan perintah dan larangan yang dibawa oleh syari’at yang mudah. Anda tidak mungkin memahami perintah dan larangan tersebut kecuali dengan adanya akal.
ولا يمكن بأية حالة أن تفهم هذه الأوامر والنواهي إلا بواسطة العقل من أجل ذلك تجد أن هذه الأوامر والنواهي لا تسري على المجانين والمعتوهين بكل أنواعهم والصبي الذي لم يبلغ سن الرشد لعدم كمال عقله وإدراكه وبلوغه الحد الذي يحاسب فيه على كل شيء يصدر منه.
Oleh karena itu kamu tahu bahwa perintah dan larangan itu tidak berlaku pada orang-orang gila atau orang sinting dengan segala jenis mereka, termasuk juga pada anak yang belum mencapai usia dewasa karena ketidaklengkapan akal dan pengetahuannya, serta belum bisa berpikir tentang apa yang datang darinya.
فإذا عرفت أن مدار التكليف دائر حول العقل وجودًا وعدمًا فقهت وأدركت حكمة الشارع الحكيم في عدم طلاق المعتوه والمجنون. لأنه لو وقع طلاقهما لحصل فساد في المجتمع الإنساني. وهذا لا يريده الشارع الحكيم. وقد قال جلّ شأنه:
Kalaulah kamu tahu bahwa ada atau tidaknya taklif itu berkisar di sekitar akal, maka kamu mengerti hikmah Allah Yang Maha Bijaksana kenapa talak tidak berlaku pada orang sinting atau orang gila. Sebab kalau talak berlaku pada mereka, maka akan terjadi kerusakan pada masyarakat. Hal seperti itu tentu tidak dikehendaki oleh Allah Yang Maha Bijaksana. Allah berfirman:
﴿ لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ﴾١
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. Al-Baqarah: 286.
وقال: ﴿ يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ﴾٢
Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghen- daki kesukaran bagimu”. Al-Baqarah: 185.
وقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Rasulullah bersabda:
(الدِّيْنُ يُسْرٌ لَا عُسْرٌ)
“Agama itu mudah tidak sulit”.
وقال أيضًا: (يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا).
“Permudahlah dan jangan kamu persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kamu cerai beraikan”.
وقد جاء في القرآن الشريف قوله تعالى:
Disebutkan dalam al-Qur’an:
﴿ إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ والْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًا، لِيُعَذِّبَ اللهُ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوْبَ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَحِيْمًا ﴾۳
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat (tugas-tugas keagamaan) kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Al-Ahzab: 72-73.
وقد قلنا في غير هذا الموضع أنه اتفقت كلمة العلماء إلا القليل على أن المراد بالأمانة في هذا الموضع هو تقليد عهدة التكليف للخلق وإن عرض الأمانة على السموات والأرض والجبال وإبائهن إنما هو إباء طبيعي لعدم اللياقة والاستعداد. لأن العقل هو الذي يدرك التكليف ولا عقل لهن حتى يحملنها.
Pada judul lain telah kami katakan bahwa seluruh ulama, kecuali beberapa diantara mereka, sepakat bahwa maksud amanat dalam ayat diatas adalah melimpahkan pengakuan taklif untuk makhluk. Pelimpahan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung serta penolakannya merupakan hal yang wajar karena mereka memang tidak pantas. Yang bisa mengetahui taklif adalah akal sementara mereka tidak mempunyai akal untuk mengetahui taklif itu.
وقد جاء في فتح القدير قوله: وقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Discbutkan dalam kitab Fath al-Qadir tentang ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
«كُلُّ طَلَاقٍ جَائِزٌ إِلَّا طَلَاقَ الصَّبِيِّ وَالْمَجْنُوْنِ»
Artinya: “Semua talak itu boleh kecuali talaknya anak kecil dan orang gila“.
والذي في سنن الترمذي: «كُلُّ طَلَاقٍ جَائِزٌ إِلَّا طَلَاقَ الْمَعْتُوْهِ وَالْمَغْلُوْبِ عَلَى عَقْلِهِ وَضُعْفِهِ»
sedangkan yang disebutkan dalam Sunan al-Tirmidzi:
Artinya: “Semua talak itu boleh kecuali talaknya orang sinting, orang yang kalah dengan akalnya serta karena lemahnya”
وروى ابن أبي شيبة بسنده عن ابن عباس رضي الله عنهما: لا يجوز طلاق الصبي والمجنون.
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu: “Tidak sah talaknya anak kecil dan orang gila”.
وروي عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه أنه قال: كل طلاق جائز إلا طلاق المعتوه.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Setiap talak itu boleh kecuali talaknya orang sinting”.
وعلقه البخاري أيضًا عن علي رضي الله عنه. والمراد بالجواز النفاذ. ا هـ وقد ورد في البدائع ما يأتي:
Al-Bukhari juga meriwayatkan dari Ali Radhiyallahu ‘anhu. maksud boleh disitu adalah boleh dilaksanakan”. Disebutkan dalam kitab al-Badai”:
أما المجنون فلا تصح منه التصرفات القولية كلها فلا يجوز طلاقه وعتاقه وكتابته وإقراره ولا ينفذ بيعه وشراؤه حتى لا يلحقه الإجازة ولا يصح منه قبول الهبة والصدقة والوصية. اهـ.
“Orang yang gila, ucapan-ucapannya tidak sah (tidak diperhitungkan secara hukum), maka ucapannya tentang talak, memerdekakan budak, tulisan dan keputusannya tidak sah. Jual belinya tidak dianggap. Tidak boleh pula menerima pemberian, shadaqah, dan wasiat darinya”,
وقد حكم القضاء الشرعي المصري في قضيتين رفعتا إليه. الأولى: في عدم طلاق المعتوه. والثانية: في عدم طلاق المجنون.
Pengadilan Negeri Mesir menetapkan dua kasus yang diajukan kepadanya: kasus pertama ditetapkan bahwa tidak ada talak bagi orang yang sinting, dan kasus yang kedua ditetapkan bahwa tidak ada talak bagi orang gila.
أما القضية الأولى فقد تضمنت دعوى المدعية إنها زوجة لفلان المحجور عليه للعته. والمشمول بقوامة أخته المدعى عليها. وأن زوجها طلقها بتاريخ كذا بمقتضى إشهاد رسمي شرعي.
Kasus pertama menyangkut gugatan seorang wanita bahwa dia adalah istri dari seorang laki-laki yang berpisah dengannya karena gangguan jiwa. Suaminya dirawat dengan pengawasan saudara perempuannya yang sebagai tergugat. Seorang wanita itu menegaskan bahwa suaminya menceraikan dia pada tanggal sekian sesuai dengan keterangan resmi.
وطلبت الحكم لها على المدعى عليها بصفتها المذكورة ببطلان هذا الطلاق وعدم ترتب شيء من آثاره عليه لأن زوجها لا يملك هذا الطلاق لعتهه. وقالت المدعى عليها على لسان وكيلها: إن هذه الدعوى غير مسموعة شرعًا. لأنها ليست خصمًا في هذه الدعوى لأنها قيمة في الأمور المالية فقط.
Dia menuntut hukum kepada tergugat dengan sifat yang telah disebutkan agar membatalkan talak serta tidak ada pengaruhnya apa-apa, karena suaminya itu tidak sadar akan talak yang diucapkan karena adanya gangguan jiwa. Si tergugat lewat wakilnya mengatakan bahwa gugatan tersebut tidak bisa di dengar (diterima) sama sekali, karena sebenarnya dia menggugat hanya untuk kepentingan mendapatkan harta benda.
وقد قال القضاء الشرعي ما يأتي: من حيث أنه لا نزاع بين الطرفين في أن هذا الزوج محجور عليه قبل هذا الطلاق لعتهه، ولا في أنه لم يرفع عنه الحجر. وإنما النزاع في أن المدعى عليها تقول: إن الطلاق وقع في حال إفاقته. والمدعية تقول إن التصرفات المعقودة حكمها واحد لا فرق بين حال وأخرى.
- Perselisihan antara kedua belah pihak bukanlah karena suami dirawat akibat gangguan jiwa sebelum talak, bukan pula karena dia tidak mau menghindar dari larangan. Namun perselisihan itu terjadi karena menurut tergugat, talak itu jatuh (terjadi) ketika masih sadar (belum ada gangguan jiwa). Sementara penggugat berpendapat bahwa semua ketetapan hukumnya satu tidak boleh dibeda-bedakan.
ومن حيث أن الفقهاء الحقوا المعتوه في تصرفه بالصبي المميز وجعلوا من تصرفاته ما هو صحيح غير لازم إلا بالإجازة من له الولاية على تصرفه. وفيها ما هو غير صحيح ولا يقبل إجازته كالهبة والطلاق. وحيث أنهم لم يفرقوا في ذالك بين أن يكون تصرفه وقع في حال دون أخرى. وإنما ذكروا هذا الفرق بجانب تصرفات المجنون.
- Para fuqaha mengkaitkan orang yang sakit ingatan dengan anak kecil yang sudah mumayyiz (bisa membedakan yang baik dan buruk tapi belum baligh). Perbuatannya ada yang benar tapi tidak wajib melaksanakannya kecuali ada izin dari orang yang punya kekuasaan untuk melakukannya. Perbuatan itu ada pula yang tidak benar dan tidak boleh di terima (tidak sah) seperti hibah (pemberian) dan talak. Para fuqaha tersebut tidak membedakan antara perbuatan yang terjadi pada suatu keadaan dengan keadaan yang lain. Akan tetapi mereka membedakannya dari segi perbuatan-perbuatan orang gila.
ومن حيث أن ما دفع به وكيل المدعى عليها من عدم سماع الدعوى لأن موكلته ليست خصمًا إلا في الأمور المالية غير صحيح. على أن هذه الدعوى ترجع إلى خصومة مالية بالنسبة للنفقة وغيرها.
- Jawaban tergugat bahwa gugatan itu tidak bisa didengar (diterima) karena hanya bertujuan ingin mendapatkan materi (harta benda) adalah tidak benar. Karena gugatan itu kembali kepada masalah percekcokan harta benda yaitu berkaitan dengan nafkah dan lain-lain.
ومن حيث أنه لذلك يكون هذا الطلاق صادرًا ممن لا يملكه ولا يترتب عليه شيء من اثاره.
- Talak diucapkan oleh orang yang tidak mempunyai kesadaran dan tidak ada pengaruhnya sama sekali.
(لهذا) حكمت المحكمة على المدعى عليها بصفتها المذكورة ببطلان الطلاق المذكور وعدم ترتب آثاره عليه. ورفضنا الدفع بعدم السماع حضوريًا.
Memutuskan:
Berdasarkan itu semua, maka Pengadilan memutuskan untuk tergugat dengan sifatnya yang telah disebutkan bahwa talak yang dijatuhkan suami adalah batal dan tidak ada pengaruhnya sama sekali. Kami menolak untuk tidak mendengar (menerima) gugatan itu”.
وأما القضية المتعلقة بعدم طلاق المجنون فها هو ملخص ما قاله القضاء الشرعي:
Adapun kasus kedua yang berkaitan dengan tidak ada talak bagi orang gila, terkumpul dalam pernyataan Pengadilan Negeri sebagai berikut:
عرض الجنون مثل سائر الأعراض مرجعه الطب والأطباء. وإذن لا بد من الرجوع فيه إلى كلمتهم لأنهم أهل الذكر فيه. عرّف الطبيبان الشرعيان (فلان وفلان) في مؤلفهما المعروف (الطب الشرعي في مصر) أنه عدم قدرة الشخص على التوفيق بين أفكاره وشعوره وبين ما يحيط به لأسباب عقلية.
Penyakit gila, seperti halnya penyakit-penyakit lain, dikembalikan masalahnya kepada ilmu kedokteran dan para dokter. Haruslah dikembalikan kepada mereka karena mereka itulah yang paling mengert tentang penyakit itu. Dua orang dokter resmi (Fulan dan Fulan) dalam bukunya yang terkenal “Al-Tibb al-Syar’i fi Mishr” memberi pengertian bahwa gila adalah hilangnya kemampuan pada seseorang untuk menyeimbangkan antara pemikiran dan perasaan, dan antara apa yang meliputi dia karena sebab-sebab akali,
وإنه لمعرفة حالة المريض تواجه حركاته العقلية كما تبرز في أخلاقه وتؤثر في علاقته ببني الإنسان. ثم قسموا اختلاف القوى العقلية إلى عدة أقسام. منها اختلال الذاكرة والحس والشعور والتفكير والإحساس والانفعال واختلال الإرادة الغريزية.
Untuk mengetahui keadaan si penderita maka gerakan akalnya ditampakkan pada sikap dan perilakunya serta dipengaruhi oleh hubungannya dengan sesama manusia. Para ahli membagi sebab terjadinya perbedaan kekuatan akal ke dalam beberapa bagian. Di antaranya adalah karena rusaknya ingatan, perasaan, pemikiran, dan rusaknya kehendak bawaan.
ثم بينوا عللها ومصادرها وفصلوا آثارها ومظاهرها. وقد ذكروا منها فقدان الذاكرة والهلوسة والخلط في تكييف أو فهم المحسوسات الخارجية والهذيان. وهو عبارة عن تسلط بعض التصورات والاعتقادات الهذيانية في نفس المريض واستمرارها مهما اقتنع المصاب ببطلانها.
Ke mudian mereka menerangkan sebab-sebab terjadinya dan sumber-sumbernya lantas membedakan pengaruh dan fenomenanya. Sebab terjadinya perbedaan yang lain adalah hilangnya ingatan, kelemahan, serta rancaunya pemahaman terhadap indra-indra luar dan munculnya kata-kata yang tak karuan. Kerancauan itu akibat dari dominasi sebagian persepsi dan keyakinan-keyakinan yang tak karuan atas jiwa penderita serta terus menerus menguasainya walaupun si penderita mengakui kekeliruannya.
وقد يترتب عليها ما يؤدي إلى ارتكاب الجرائم لاعتقاده اعتقادًا وهميًا بأن هذا الشخص يسيء إليه. وذكروا أن من أنواع الجنون ما يفقد المريض ضبط انفعاله فيغضب ويبكي ويضحك لأتفه الأسباب كما ذكروا أن إرادة المريض الغريزية قد تزداد فينشأ عنها تهيجه واضطرابه. وقد تتغلب فينشأ عنها كراهية وبغض لأهله. وقد تتحول فيندفع فجأة في فعل أمر بدون تروّ ولا تفكير.
Muncul dari keyakinan-keyakinan yang tak karuan itu suatu yang mengakibatkan perbuatan jahat karena keyakinannya yang negatif bahwa orang lain akan berbuat jahat kepadanya. Di antara macam-macam penyakit gila, ada penderita yang kehilangan ketetapan perasaannya sehingga dia marah, menangis, dan tertawa hanya karena sebab yang remeh. Kehendak bawaan si penderita terkadang meningkat tinggi sehingga menimbulkan kegoncangan dan terkadang kehendak itu menguasai dirinya sehingga timbullah kebencian dan kemarahan terhadap keluarganya. Terkadang kehendak itu berubah seketika sehingga mendorong untuk berbuat sesuatu tanpa pikiran.
وبعد ما أفاضوا في البيان والتفصيل قسموا الأمراض العقلية إلى عدة أقسام. ذكروا منها ضعف القوى العقلية. وأن من أقسامها الضعف العقلي الشيخوخي. وعرفوه بأنه نقص في القوى العقلية وهو يتمشى مع النقص الجسماني في سن الشيخوخة فينشأ عنها نقص في قوة الذاكرة والإصابة بالتخيلات الهذيانية. وأن المصاب يخرف ويخلط ويتهيج ويكون سيء الظن ويفقد قوة التمييز والملاحظة ويكون شاذ الطبع وغير معتن بملابسه مثلا الخ. ما ذكروه فراجعه.
Setelah pembahasan panjang lebar, mereka membagi penyakit akal ke dalam beberapa bagian. Di antaranya karena lemahnya kekuatan akal dan juga karena kelemahan akal tua (pikun). Mereka mengakui bahwa kekuatan akal itu bisa berkurang sejalan dengan berkurangnya kekuatan badan pada waktu tua. Akibat dari berkurangnya kekuatan badan maka berkurang pula kekuatan ingatan, ketepatan, dan kekuatan khayal. Penderitanya akan bingung, rancau dan goncang. Dia akan mempunyai dugaan yang buruk, kehilangan kekuatan untuk membedakan dan meneliti. Dia mempunyai prilaku yang salah, seperti tidak bisa menentukan mana pakaiannya dan lain-lain.
هذا مضمون ما يعنينا ذكره في هذه الدعوى مما ذكره هذان الطبيبان في باب هذا المرض. وأنه لينطبق كل الانطباق على حالة هذا المطلق التي شهدت بها شهود المدعية. إلى أن قالت المحكمة صحيح إن الطلاق حصل في كذا يونيو سنة ١٩٢٤ م إلّا أنه لا يعقل عرفًا أن من تبين جنونه رسميًا في يوم كذا يونيو سنة ١٩٣٤ م يكون كامل الأهلية في اليوم السابع من ذلك الشهر.
Inilah isi yang perlu disebutkan dalam surat gugatan ini, yaitu dari keterangan dua orang dokter tentang penyakit gila. Pernyataan dokter diatas persis sesuai dengan keadaan orang yang mentalak istrinya yang disaksikan oleh para saksi penggugat. Pengadilan mengatakan, memang benar talak yang dilakukan oleh suami tersebut jatuh pada bulan Juni 1924, hanya saja tidak masuk akal kalau penyakit gilanya baru diketahui secara resmi bulan Juni 1934.
قد جرى عرف الناس على عدم المبادرة بذكر الإصابة بهذا المرض في مرضاهم في البيئات ذات الشأن بل هم يعملون على مداراته وإخفائه لما فيه من العار لهم ولا يظهرونه بين الناس إلا بعد إخفاق مسعاهم في تطبيبه. أو لأمر ذي شأن يضطرهم لذكره. وإن هذه الفترة القصيرة لا تتسع لمثل ذلك.
Memang di antara kebiasaan orang, untuk tidak menyebutkan penyakit ini. Mereka justru berusaha menyembunyikannya karena merasa hina kalau menampakkannya kepada orang lain, kecuali setelah gagal dalam usaha pengobatan, atau karena suatu hal yang memaksa mereka untuk menyebutkannya.
وإن المحكمة لتستنتج من شهادة الشهود ومن العرف المشار إليه أنه لولا مفاجأة هذا المريض لما علم أجنبي عن هذه الأسرة بمرض مريضهم هذا. إبقاء على كرامته وبعدًا له عن هذه الذكرى التي يتعير بها أهله بين من يعرفهم.
Pengadilan mengambil kesimpulan dari kesaksian para saksi dan dari kebiasaan yang berhubungan dengan itu bahwa kalaulah tidak karena kedatangan penderita yang mendadak, orang lain tidak akan mengerti tentang keadaan keluarga ini, tidak akan mengerti tentang sakitnya penderita dari keluarga tersebut. Kalaulah ada orang yang tahu, dia akan menjaga kehormatannya dan menjauhi untuk menyebut penyakitnya karena akan membawa malu keluarga.
ويؤيد ذلك ما ذكره أحد الشهود من الدكاترة أنه كثيرًا ما نصح أسرته بإرساله إلى مستشفى المجاذيب ولكنهم لم يفعلوا. ومن هذه البيانات يتبين لك أن هذا المريض طلق المدعية وهو مصاب بمرض الجنون.
Penderita itu benar-benar sakit, dikuatkan oleh keterangan salah seorang saksi bahwa beberapa dokter menasehati keluarga penderita agar membawa penderita ke rumah sakit yang terkenal tapi keluarga itu tidak melaksanakan, Dari keterangan itu jelaslah bahwa penderita mentalak penggugat (istrinya) ketika dia sedang menderita penyakit gila.
ومن المنصوص عليه شرعًا. أن تصرفات المجنون باطلة ومنها الطلاق. وأن تجاب المدعية لما طلبت من إبطال هذا الإشهاد. اهـ.
Sesuai dengan nash resmi, bahwa perbuatan-perbuatan orang gila itu batil, termasuk talak. Maka harus dikabulkan permohonan penggugat sesuai dengan permintaannya yaitu membatalkan kesaksian talak.