حكمة صلاة الجنازة
Hikmah Shalat Jenazah
هذه الصلاة لها حكم عظيمة. منها أن الميت إذا مات وأسلم روحه إلى الله وصارت تحت المحاسبة على ما فعله في حياته من خير وشر وكانت عليه ذنوب وليس له من شفيع إلا صالح الأعمال وقد فات الأوان وصار الأمر في غير الإمكان اللهم إلا إذا شمله الله برحمة من عنده.
Shalat ini memiliki beberapa hikmah yang besar, antara lain:
- Apabila seorang telah mati dan menyerahkan jiwanya kehadirat Allah sehingga pada perhitungan perbuatan baik dan buruk semasa hidupnya. Dosa-dosanya hanya bisa ditolong oleh perbuatan baik karena saat pertolongan sudah habis. Di saat itu yang ada hanyalah rahmat dari Allah bila la memberinya. Oleh karena itu kaum muslimin melaksanakan shalat Jenazah mendoakan si mayit agar Allah memberinya rahmat, memberinya karunia pengampunan, dan memperlakukannya dengan baik.
يقف المسلمون ويدعون الله تعالى أن يرحمه ويمن عليه بالغفران ويعامله بالإحسان. ومنها أن عملهم هذا يدل على أنهم لا يرضون لأحد منهم. أن يصيبه أي ألم. وأي ألم بعد عذاب جهنم وغضب الرحمن. فهم يسألون الله تعالى أن يسرهم بالعفو عن أخيهم المؤمن. و من أجل ذلك لا تجوز الصلاة على غير المسلم.
- Shalat kaum muslimin tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak rela kalau ada salah satu dari mereka tertimpa derita, tertimpa adzab neraka Jahannam dan adzab Allah yang lain. Maka mereka memohon kepada Allah agar memberikan maaf (ampunan) kepada saudara mukminnya yang meninggal dunia tersebut. Maka shalat jenazah tidak berlaku pada mayat non-muslim.
وقد ورد أن ابن أبيّ مرض وأرسل يدعو رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ومن كرم أخلاقه عليه السلام توجه إليه فسأله ابن أبيّ أن يستغفر له ويكفنه في شعاره الذي يلي جسده الشريف ثم يصلي عليه إذا مات فلما شرع المصطفى في ذلك نزل قوله تعالى:
Disebutkan bahwa Ibnu Ubay ketika sakit keras mengundang Rasulullah agar datang kepadanya. Ibnu Ubay memohon Rasulullah agar memintakan ampun kepada Allah, mengkafani dan menshalatinya jika mati. Ketika Rasulullah hendak melakukan itu turunlah ayat:
﴿ وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِّنْهُم مَّاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ، وَمَاتُوا وَهُمْ فَٰسِقُونَ ﴾١
“Dan janganlah kamu sekali-kali menshalati (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik”. Al-Taubah: 84.
فامتنع رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من ذلك.
Maka saat itu juga Rasulullah menolak permohonan Ibnu Ubay.
ومنها أن للإنسان حق إكرامه الذي أكرمه به الله سبحانه وتعالى في قوله:
Manusia memiliki hak untuk dihormati sebagaimana Allah telah menghormatinya:
﴿ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا ﴿ ٧٠﴾٢
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. Al-Isra’: 70.
فإذا لم يؤدّ التكريم الواجب على إخوانه المؤمنين فقد ظلم وغبن.
Kalau manusia tidak melaksanakan kewajiban menghormati teman sesama mukmin berarti dia telah menganiaya dan menipu daya.
ومن المأثور عن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هذا الدعاء:
Ada beberapa doa kepada orang mati seperti yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. antara lain:
«اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا.
Artinya: “Ya Allah, ampunilah di antara kami yang hidup yang mati, yang ada yang pergi (hilang), yang kecil, yang besar, yang laki-laki, dan yang perempuan.”
اللّٰهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَاَحْيِهِ عَلَى الْإِسْلاَمِ. وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفِّهِ عَلَى الْإِيْمَانِ.
“Ya Allah hidupkanlah orang yang engkau hidupkan di antara kami hidup dalam Islam, dan matikanlah orang yang Engkau matikan dalam iman.
اللّٰهُمَّ إِنَّ فُلَانًا ابْنَ فُلَانٍ فِي ذِمَّتِكَ وَحَبْلِ جِوَارِكَ فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَقِّ.
Ya Allah, sesungguhnya Fulan bin Fulan berada dalam tanggungan-Mu dan dalam tali sekitar-Mu. Maka selamatkanlah dia dari fitnah (siksa) kubur dan siksa neraka. Engkaulah pemilik janji dan kebenaran.
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ مَنْزِلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. وَابْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ. وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ. وَادْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ»
Ya Allah, ampunilah dia (mayit), kasihanilah dia, maafkanlah dia, muliakanlah rumahnya, luaskanlah tempat masuknya (kuburannya). Sucikanlah dia dengan air, es dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan-kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran, Gantilah rumah lebih baik dari rumahnya, keluarga lebih baik dari keluarganya, istri lebih baik dari istrinya. Masukkanlah dia ke dalam surga dan lindungilah dia dari siksa kubur dan siksa neraka”
ولا يقول زوجًا خيرًا من زوجه إذا كانت أنثى.
Kalau mayit itu perempuan, maka doa زَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ. tidak usah disebut.
وإذا كان الميت طفلًا يقول:
Jika yang mati adalah anak kecil, maka doanya adalah :
اللّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَاَ فَرَطًا. اللّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا ذَخْرًا وَأَجْرًا. اللّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا شَافِعًا وَمُشْفِعًا.
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah dia sebagai pendahulu kami, jadikanlah dia sebagai simpanan dan pahala bagi kami. Ya Allah, jadikanlah dia sebagai penolong yang menolong kami”.
هذه هي حكمة صلاة الجنازة فقم بها أيها المسلم لإخوانك المسلمين وكما تدين تدان.
Inilah hikmah shalat Jenazah. Maka lakukanlah wahai orang-orang Islam terhadap saudara-saudaramu sesama muslim.