حكمة تحريم اللواطة
Hikmah Diharamkan Homoseksual
إذا جمعنا كل العيوب والمثالب صغيرها وكبيرها وكل ما يخجل المرء من فعله وذكر اسمه وصفته فلا يكون كل هذا بجانب وصمة هذا الداء المميت للعواطف الملصق بصاحبه عارًا يتوارثه الأعقاب على توالي الأيام.
Jika kita mengumpulkan kelemahan/aib baik yang kecil maupun yang besar dan setiap yang membuat malu orang jika dilakukan, disebut nama dan sifatnya. Tetapi itu semua bukanlah aib yang diwarisi oleh anak cucu sepanjang masa.
عيب شنيع، وعار أشنع، وفاعل قبيح، ومفعول به أقبح. لو كان الفاعل والمفعول به من الأسرة التي لها قدم من المجد تذكره وتليد من العز تفخر به. فإنهما أحط الناس قدرًا وأخملهم ذكرًا وأذلهم نفسًا وأوسخهم عرضًا وأشدهم يوم القيامة عذابًا وفي الدنيا نكالًا .
Selama aib itu bukan penyakit yang mematikan perasaan orang seperti yang dimiliki orang-orang yang melakukan homoseksual Adalah suatu perbuatan yang keji, bahkan sangat keji jika orang melakukan homoseksual, sementara mereka masing-masing berasal dari keluarga yang kehormatannya disebut-sebut dan dibangga-banggakan orang. Golongan itu adalah manusia yang sangat hina dan rendah nilainya, jiwa dan kehormatannya di dunia sangat nista.
والحكمة في تحريمه. أن الرجل من وظيفته الاستفراش، والمرأة وظيفتها أن تكون فراشًا لزوجها. واللواطة مخالفة لسنة الطبيعة وأدب الدنيا والدين. أما مخالفته المرأة فأمره ظاهر.
Hikmah diharamkan homoseksual adalah karena fungsi orang laki- laki itu menggunakan kasur. Sedangkan wanita fungsinya sebagai kasur bagi suaminya. Sementara homoseksuil bertentangan dengan hukum alam, etika dan agama. Baik karena ia benci terhadap wanita sehingga masalahnya menjadi jelas
وأما مخالفته لآداب الدنيا فإن الرجل الحر النقي العرض الطاهر الذيل لا يرضى أن يضع نفسه موضع المرأة التي يأنف أن يلبس ملابسها فضلًا عن أن يكون مثلها مهانًا بالوطء.
Atau karena ia meninggalkan etika duniawi. Orang laki-laki yang merdeka dan suci kehormatannya tidak akan rela mencampakkan dirinya pada wanita yang suci dan bangga mengenakan pakaiannya (pakaian kewanitaannya), lebih-lebih menggauli laki-laki yang serupa dengan nilai yang hina.
وأيضًا يدخل عضو التناسل في محل العذرة النجسة الكريهة الرائحة التي تتقزز النفس من سماع اسمها فضلًا عن ملامستها. ولقد قيل لبعض العرب الذين هم في بعد عن الحضر ولم يختلطوا بأهل الرفاهية: لماذا لم تأتوا الذكران من العالمين؟ فقال إني لأكره العذرة وهي ملقاة على الأرض فكيف ألج عليها في وكرها.
Demikian pula ia tidak akan rela memasukkan alat kelaminnya ke dalam tempat terlarang dan najis, berbau busuk, yang orang merasa jijik mendengarkan namanya, apalagi menyentuhnya. Telah dikatakan kepada sebagian bangsa Arab yang jauh dari tempat tinggal dan tidak bergaul dengan orang-orang yang hidup glamor: “Mengapa kalian tidak mendatangi jenis lelaki di antara manusia?”. Maka ia menjawab: “Sesungguhnya aku membenci kotoran manusia yang ada di atas tanah, lantas bagaimana aku masuk ke dalam sarangnya?”.
وأيضًا إن من عادة من يرتكب هذا الذنب سواء أكان فاعلًا أو مفعولًا به يكون مرذولًا في نظر العقلاء من الناس ذليل النفس. ومن أجل ذلك كان ملوك حمير يأتون من يطمع في الملك حتى لا تكون له نفس شريفة تؤهله لتولية الملك ولا شهامة تجعل له هيبة في نظر الرعية :
Demikian pula orang yang melakukan kebiasaan ini baik menjadi subyek maupun obyek adalah hina dan rendah dalam pandangan orang- orang yang berakal. Untuk raja-raja Humair dahulu mendatangi orang-orang yang tamak akan kekuasaan sehingga hilang kehormatan yang menjadi persyaratan untuk mendapatkan kekuasaan dan hilang pula kecerdikan sebagai kewibawaan bagi pandangan rakyat.
وأما مخالفته لآداب الدين فإن الله سبحانه وتعالى أمرنا أن لا نضع عضو التناسل إلا في موضعه الذي خلق لأجله وهو موضع الحرث .
Adapun penentangannya terhadap aturan agama adalah karena Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan kita agar menempatkan alat kelamin di tempat yang telah Allah ciptakan untuknya. Sebagai tempat persemaian.
هذا وقد أنزل الله على الأمم الغابرة من صنوف العذاب ما هو معلوم. ولم نسمع بأشد مما أصاب قوم لوط، ولولا أن رحمنا الله بسيد الخلق للقينا أشد من قوم لوط نكالًا وأشنع وبالًا .
Beginilah Allah menurunkan berbagai macam azab sebagaimana diketahui pada umat-umat yang lampau. Kita belum pernah mendengarkan siksaan yang lebih berat dari pada siksaan yang menimpa kaumnya nabi Luth. Andaikata Allah tidak memberi rahmat kepada kita dengan ciptaan sebaik-baiknya, niscaya akan diberikan kepada kita siksaan yang lebih berat dan lebih keji dari pada siksanya kaum nabi Luth.