حكمة أدب القاضي
Hikmah Adab Seorang Qadli
مركز القاضي كبير في الشريعة الإسلامية لأنه يجلس مجلس رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ويفصل الخصومات ويقضي في الدعاوى بين الناس لا فرق بين ملك وأمير ووزير وحقير وغني وفقير. ومن كان هذا شأنه وهذه مهمته لا شك أنه يجب عليه أن يتخلق بخلق القرآن الكريم وصاحب الشرع صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ والسلف الصالح.
Peran seorang qadli sangat besar dalam syari’at Islam karena dia menduduki kedudukan Rasulullah. Dia harus membebaskan pertengkaran dan mengadili gugatan di kalangan manusia, tidak pandang raja, amir, mentri, orang hina, orang kaya, atau fakir-miskin. Kalau begitu kedudukan dan pentingnya, maka dia harus mempunyai akhlaq Qur’ani, akhlaq Rasulullah serta akhlaq orang-orang salaf shaleh.
هذا وقد لخصنا شيئا من البدائع في هذا الموضوع يحسن بنا أن نذكره هنا لأجل أن يكون النفع أعم والفائدة أتم:
Di sini akan kami sampaikan adab yang harus mereka miliki diambil dari kitab al-Badai’, agar mempunyai faedah yang lebih luas dan lebih sempurna:
يجب أن يكون القاضي فهمًا عند الخصومة. فيجعل فهمه وسمعه وقلبه إلى كلام الخصمين. لقول سيدنا عمر رضي الله عنه في كتاب السياسة: (كتابه لأبي موسى الأشعري وقد ذكرناه في غير هذا المكان فراجعه): فافهم إذا أدلي إليك لأن من الجائز أن يكون الحق مع أحد الخصمين فإذا لم يفهم القاضي كلامهما يضيع الحق.
- Seorang qadli harus paham terhadap perselisihan yang terjadi. Pemahaman, pendengaran, dan hatinya hendaknya ditujukan kepada pembicaraan kedua orang yang berselisih. Hal itu berdasarkan perkataan Umar bin Khattab dalam suratnya kepada Abu Musa al-Asy’ari yang telah disebutkan diatas: “Pahamilah ketika seorang penggugat mengajukan gugatannya kepadamu, karena mungkin kebenaran itu berada pada salah satu dari kedua orang yang berselisih”. Kalau seorang qadli tidak paham terhadap pembicaraan kedua orang itu maka akan hilanglah kebenaran. Tidak ada artinya kebenaran pembicaraan yang tidak bisa menyelesaikan masalah.
وذلك قوله رضي الله عنه: فإنه لا ينفع تكلم بحق لا نفاذ له. وأن لا يكون القاضي قلقًا وقت القضاء لقول سيدنا عمر: إياك والقلق وهذا أدعى إلى الثبوت والتثبت.
- Seorang qadli tidak boleh bingung ketika mengadili, sesuai dengan surat Umar: “Takutlah kamu terhadap kebingungan“. Peringatan Umar ini mendorong qadli untuk tetap dan teguh.
وأن لا يكون ضجرًا عند القضاء إذا اجتمعت عليه الأمور فضاق صدره لقوله رضي الله عنه: إياك والضجر:
- Qadli hendaknya tidak jenuh dalam pengadilan ketika masalah menumpuk padanya dan tidak boleh sempit dada. Hal ini sesuai dengan surat Umar: “Takutlah kamu terhadap rasa jenuh“.
وأن لا يكون في حالة غضب وقت القضاء لقول سيد الأولين والآخرين محمد: «لا يقضي القاضي وهو غضبان» لأنه يدهشه عن التأمل.
- Seorang qadli harus tidak dalam keadaan marah pada saat mengadili, sesuai dengan ucapan Nabi: Artinya: “Seorang qadli tidak mengadili sedang ia dalam keadaan marah”. Hal itu karena marah bisa membingungkan dia untuk berpikir.
وأن لا يكون في حالة جوع وعطش وامتلاء. لأن هذه العوارض من القلق والضجر والغضب والجوع والعطش والامتلاء مما يشغله عن الحق.
- Seorang qadli tidak boleh mengadili dalam keadaan lapar, haus, atau kekenyangan karena semuanya itu akan melupakan dia dari kebenaran.
وأن لا يقضي وهو يمشي على الأرض أو يسير على الدابة. لأن المشي والسير يشغلانه عن النظر والتأمل في كلام الخصمين. ولا بأس بأن يقضي وهو متكىء لأن الاتكاء لا يقدح في التأمل والنظر.
- Hendaknya tidak mengadili sedang ia berjalan dimuka bumi atau sedang berjalan diatas kendaraan, karena hal itu akan merepotkan dia dalam melihat dan berpikir tentang ucapan kedua orang yang berselisih. Seorang qadli boleh saja mengadili sambil bersandar asal tidak meng ganggu dia dalam melihat dan berpikir.
وأن يسوي بين الخصمين في الجلوس فيجلسهما بين يديه لا عن يمينه ولا عن شماله لأنه لو فعل ذلك فقد قرّب أحدهما في مجلسه. وكذا لا يجلس أحدهما عن يمينه والآخر عن شماله. لأن لليمين فضلًا على اليسار.
- Seorang qadli harus menyamakan kedua orang yang berselisih dalam hal tempat duduk. Harus mendudukkan kedua orang itu didepannya, tidak di sebelah kanan dua-duanya atau sebelah kiri dua-duanya. Kalau itu yang dilakukan pasti ada salah satunya yang lebih dekat dengannya. Tidak boleh mendudukkan yang satu sebelah kanan dan yang satu sebelah kiri karena yang kanan akan terkesan lebih terhormat dari yang kiri.
وقد روي أن عمر وأبي بن كعب رضي الله عنهما اختصما في حادثة إلى زيد بن ثابت فألقى لسيدنا عمر رضي الله عنه وسادة.
Diriwayatkan bahwa Umar dan Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu ‘anhu berselisih tentang suatu peristiwa lantas mengadu kepada Zaid bin Tsabit. Zaid memberikan bantal kepada Umar, maka Umar berkata: “Inilah awal mula kedlalimanmu“. Lantas Umar duduk di hadapannya.
فقال عمر رضي الله عنه هذا أول جورك، وجلس بين يديه. وأن يسوي بينهما في النظر والنطق والخلوة. فلا ينطلق بوجهه إلى أحدهما ولا يسار أحدهما ولا يومىء إلى أحدهما بشيء دون خصمه
- Seorang qadli harus menyamakan pandangan, pembicaraan, dan khalwat (menyendiri). Seorang qadli tidak boleh berbicara dengan memalingkan wajah kepada salah satu mereka berdua, tidak kesebelah salah satu, atau menunjukkan salah satu tentang sesuatu sementara yang lain tidak
ولا يرفع صوته على أحدهما ولا يكلم أحدهما بلسان لا يعرفه الآخر ولا يخلو بأحد في منزله ولا يضيف أحدهما فيعدل بين الخصمين في هذا كله. لما في ترك العدل من كسر قلب الآخر ويتهم القاضي به أيضًا.
Dia tidak boleh mengeraskan suara kepada salah satu, tidak boleh berbicara kepada salah satu dengan bahasa yang tidak diketahui oleh yang lain. Dia tidak boleh berkhalwat dengan salah satu di rumahnya dan tidak bertamu ke rumah yang lain. Hendaknya dia berbuat adil kepada keduanya, karena meninggalkan keadilan termasuk menyusahkan hati orang lain.
وأن لا يقبل الهدية من أحدهما إلَّا إذا كان لا يلحقه بذلك تهمة.
- Seorang qadli tidak boleh menerima hadiah dari salah satu orang yang berselisih kecuali jika tidak berkaitan dengan tuduhan.
وأن لا يجيب الدعوة العامة إن كانت بدعة.
- Tidak boleh memenuhi undangan umum jika undangan itu membawa kepada bid’ah.
وأن لا يلقن أحد الخصمين حجته لأن فيه كسر قلب الآخر، ولأن فيه إعانة أحد الخصمين فيوجب التهمة غير أنه إذا تكلم أحدهما أسكت الآخر ليفهم كلامه.
- Tidak boleh mengajari hujjah kepada salah satu orang yang berselisih karena perbuatan itu menyusahkan hati orang yang lain. Perbuatan itu berarti membantu salah satu dari keduanya.
وأن لا يلقن الشاهد بل يتركه يشهد بما عنده فإن أوجب الشرع قبوله قبله وإلَّا رده.
- Tidak boleh mengajar saksi, tapi harus membiarkannya bersaksi dengan apa yang ada padanya. Kalau saja syari’at memperbolehkan mengajar saksi mungkin tindakan itu bisa diterima, kalau tidak berarti harus ditolak.
وأن لا يعبث بالشهود لأن ذلك يشوش عليهم عقولهم فلا يمكنهم أداء الشهادة على وجهها. وإذا اتهم الشهود فلا بأس بأن يفرقهم عند أداء الشهادة، فيسألهم أين كان ومتى كان وهكذا من الأسئلة التي تظهر صدقهم. فإن اختلفوا ا اختلافًا يوجب ردّ الشهادة ردّها وإلَّا فلا.
- Seorang qadli tidak boleh diutus bersama-sama dengan para saksi, karena akan mengganggu pikiran, sehingga tidak mungkin mereka melaksanakan kesaksian secara obyektif. Pada waktu para saksi bersaksi, qadli boleh memisahkan mereka, menanyakan dimana, kapan dan lain-lain, dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mengungkap kebenaran mereka. Kalau para saksi itu ternyata memberi kesaksian yang berbeda-beda, maka kesaksian itu wajib ditolak.
ويعود المريض لأن ذلك حق المسلمين على المسلمين فلا يلحقه التهمة بإقامته.
- Seorang qadli boleh menjenguk salah satu orang yang berselisih ketika sedang sakit, asal tidak melakukan tuduhan pada waktu itu. Menjenguk orang sakit merupakan hak muslim atas muslim.
ويسلم على الخصوم إذا دخل المحكمة لأن السلام من سنة الإسلام فلا يتهم به وكان شريح يسلم على الخصوم لكن لا يخص أحد الخصمين بالتسليم عليه دون الآخر، وهذا قبل جلوسه في مجلس الحكم. فأما إذا جلس لا يسلم عليهم ولا هم يسلمون عليه.
- Seorang qadli hendaknya mengucapkan salam kepada orang-orang yang berselisih pada waktu masuk ke dalam ruang pengadilan, karena salam itu termasuk sunnah Islam, maka qadli tidak dituduh berlaku curang karena mengucapkan salam. Seorang qadli bernama Syuraikh mengucapkan salam kepada orang-orang yang berselisih hanya saja tidak mengkhususkan kepada salah satu mereka. Ucapan itu disampaikan sebelum duduk di ruang majlis pengadilan. Kalau dia duduk tanpa mengucapkan salam, maka mereka juga tidak usah mengucapkan salam.
ويسأل عن حال الشهود فيما سوى الحدود والقصاص وإن لم يطعن الخصم لأن هذا من آداب القاضي عند أبي حنيفة رضي الله عنه. لأن القضاء بظاهر العدالة وإن كان جائزًا عنده فلا شك أن القضاء بالعدالة الحقيقية أفضل. وأما عند الصاحبين رضي الله عنهما فهو من واجبات القضاء.
- Seorang qadli hendaknya menanyakan keadaan para saksi pada selain hudud (hukuman) dan qishash asalkan tidak mencela orang-orang yang berselisih, karena hal itu merupakan adab kesopanan seorang qadli, menurut Abu Hanifah. Sedangkan menurut dua orang sahabat, menanyakan keadaan para saksi itu merupakan kewajiban pengadilan.
وأن يجلس معه جماعة من أهل الفقه يشاورهم ويستعين برأيهم فيما يجهله من الأحكام. وقد ندب الله سبحانه وتعالى رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إلى المشاورة بقوله: ﴿ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ﴾١ مع انفتاح باب الوحي فغيره أولى.
- Hendaknya pada seorang Qadli ada sekelompok ahli Fiqih yang digunakan untuk bermusyawarah dan agar sang qadli bisa mengambil pendapat mereka ketika dia tidak mengetahui beberapa hukum. Allah menyarankan Rasulullah untuk bermusyawarah: “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu” (Ali Imran: 159). Yaitu melakukan musyawarah dengan berdasarkan nash-nash,
وعن أبي هريرة رضي الله عنه أنه قال: ما رأيت أحدًا بعد رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أكثر مشورة لأصحابه منه، لأن المشاورة في طلب الحق من باب المجاهدة في الله عز وجل فيكون مسببًا للوصول إلى سبيل الرشاد. وقد قال الله تعالى:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku tidak pernah melihat seseorang setelah Rasulullah yang banyak melakukan musyawarah dengan para sahabatnya yang melebihi beliau”. Musyawarah dalam mencari kebenaran masuk dalam kategori mujahadah di jalan Allah yang mengantarkan kita kepada petunjuk. Allah Subhanahu wa ta’ala. berfirman:
﴿ وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا إِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ﴾٢
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridlaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. Al-Ankabut: 69
وينبغي أن يجلس معه من يوثق بدينه وأمانته ولا ينبغي أن يشاورهم بحضرة الناس لأن ذلك يذهب بمهابة المجلس. والناس يتهمونه بالجهل. ولكن يقيم الناس عن المجلس ثم يشاورهم، (وهذا الأمر يسمى في عرف القضاء الآن بكلمة مداولة)، أو يكتب في رقعة ويدفعها إليهما أو يكلمهم بلغة لا يفهمها الخصمان.
Orang-orang yang bermusyawarah bersama qadli tersebut harus mereka yang sudah tidak diragukan lagi agama dan amanatnya. Qadli tidak boleh mengadakan musyawarah dengan mereka lantas diikuti oleh orang banyak, karena hal itu akan menghilangkan kewibawaan majelis, dan mereka akan menuduh qadli itu bodoh. Qadli hendaklah menyuruh orang-orang untuk meninggalkan majelis baru kemudian bermusyawarah, atau menulis pengumuman pada papan kepada mereka dengan kata-kata yang tidak diketahui oleh kedua orang yang berselisih.
وأن يكون له (جلوان) يقوم على رأسه لتهذيب المجلس وبيده سوط يؤدّب به المنافق وينذر به المؤمن. وروي عن رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه كان يمسك بيده سوطًا ينذر به المؤمن ويؤدّب به المنافق. وكان أبو بكر الصديق رضي الله عنه يمسك سوطًا. وعمر رضي الله عنه اتخذ درة.
- Hendaknya seorang qadli memiliki seorang pengaman yang selalu ada di sampingnya untuk mengamankan majlis. Sang keamanan itu selalu membawa cambuk untuk memperbaiki orang-orang munafik dan memperingatkan orang-orang mukmin. Diriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau memegang cambuk ditangannya untuk memperingatkan orang mukmin dan memperbaiki orang munafik. Abu Bakar al-Shiddiq juga menggunakan cambuk dalam pengadilan. Sedangkan Umar bin Khattab menggunakan alat pukul.
وأن يكون له اعوان يستحضرون الخصوم ويقومون بين يديه إجلالاً له ليكون مجلسه مهيبًا حتى يذعن المتمرد للحق.
- Hendaknya seorang qadli mempunyai pembantu guna mendatangkan orang-orang yang berselisih. Mereka berdiri disisinya sebagai penghormatan kepadanya agar majlis tampak berwibawa hingga orang yang sombong menjadi tunduk kepada kebenaran.
وأن يكون له ترجمان لجواز أن يحضر مجلس القضاء من لا يعرف القاضي لغته من المدعي والمدعى عليه والشهود.
- Hendaknya seorang qadli mempunyai ahli penterjemah karena barangkali diantara penggugat, tergugat, atau para saksi menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh sang qadli.
وأن يتخذ كاتبًا أمينًا لأنه يحتاج إلى محافظة الدعاوى والبينات والإقرارات ولا يمكنه حفظها بنفسه فلا بد من الكتابة. وينبغي أن يكون الكاتب عفيفًا صالحًا وله معرفة بالفقه.
- Seorang qadli hendaknya mempunyai seorang sekretaris yang jujur untuk menulis atau menyimpan surat-surat gugatan, keterangan-keterangan, bukti-bukti, keputusan-keputusan yang semuanya tidak mungkin dihapal. Seorang sekretaris tersebut harus orang yang bisa menjaga kesucian, saleh, dan mengerti ilmu fiqih.
وأن يقدم الخصوم على مراتبهم في الحضور الأول فالأول لقوله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «المباح لمن سبق إليه» وإن اشتبه عليه حالهم استعمل القرعة فيقدم من خرجت قرعته إلَّا الغرباء إذا خاصموا بعض أهل المصر فإنه يقدمهم في الحقوق على أهل المصر
- Seorang qadli hendaknya menghadapkan orang-orang yang berselisih kepadanya satu-persatu secara tertib dimulai dari orang yang pertama kali datang, sesuai dengan ucapan Rasulullah: “Yang diperbolehkan adalah orang yang pertama kali datang kepadanya”. Kalau mereka datang bersama-sama harus diadakan undian. Karena kalau tidak akan terjadi perselisihan, kecuali jika perselisihan itu terjadi antara orang yang datang dari jauh (orang asing) dengan penduduk kota, maka yang harus didahulukan adalah orang yang datang dari jauh itu.
لما روي عن عمر رضي الله عنه أنه قال: قدم الغريب فإنك إذا لم ترفع به رأسًا ذهب وضاع حقه فتكون أنت الذي ضيعته.
Hal itu sesuai dengan riwayat dari Umar lalu berkata: “Datang seorang asing, maka kalau kamu tidak menghadapkan kepadamu dengan segera akan hilanglah haknya, berarti kamulah orang yang menghilangkan haknya”.
ندب رضي الله عنه إلى تقديم الغريب ونبه إلى المعنى لأنه لا يمكنه الانتظار فكان تأخيره في الخصومة تضييعًا لحقه إلَّا إذا كانوا كثيرًا بحيث يشتغل القاضي بهم عن أهل المصر فيخلطهم بأهل المصر لأن تقديمهم يضر بأهل المصر.
وكذا تقديم صاحب الشهود على غيره لأن إكرام الشهود واجب قال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Umar menyarankan untuk mendahulukan orang asing karena orang asing itu tidak mungkin menunggu lama, sehingga kalau qadli mengakhirkannya dalam perselisihan akan menghilangkan haknya kecuali jika orang asing itu jumlahnya banyak yang gara-gara mereka sang qadli sibuk hingga mengesampingkan orang dari penduduk kota. Pada kondisi seperti itu sang qadli boleh mencampur mereka dengan orang penduduk kota, karena kedatangan mereka secara keseluruhan membahayakan penduduk kota. Qadli juga boleh mendahulukan para saksi dari yang lain karena menghormati mereka itu wajib. Rasulullah bersabda:
«أَكْرِمُوا الشُّهُوْدَ فَإِنَّ اللهَ يُحْيِي بِهِمُ الْحُقُوْقَ»
Artinya: “Hormatilah para saksi karena sesungguhnya Allah menghidupkan hak-hak dengan mereka”.
وليس من الإكرام حبسهم على باب القاضي. وهذا إذا كان واحدًا فإن كانوا كثيرًا أقرع بينهم
Bukan merupakan suatu penghormatan bila sang qadli membiarkan mereka tertawan di depan pintu. Tapi kalau para saksi itu banyak, maka hendaknya dilakukan undian.
وينبغي أن يقدم الرجال على حدة النساء على حدة لما في الخلط من خوف الفتنة. ولو رأى أن يجعل لهن يومًا على حدة لكثرة الخصوم فعل. لأن إفرادهن بيوم أستر لهن.
- Hendaknya sang qadli menghadapkan kaum laki-laki dan wanita secara terpisah sebab kalau dilakukan bersama-sama dikhawatirkan terjadi fitnah. Kalau dipandang perlu, menyediakan hari khusus untuk para perempuan karena jumlah mereka lebih banyak. Pemisahan itu lebih menjaga mereka.
ولا يتعب نفسه في طول الجلوس لأنه يحتاج إلى النظر في الحجج. وبطول الجلوس يختل النظر فيها. ويكفي الجلوس طرفي النهار بحيث لا يفوته النظر في الحجج.
- Janganlah seorang qadli itu duduk di dalam majelis terlalu lama. Dia perlu konsentrasi dalam memperhatikan alasan-alasan yang diajukan oleh orang-orang yang berselisih, padahal duduk terlalu lama akan mengganggu konsentrasi tersebut. Maka cukuplah duduk (kerja) disana hingga akhir siang agar tidak kehilangan konsentrasi.
وإذا تقدم إليه الخصمان يسأل المدعي عن دعواه وذكر في الزيادات أنه لا يسأل. وكذا إذا ادعى دعوى صحيحة هل يسأل المدعى عليه عن دعوى خصمه قيل يسأل. وذكر في الزيادات أنه لا يسأل حتى يقول له المدعي سله عن جواب دعواي.
- Apabila ada dua orang yang berselisih menghadap qadli boleh menanyakan gugatan kepada penggugat. Sementara disebutkan di dalam hadits, qadli tidak boleh menanyakan gugatan. Qadli juga berhak menanyakan tuduhan kepada tergugat, meskipun disebutkan didalam hadits qadli tidak boleh bertanya terlebih dahulu sampai penggugat mengatakan kepadanya “tanyakan saja kepada tergugat untuk memberikan jawaban tuduhan saya”.
وجه ما ذكره في الزيادات أن السؤال عن الدعوى إنشاء للخصومة والقاضي لا ينشىء الخصومة. ووجه القول الآخر إن من الجائز أن أحد الخصمين يلحقه مهابة مجلس القاضي فيعجز عن البيان دون سؤال القاضي. فيسأل عن دعواه.
Larangan bertanya kepada penggugat atau tergugat dalam hadits itu karena menanyakan tuduhan akan menimbulkan perselisihan, padahal seorang qadli itu tidak boleh menimbulkan perselisihan. Namun dari segi pengertian yang lain, seorang qadli boleh menanyakan tuduhan karena salah satu diantara dua orang yang berselisih tersebut barangkali takut akan kewibawaan dan kedudukan qadli sehingga tidak mampu memberikan penjelasan kecuali ada pertanyaan dari qadli, maka qadli boleh menanyakan tuduhannya.
ويلزمه أن المدعي إذا أقام البينة فادعى المدعى عليه الدفع وقال لي بينة حاضرة أمهله زمانًا لقول عمر رضي الله عنه: اجعل للمدعي أمدًا ينتهي إليه: وأراد به مدعي الدفع. ألَّا ترى أنه قال:
Penggugat boleh memberikan keterangan (bukti) lantas tergugat membantahnya dan mengatakan: “Saya mempunyai bukti yang belum saya. sampaikan”. Hal itu berdasarkan perkataan Umar: “Berilah tempo bagi tergugat sampai mendapatkan bukti”. Ucapan Umar itu dimaksudkan agar tergugat memberikan bantahan. Telah diterangkan kepada anda bahwa Umar mengatakan:
وإن عجز استحللت عليه القضاء، ولأنه لو لم يمهله وقضى ببينة المدعي يحتاج إلى نقض قضائه لجواز أن يأتي بالدفع مؤخرًا فهو من صيانة القضاء عن النقض.
“Jika tergugat tidak mampu memberikan bantahan, maka qadli boleh memberikan putusan. Kalau qadli tidak memberikan tempo kepada tergugat lantas memberi keputusan berdasarkan bukti-bukti penggugat, maka bisa jadi nanti qadli harus merubah keputusannya, karena tergugat diperbolehkan memberikan sanggahannya secara menyusul. Maka memberi tempo itu dalam rangka menjaga agar keputusannya tidak usah dirubah.
ثم ذلك مفوض إلى رأي القاضي إن شاء أخر إلى آخر المجلس وإن شاء إلى الغد وإن شاء إلى بعد الغد ولا يزيد عليه لأن الحق قد توجه إليه فلا يسعه التأخير أكثر من ذلك. وإن ادعى بينة غائبة لا يلتفت إليه بل يقضي للمدعي.
- Pengunduran keputusan ada ditangan sang qadli. Boleh saja dia mengundurkannya hingga akhir persidangan, besok, atau besuk lusa. Pengunduran itu tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan oleh qadli karena hak hukum itu ada ditangan qadli. Maka orang yang berselisih tidak boleh mengundurkan melebihi waktu yang telah di tetapkan oleh qadli. Kalau tergugat ternyata memberikan bukti tidak jelas, maka qadli tidak boleh condong kepadanya, namun harus menetapkan keputusan untuk penggugat.
ويجلس القاضي في أشهر المجالس ليكون أرفق بالناس. ولا بأس للقاضي أن یرد الخصوم إلى الصلح إن طمع منهم ذلك. قال الله تبارك وتعالى: ﴿ وَالصُّلْحُ خَيْرٌ ﴾١
- Seorang qadli hendaknya duduk pada tempat yang paling terhormat agar tampak lebih bersahabat dengan orang-orang. Dia boleh mengajak damai kepada orang-orang yang berselisih kalau perlu. Allah berfirman: “Berdamai itu lebih baik” (Al-Nisa’ 127).
فكان الرد إلى الصلح ردًا إلى الخير وقال عمر رضي الله عنه: ردوا الخصوم حتى يصطلحوا فإنّ فصل القضاء يورث بينهم الضغائن. فندب رضي الله عنه القضاة إلى رد الخصوم إلى الصلح ونبه على المعنى وهو حصول المقصود من غير ضغينة. ولا يزيد على مرة أو مرتين. فإن أصطلحا وإلَّا قضى بينهما بما يوجبه الشرع. وإن لم يطمع منهم في الصلح لا يردهم إليه بل ينفذ القضية فيهم.
Mengajak damai berarti mengajak kepada suatu kebaikan. Umar berkata: “Ajaklah orang-orang yang berselisih itu hingga damai karena keputusan hukum itu bisa mewariskan iri dengki diantara mereka”. Maka dari itu Umar menyarankan kepada para qadli untuk mengajak damai kepada orang- orang yang berselisih, dengan suatu pengertian, tercapainya suatu kedamaian hendaknya tidak lebih dari sekali atau dua kali. Mereka boleh berdamai, atau kalau tidak, qadli memberi keputusan seperti apa yang diwajibkan oleh syareat. Kalau tidak menghendaki damai, mereka tidak usah diajak damai tetapi harus dilakukan melalui keputusan hukum.
وينبغي للإمام أن يوسع على القاضي وعلى عياله كيلا يطمع في أموال الناس. وروي أن رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لما بعث عتاب بن أسيد رضي الله عنه إلى مكة وولاه أمرها رزقه أربعمائة درهم في كل عام. ورزق عمر رضي الله عنه شريحًا وهو قاض. وروي أن عليًا كرم الله وجهه فرض لشريح خمسمائة درهم في كل شهر.
- Seorang pemimpin hendaknya memikirkan kesejahteraan qadli dan keluarganya agar tidak rakus kepada harta milik orang lain. Diriwayatkan bahwa Rasulullah ketika mengutus Itab bin Usaid Radhiyallahu ‘anhu ke Makkah dan menguasakan urusan Makkah kepadanya, Rasulullah memberinya gaji 400 dirham setiap tahun. Umar juga menggaji Syuraikh sebagai qadli. Diriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu menggaji Syuraikh 500 dirham setiap bulan.
وليس للقاضي أن يستخلف إلَّا إذا أذن له الإمام بذلك. لأنه يتصرف بالتفويض فيتقدر بقدر ما فوض إليه كالوكيل اهـ.
- Seorang qadli tidak boleh menduduki jabatannya kalau tidak mendapatkan izin dari pemimpin, karena sang qadli itu berbuat berdasarkan pemberian mandat dari pemimpin sebagai wakilnya.