• Backup Home
  • Home 2
  • Privacy Policy
  • Qasidah dan Shalawat Page
  • Rawi Simthud Duror dan Terjemah
  • Tentang Kami
  • Home
Kitab Kuning Digital
No Result
View All Result
Tuesday, May 13, 2025
  • Home
  • Kajian Kitab
    • Hikmatut Tasyrif wa Falsafatuhu
    • Tafsir Mimpi Ibnu Sirin
    • Safiinatun Najaah
    • Taklim Muta`allim
  • Qasidah
  • PDF Kitab Kuning
  • Khutbah
  • Manakib
  • Shalat
  • Apps
  • Artikel
  • Tentang Kami
  • Home
  • Kajian Kitab
    • Hikmatut Tasyrif wa Falsafatuhu
    • Tafsir Mimpi Ibnu Sirin
    • Safiinatun Najaah
    • Taklim Muta`allim
  • Qasidah
  • PDF Kitab Kuning
  • Khutbah
  • Manakib
  • Shalat
  • Apps
  • Artikel
  • Tentang Kami
No Result
View All Result
Kitab Kuning Digital
No Result
View All Result
  • PDF
  • Qasidah
  • Doa-doa
  • Kajian Kitab
  • Tuntunan Ibadah
  • Apps
  • Artikel
  • Infografis
  • Khutbah
  • Manakib
  • Tanya Jawab Keislaman
  • Tentang Kami
Home Tuntunan Ibadah

Hukum dan Syarat I’tikaf Beserta Hal yang Membatalkannya

Kitab Kuning Digital by Kitab Kuning Digital
2023-12-11
in Tuntunan Ibadah
Reading Time: 3 mins read
A A
0
2
SHARES
8
VIEWS
FacebookTwitterWhatsappTelegramLine

LADUNI.ID, Jakarta – I’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka mencari keridhaan Allah atau bermuhasabah (introspeksi) atas apa yang telah dilakukan di dalam hidupnya. Adapun hukum I’tikaf adalah sunnah muakkadah.

Sedangkan syarat-syarat orang bisa melakukan I’tikaf adalah: Islam, berakal, bersih dari haid dan nifas, tidak dalam keadaan junub. Ia juga harus tinggal melebihi tuma’ninah dalam shalat dan bertempat di dalam masjid, utamanya di masjid jami’.

Selain itu, orang yang beri’tikaf (mu’takif) harus berniat I’tikaf dan wajib berniat fardhu jika ia menadzarkannya. Pelaku I’tikaf wajib memperbarui niat dengan keluar jika tidak berniat kembali ke masjid.

  • Baca juga: Beginilah Niat I’tikaf Menurut Para Ulama

Apabila seorang mu’takif menentukannya dengan suatu waktu, maka ia wajib memperbaruinya ketika kembali, jika ia keluar dari masjid bukan untuk buat hajat. Lain halnya bila keluar untuk buang hajat, maka I’tikafnya tidak terputus.

Jika I’tikafnya dilakukan berturut-turut dan ia keluar dari masjid tanpa memutuskan untuk kembali, maka ia wajib memperbarui niat jika ia kembali, jika ia keluar untuk keperluan yang memutus keadaan berturut-turut.

Jika ia menentukan dalam nadzarnya sebuah masjid, maka ia boleh beri’tikaf di masjid lainnya. Akan tetapi dianjurkan di dalam masjid yang ditentukannya. Kecuali masjid-masjid yang tiga (Al-Masjidil Haram, Al-Masjid an-Nabawi dan Al-Masjid al-Aqsha), maka ditentukan tempatnya.

  • Baca juga: Perlunya People I’tikaf dan Sholat Tasbih Power

Diharamkan atas istri unutk beri’tikaf tanpa adanya izin suami dan atas hamba sahaya tidak boleh beri’tikaf jika tidak mendapat izin dari tuannya.

Hal-Hal yang Membatalkan I’tikaf

Adapun hal-hal yang membatalkan I’tikaf adalah jima’, menyentuh istri dengan syahwat jika mengeluarkan mani, gila, pingsan, janabah, murtad dan mabuk. Apabila bernadzar I’tikaf selama waktu yang berturut-turut, ia harus melaksanakannya.

Sedangkan yang memutus keadaan berturut-turut ialah mabuk, kufur, sengaja melakukan jima’, sengaja keluar masjid bukan untuk buang hajat, bukan untuk makan dan minum jika tidak bisa mendapatkan air di masjid dan bukan karena penyakit. Jika ia merasa payah tinggal di masjid atau takut mengotorinya dan sama halnya dengan itu ialah gila dan pingsan.

  • Baca juga: Hukum Ngopi di Masjid

Dan tidaklah memutuskannya pula jika ia dipaksa tanpa dasar yang benar untuk keluar dan tidak memutuskan keadaan haid jika tidak cukup waktu baginya untuk bersuci.


Sumber: Al-‘Allamah Asy-Syeikh Abdullah bin Abdurrahman Bafadhal al-Hadhrami. Terjemah Muqoddimah al-Hadhramiyah. Surabaya: Daarul Abidin Publisher, 2014.

Related

Tags: Hukum I'tikafI'tikafIbadahShalatSyarat I'tikafTuntunan Ibadah
Share1Tweet1SendShareShare
Previous Post

Rukun-Rukun dalam Shalat yang Perlu Diketahui

Next Post

Pengantar Kitab Syajaratul Ma’arif (1): Kebahagiaan adalah Saat Mengetahui Tuhan

Kitab Kuning Digital

Kitab Kuning Digital

Penggiat Transformasi Digital keIslaman untuk mendukung Digitalisasi Kitab Kuning untuk pembelajaran masyarakat awam.

Artikel Terkait

Seratus Tokoh Sufi yang Terbagi dalam Lima Generasi
Tuntunan Ibadah

Seratus Tokoh Sufi yang Terbagi dalam Lima Generasi

by Kitab Kuning Digital
2023-12-11
0

LADUNI.ID, As-sulami dalam Thabaqat, merinci sebuah nama besar dari seluruh periode, dengan lima generasi. Generasi ini menurut As-Sulamy adalah generasi...

Read moreDetails
Menjadi Manusia Bermiliar Dzikir

Menjadi Manusia Bermiliar Dzikir

2023-12-11
Memahami Makrifat Al-Ghazali agar Ridha pada Takdir Ilahi

Pengkafiran adalah Hak Prerogatif Allah SWT

2023-12-11
Asal-usul dan Perbedaan Pendapat tentang Ilmu Tasawuf

Asal-usul dan Perbedaan Pendapat tentang Ilmu Tasawuf

2023-12-11
Next Post
Pengantar Kitab Syajaratul Ma’arif (1): Kebahagiaan adalah Saat Mengetahui Tuhan

Pengantar Kitab Syajaratul Ma’arif (1): Kebahagiaan adalah Saat Mengetahui Tuhan

Pengantar Kitab Syajaratul Ma’arif (1): Kebahagiaan adalah Saat Mengetahui Tuhan

Pengantar Kitab Syajaratul Ma’arif (2): Amalan dan Sebab Kemuliaan

Pengantar Kitab Syajaratul Ma’arif (1): Kebahagiaan adalah Saat Mengetahui Tuhan

Pengantar Kitab Syajaratul Ma’arif (3): Buah Ma’rifah dan Faedahnya

Pengantar Kitab Syajaratul Ma’arif (1): Kebahagiaan adalah Saat Mengetahui Tuhan

Pengantar Kitab Syajaratul Ma’arif (4): Kelebihan Hamba Allah Daripada Makhluk Lain

© 2023 DH Tech - Daarul Hijrah Tech Kitab Kuning Digital.

No Result
View All Result
  • PDF
  • Qasidah
  • Doa-doa
  • Kajian Kitab
  • Tuntunan Ibadah
  • Apps
  • Artikel
  • Infografis
  • Khutbah
  • Manakib
  • Tanya Jawab Keislaman
  • Tentang Kami

© 2023 DH Tech - Daarul Hijrah Tech Kitab Kuning Digital.