• Backup Home
  • Home 2
  • Privacy Policy
  • Qasidah dan Shalawat Page
  • Rawi Simthud Duror dan Terjemah
  • Tentang Kami
  • Terms and Conditions
  • Home
Kitab Kuning Digital
No Result
View All Result
Thursday, July 10, 2025
  • Home
  • Kajian Kitab
    • Hikmatut Tasyrif wa Falsafatuhu
    • Tafsir Mimpi Ibnu Sirin
    • Safiinatun Najaah
    • Taklim Muta`allim
  • Qasidah
  • PDF Kitab Kuning
  • Khutbah
  • Manakib
  • Shalat
  • Apps
  • Artikel
  • Tentang Kami
  • Terms and Conditions
  • Home
  • Kajian Kitab
    • Hikmatut Tasyrif wa Falsafatuhu
    • Tafsir Mimpi Ibnu Sirin
    • Safiinatun Najaah
    • Taklim Muta`allim
  • Qasidah
  • PDF Kitab Kuning
  • Khutbah
  • Manakib
  • Shalat
  • Apps
  • Artikel
  • Tentang Kami
  • Terms and Conditions
No Result
View All Result
Kitab Kuning Digital
No Result
View All Result
  • PDF
  • Qasidah
  • Doa-doa
  • Kajian Kitab
  • Tuntunan Ibadah
  • Apps
  • Artikel
  • Infografis
  • Khutbah
  • Manakib
  • Tanya Jawab Keislaman
  • Tentang Kami
Home Shalat

Menyelenggarakan Shalat Jum’at Tanpa Mustauthinin dan Muqimin

Kitab Kuning Digital by Kitab Kuning Digital
2023-12-11
in Shalat
Reading Time: 6 mins read
A A
0
7
SHARES
34
VIEWS
FacebookTwitterWhatsappTelegramLine

Menyelenggarakan Shalat Jum’at Tanpa Mustauthinin dan Muqimin

Di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya, banyak kantor, pertokoan, kawasan industri dan kompleks perumahan yang menyelenggarakan shalat Jum’at. Jamaah shalat Jum’at terdiri dari para pegawai/karyawan atau orang-orang yang tidak tergolong penduduk asli atau berdomisili di tempat tersebut (mustauthin). Kalau pun ada mustauthin jumlahnya sedikit.

Pertanyaan :

Bagaimana hukum shalat Jum’at tanpa mustauthin dan muqimin atau ada mustauthin, tetapi tidak mencukupi syarat, seperti yang terjadi di hotel-hotel dan restauran-restauran di kota Jakarta dan Surabaya?.

Jawab :

Sholat Jum’at tanpa mustauthin dan muqimin atau dengan mustauthin dan muqimin, tetapi tidak memenuhi syarat, hukumnya tafshil:

  1. Tidak sah, menurut mayoritas ulama Syafi’iyyah. Sementara Imam Syafi’i sendiri dalam qaul qadim yang dikuatkan oleh al-Muzanni memandang sah bila jumlah jamaah itu diikuti mustauthin minimal 4 orang.
  2. Imam Abu Hanifah mengesahkan secara mutlak.

  Keterangan, dari kitab:

1. Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab [1]

(فَرْعٌ)

لاَ تَنْعَقِدُ الْجُمْعَةُ عِنْدَنَا لِلْعَبِيْدِ وَلاَ الْمُسَافِرِيْنَ وَبِهِ قَالَ الْجُمْهُوْرُ وَقَالَ أَبُوْ حَنِيْفَةَ تَنْعَقِدُ

Menurut mayoritas ulama, tidak sah sholat Jum’at bagi budak dan musafir, berbeda dengan Imam Abu Hanifah yang mengesahkannya.  

2. Risalah Bulugh al-Umniyah fi Fatawa al-Nawazil al-‘Ashriyah [2]

بَلْ قَالَ شَيْخُنَا فِيْ تَقْرِيْرِهِ عَلَى إِعَانَتِهِ أَنَّ لِلشَّافِعِيِّ قَوْلَيْنِ قَدِيْمَيْنِ فِيْ الْعَدَدِ أَيْضًا أَحَدُهُمَا أَقَلُّهُمْ أَرْبَعَةٌ. حَكَاهُ عَنْهُ صَاحِبُ التَّلْخِيْصِ وَحَكَاهُ فِيْ شَرْحِ الْمُهَذَّبِ

Bahkan guruku, al-Bakri bin Muhammad Syaththa, dalam catatan atas kitab I’anah al-Thalibinnya berkata: “Sungguh Imam Syafi’i punya dua qaul qadim tentang jumlah jamaah sholat Jum’at pula. Salah satunya adalah minimal empat orang. Pendapat ini dikutip oleh pengarang kitab al-Talkhish dan dihikayatkan al-Nawawi dalam Syarh al-Muhadzdzab.  

3. Al-Muhadzdzab [3]

مِنْ شَرْطِ الْعَدَدِ أَنْ يَكُوْنُوْا رِجَالاً أَحْرَارًا مُقِيْمِيْنَ بِالْمَوْضِعِ فَأَمَّا النِّسَاءُ وَالْعَبِيْدُ وَالْمُسَافِرُ فَلاَ تَنْعَقِدُ بِهِمْ الْجُمْعَةُ لِأَنَّهُ لاَ تَجِبُ عَلَيْهِمْ الْجُمْعَةُ فَلاَ تَنْعَقِدُ بِهِمْ كَالصِّبْيَانِ وَهَلْ تَنْعَقِدُ بِمُقِيْمِيْنَ غَيْرَ مُسْتَوْطِنِيْنَ فِيْهِ وَجْهَانِ قَالَ أَبُوْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ تَنْعَقِدُ بِهِمْ لِأَنَّهُ تَلْزَمُهُمْ الْجُمْعَةُ فَانْعَقَدَتْ بِهِمْ كَالْمُسْتَوْطِنِيْنَ

Di antara syarat jumlah jama’ah tersebut adalah, mereka terdiri dari laki-laki, merdeka dan menetap di suatu tempat. Adapun perempuan, budak dan musafir, maka sholat Jum’at tidak menjadi sah dengan kehadiran mereka, karena mereka tidak berkewajiban melaksanakan shalat Jum’at sehingga shalat itu pun tidak menjadi sah dengan kehadiran mereka, sama seperti anak-anak. Apakah sholat Jum’at itu sah dengan jama’ah terdiri dari para muqimin (penduduk) yang tidak menetap. Dalam hal itu terdapat dua wajh; Abu Ali bin Abi Hurairah berpendapat: “Sholat Jum’at dengan mereka itu sah karena mereka berkewajiban sholat Jum’at, sehingga sholat itu menjadi sah, sama seperti para penduduk tetap.”

4. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh [4]

وَأَقَلُّهُمْ عِنْدَ أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمُحَمَّدٍ فِي اْلأَصَحِّ ثَلاَثَةُ رِجَالٍ سِوَى اْلاِمَامِ، وَلَوْ كَانُوْا مُسَافِرِيْنَ أَوْ مَرْضَى لِأَنَّ أَقَلَّ الْجَمْعِ الصَّحِيْحِ إِنَّمَا هُوَ الثَّلاَثُ

Dan jumlah minimal jama’ah Jum’at menurut Abu Hanifah dan Muhammad dalam pendapat al-Ashah adalah tiga orang selain imam, walaupun mereka itu musafir dan orang sakit, karena minimal jumlah jamak yang sahih itu adalah tiga.  

[1] Yahya bin Syaraf al-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, (Beirut: Dar al-Fikr, 1996), Jilid IV, h. 382.

[2] Muhammad Ali al-Maliki, Risalah Bulugh al-Umniyah fi Fatawa al-Nawazil al-‘Ashriyah pada Inarah al-Duja Syarh Tanwir al-Hija Nadzm Safinah al-Naja, (Mesir: Musthafa al-Halabi, 1952), h. 232.

[3] Abu Ishaq al-Syairazi, al-Muhadzdzab pada al-Majmu’, (Beirut: Dar al-Fikr, 1996), Jilid IV, h. 420.

[4] Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1989), Jilid II, h. 275.

Sumber: Ahkamul Fuqaha no. 408 HASIL KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ALIM ULAMA NAHDLATUL ULAMA TENTANG MASAIL DINIYAH WAQI’IYYAH 16-20 Rajab 1418 H/17-20 Nopember 1997 M Di Ponpes QOMARUL HUDA Bagu, Pringgarata Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat

Related

Tags: IbadahMuqiminMustauthininShalatShalat jumatTuntunan Ibadah
Share3Tweet2SendShareShare
Previous Post

Menyelenggarakan Shalat Jum’at Dua Kali

Next Post

Shalat Jum’at Sebagai Pengganti Shalat Zhuhur bagi Wanita

Kitab Kuning Digital

Kitab Kuning Digital

Penggiat Transformasi Digital keIslaman untuk mendukung Digitalisasi Kitab Kuning untuk pembelajaran masyarakat awam.

Artikel Terkait

Shalat Sunat Akhir Tahun dan Awal Tahun Islam (Muharram)
Shalat

Shalat Sunat Akhir Tahun dan Awal Tahun Islam (Muharram)

by Kitab Kuning Digital
2023-12-11
0

LADUNI. ID I SHALAT- Salah satu bulan yang mempunyai kelebihan dalam bulan Islam adalah bulan Muharram. Tentunya Muharram itu sebagai bulan...

Read moreDetails
Hukum Mendirikan Sholat Jum’at Lebih dari Satu Kali

Hukum Mendirikan Sholat Jum’at Lebih dari Satu Kali

2023-12-11
Inilah Jawaban Shalat Tahajud Sekaligus Shalat Hajat

Inilah Jawaban Shalat Tahajud Sekaligus Shalat Hajat

2023-12-11
Hukum Khatib yang Berhadast di Tengah Khutbah

Hukum Khatib yang Berhadast di Tengah Khutbah

2023-12-11
Next Post
Shalat Jum’at Sebagai Pengganti Shalat Zhuhur bagi Wanita

Shalat Jum’at Sebagai Pengganti Shalat Zhuhur bagi Wanita

Mengapa Dzikir Sesudah Shalat Jumat Digugat?

Mengapa Dzikir Sesudah Shalat Jumat Digugat?

Membiasakan Shalat Isyrak

Membiasakan Shalat Isyrak

Hukum Shalat Sunat Rabu Terakhir Bulan Safar

Hukum Shalat Sunat Rabu Terakhir Bulan Safar

© 2023 DH Tech - Daarul Hijrah Tech Kitab Kuning Digital.

No Result
View All Result
  • PDF
  • Qasidah
  • Doa-doa
  • Kajian Kitab
  • Tuntunan Ibadah
  • Apps
  • Artikel
  • Infografis
  • Khutbah
  • Manakib
  • Tanya Jawab Keislaman
  • Tentang Kami

© 2023 DH Tech - Daarul Hijrah Tech Kitab Kuning Digital.