نصيحة العرب للبنات
Nasehat Bangsa Arab kepada Anak-Anak Perempuan Mereka
نصحت سيدة من سيدات العرب وهي: (أمامة التغلبية) إلى ابنتها (أم إياس بنت عوف) وكان ذلك قبل زفافها فقالت لها:
Seorang ibu bangsawan Arab, Imamah al-Taghlibiyah, memberi nasehat kepada anak perempuannya, Ummu Iyas binti Auf. Nasehat itu di sampaikan sebelum resepsi perkawinan putri tersebut. Nasehatnya:
يا بنية لو كانت الوصية تترك لفضل أدب أو لتقدم حسب لرويت ذلك عنك ولا بعدته منك. ولكنها تذكرة للعاقل ومنبهة للغافل.
“Wahai anakku, kalaulah suatu wasiat tidak berfungsi karena ada yang utama dan keturunan (nasab) yang mulia, maka engkau tidak butuh wasiat lagi dan wasiat itu akan menjauh darimu. Akan tetapi wasiat itu berfungsi sebagai pengingat bagi orang yang berakal dan sebagai peringatan bagi orang yang lupa.
يا بنية لو أستغنت امرأة عن زوج بفضل مال أبيها لكنت أغنى الناس عن ذلك. ولكن للرجال خلقنا كما خلقوا لنا.
Wahai anakku, kalau ada seorang perempuan yang tidak membutuhkan seorang suami karena keutamaan harta bapaknya, tentu kamu adalah orang yang paling tidak butuh. Akan tetapi kita (kaum wanita) diciptakan untuk kaum laki-laki, sebagaimana mereka diciptakan untuk kita,
يا بنية إنك فارقت بيتك الذي منه خرجت والعش الذي فيه درجت. إلى وكر لم تعرفيه. وقرين لم تألفيه. فكوني أمة يكون لك عبدًا. وأحفظي مني خصالًا عشرًا. يكن لك ذكرًا وذخرًا.
Wahai anakku, sesungguhnya Engkau akan meninggalkan rumalumu yang di situ engkau dilahirkan dan berkembang. Kamu akan meninggalkannya untuk menuju suatu tempat yang belum kamu kenal dan akan menemui shahabat yang belum kamu kasih sayangi. Maka jadilah kamu seorang budak perempuan, kamu akan memiliki budak laki-laki. Peliharalah olehmu sepuluh perangai sebagai peringatan dan simpanan :
أما الأولى والثانية: فالصحبة والقناعة، والمعاشرة بحسن السمع والطاعة. فإن في القناعة راحة القلب. وفي حسن المعاشرة مرضاة الرب.
Yang pertama dan kedua adalah persahabatan dan kepuasaan (qanaah), memperbaiki pergaulan dengan mendengar dan mentaati secara baik. Kepuasan merupakan ketenangan hati, dan di dalam pergaulan ada ridla Tuhan.
وأما الثالثة والرابعة: فالتعهد لموضع عينيه والتفقد لموضع أنفه فلا تقع عيناه منك على قبيح. ولا يشم أنفه منك إلَّا أطيب ريح. واعلمي يا بنية أن الماء أطيب الطيب المفقود.
Yang ketiga dan keempat adalah menjaga posisi suami dan menemukan letak hidungnya. Janganlah sampai matanya menyaksikan suatu yang jelek darimu, dan jangan sampai hidungnya mencium kecuali bau terharum darimu. Ketahuilah wahai anakku, bahwa air yang paling baik adalah air yang selalu dicari-cari.
وأما الخامسة والسادسة: فالتعهد لوقت طعامه. والتفقد لحين منامه. فإن حرارة الجوع ملهبة. وتنغيص النوم مغضبة.
Yang kelima dan keenam adalah menjaga waktu makannya dan menemukan tempat tidurnya. Panasnya kelaparan bisa berkobar-kobar dan mengganggu tidur bisa membuat murka.
وأما السابعة والثامنة: فالاحتفاظ ببيته وماله والرّعاية لحشمه وعياله. فإن حفظ المال أصل التقدير. والرعاية للحشم والعيال من حسن التدبير.
Yang ketujuh dan kedelapan adalah memelihara rumah dan hartanya serta menjaga keluarga dan sanak kerabatnya. Memelihara harta adalah nilai utama, menjaga keluarga dan sanak kerabat adalah pengaturan yang baik.
وأما التاسعة والعاشرة: فلا تفشين له سرًا. ولا تعصين له أمرًا. فإنك إن أفشيت سره. لم تأمني غدره وإن عصيت أمره. أوغرت صدره.
Yang kesembilan dan kesepuluh adalah janganlah kamu menyebarluaskan rahasia dan jangan melanggar perintah. Sebab kalau kamu menye barluaskan rahasianya, kamu tidak akan aman dari murkanya. Kalau kamu melanggar perintahnya, berarti akan membuat marah hatinya.
واتقي من ذلك الفرح كله إن كان ترحًا. والاكتئاب إن كان فرحًا. فإن الأولى من التقصير. والثانية من التكدير وأشد ما تكونين له إعظامًا أشد ما يكون لك إكرامًا. وأشد ما تكونين له .موافقة. أطول ما يكون لك مرافقة.
Hindarilah olehmu kegembiraan pada saat suami berduka cita dan hindarkanlah kesedihan pada saat dia bergembira. Yang pertama berarti meremehkan dan yang kedua berarti mengotori. Sesuatu yang paling berharga baginya adalah pengagungan (sanjungan) dan sesuatu yang paling berarti bagimu adalah penghormatan. Yang harus kamu berikan kepadanya adalah kesepakatanmu dan yang paling lama bagimu adalah menemaninya.
واعلمي يا بنية أنك لا تقدرين على ذلك حتى تؤثري رضاه على رضاك. وتقدمي هواه على هواك فيما أحببت أو كرهت. والله يضع لك الخير واستودعك الله.
Ketahuilah wahai anakku, engkau tidak akan bisa melakukan semua perangai di atas sehingga kamu mengutamakan kerelaannya di atas kerelaanmu dan mendahulukan keinginannya dari keinginanmu pada setiap yang kau senangi atau kau benci. Semoga Allah memberimu kebaikan. Selamat tinggal sayang”.