حكمة الأدب مع الله
Hikmah Sopan Santun Terhadap Allah
الأدب مع الله تعالى أن تعبده حق عبادته لتقرب منه. وكلما قربت منه اشتد خوفك من جلاله. ولقد قال:
Sopan santun terhadap Allah Ta’ala yaitu kamu menyembahNya dengan sebenar-benar penyembahan agar kamu menjadi dekat. Acap kali kamu mendekatiNya, akan semakin takut terhadap keagunganNya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. bersabda:
«أَنَا أَقْرَبُكُمْ مِنَ اللهِ وَأَخْوَ فُكُمْ مِنْهُ»
Artinya: “Aku adalah orang yang paling dekat kepada Allah di antara kamu, dan paling takut kepadaNya di antara kamu”.
ولقد كان بعض السلف الصالح من الزهاد والعباد إذا وقف للصلاة ولدغته عقرب أو كوي جسمه بالنار لا يتألم ولا يحس بألم لانصراف روحه وقلبه وجسده انصرافًا كليًا في النهاية القصوى إلى الخالق جل شأنه وعلت كلمته.
Sebagian Salafus Shaleh dari golongan Zahid dan Abid jika menunaikan shalat, kemudian disengat kala jengking atau disetrika punggungnya dengan api, mereka tidak merasa sakit karena ruh, hati, dan jasad seluruhnya telah mencapai titik klimaks menuju kepada Sang Pencipta Yang Maha Agung dan Maha Tinggi.
واعلم أن الأدب مع الله تعالى وإن كان الكلام فيه يطول وتتضاءل دونه العقول. إلا أنه ينحصر في ثلاثة أصول تحت كل أصل فروع.
Ketahuilah bahwa sopan santun kepada Allah Ta’ala jika dibicarakan akan semakin berkepanjangan dan akal semakin lemah menghadapinya, maka pembahasan di sini hanya akan berkisar pada masalah-masalah yang berikut ini:
الأصل الأول اتباع أو امراه وترك كل ما نهى عنه وحذر منه.
Pertama, mengikuti perintah-perintahNya, meninggalkan laranganNya, dan berhati-hati kepadaNya.
الثاني: التفنن في الوسائل والأسباب التي تقرب العبد من مولاه وتجعله محبوبًا لديه .
Kedua, dengan berbagai cara dan sebab yang mendekatkan hamba kepada Tuannya dan menjadikan Allah mencintainya.
الثالث: مجاهدة النفس في منعها عن ارتكاب كل محظور، لأنها خلقت أمارة بالسوء. وقد ورد أن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال حين رجوعه من غزوة:
Ketiga, berjuang melawan hawa nafsu untuk mencegah melakukan setiap larangan. Karena nafsu diciptakan menyuruh kepada kejahatan. Telah di sebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda ketika kembali dari peperangan:
(رَجَعْتُمْ مِنَ الْجِهَادِ الْأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ الْأَكْبَرِ) فَقِيْلَ: وَمَا الْجِهَادُ الْأَكْبَرُ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَقَالَ: (جِهَادُ النَّفْسِ).
Artinya: “Kalian pulang dari jihad yang kecil menuju kepada jihad yang paling besar. Maka ditanyakan kepadanya: Apakah jihad akbar itu hai Rasulullah? Maka Ia menjawab: Berjuang melawan hawa nafsu”
وهاك بعض ما ورد من الآيات البينات الدالة على وجوب الأدب مع الله تعالى والتي من اتبعها فاز برضاه ونال الفلاح والفوز العظيم والفضل الجزيل والنعم الوافرة في الدنيا والآخرة. قال جلّ شأنه:
Demikian sebagian yang disebutkan di dalam ayat yang jelas-jelas menunjukkan wajibnya sopan santun kepada Allah Ta’ala. Di mana orang yang mengikutinya pasti beruntung dengan ridlaNya, mendapatkan keuntungan, kemenangan yang agung, serta keutamaan dan nikmat yang banyak di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ﴿ ٧٠﴾ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴿ ٧١﴾١
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (Al Ahzab: 70-71).
فانظر إلى الفوز العظيم والخير الجسيم الذي يناله الإنسان في الدنيا والآخرة. وقال تعالى:
Maka cobalah perhatikan kemenangan yang agung dan kebaikan yang besar yang diterima oleh manusia di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ﴿ ٢٩﴾١
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (AI Anfaal:29).
Selanjutnya Dia berfirman:
وقال تعالى: ﴿ يَٰأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا فِي سَبِيلِهِ، لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴾٢
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilahjalan yang mendekatkan diri kepadaNya, dan berjihadlah pada jalanNya, supaya kamu mendapat keberuntungan”. (Al Maaidah:35).
فهذه الآيات الثلاث اندمجت فيها كل الفضائل والمحامد وجمعت كل ضروب الكمالات ودلت على أن من أطاع مولاه وانتهى عما نهاه وسجد له واقترب وتمسك من العروة الوثقى بأقوى سبب. فاز بالنجاح في الدنيا والآخرة
Ayat yang ketiga ini mengandung semua keutamaan dan pujian, mengumpulkan berbagai kesempurnaan, dan menunjukkan bahwa orang yang mentaati Tuhannya, meninggalkan laranganNya, dan sujud kepadaNya serta mendekat dan berpegang pada taliNya dengan sekuat-kuatnya nisaya ia beruntung dengan kesuksesan di dunia dan akhirat.
ثم اعلم أن الله سبحانه وتعالى خلق الخير والشر ولا يقع شيء في الكون من حركة أو سكون إلا بإذنه وبأمره. فهو سبحانه خالق كل شيء ومدبر كل أمر. وما هذه العوالم إلا مظهر من مظاهر قدرته وبديع حكمته .
Kemudian ketahuilah bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptakan kebaikan dan keburukan. Tidak akan terjadi gerakan atau diam di dunia ini melainkan atas izin perintahNya. Dia Subhanahu wa ta’ala adalah pencipta segala sesuatu dan Pengurus segala urusan. Tidaklah alam ini melainkan fenomena di antara fenomena-fenomena kekuasaanNya dan keindahan hikmahNya.
إذا عرفت هذا فنقول. إنه من الأدب أنك تحسن التعبير في جانب الله عند إسناد أي فعل إليه. والذوق السليم يدرك هذا الأدب إذا قرأ قوله تعالى حكاية عن سيدنا إبراهيم الخليل عليه الصلاة والسلام:
Jika anda mengetahui masalah ini, maka kita katakan: adalah termasuk adab sopan santun jika kamu mengeluarkan ucapan yang baik di sisi Allah ketika menyandarkan pekerjaan apa saja. Perasaan yang sehat menge- tahui sopan santun ini, jika membaca firman Allah Ta’ala :
﴿ الَّذِى خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ، وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ، وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ ﴾۳
Artinya: “(Yaitu) Tuhan yang telah menciptakan aku, maka dialah yang menunjuki aku. Dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (Asy Syu’ ara: 78-80).
فإسناد الخلق والهداية والإطعام والسقيا إلى الله تعالى. وإسناد المرض إليه عليه الصلاة والسلام ضرب من ضروب البلاغة. ونوع من أنواع التأدب مع الله تعالى، وأن ذا القلب السليم المملوء حكمة، وذا الذكاء والقطنة الذي ضرب في البيان بسهم من حسن الذوق والفهم يذوق لذة المعنى الذي في قوله تعالى حكاية عن مؤمني الجن:
Maka apa yang dinamakan dengan ciptaan, hidayah, makan, dan minum semuanya jika disandarkan kepada Allah. Demikian pula sakit yang disandarkan kepada Allah, adalah merupakan adab sopan santun kepada Allah. Orang yang berakal sehat itu penuh dengan hikmah. Orang yang cerdas itu dimisalkan dengan anak panah seperti pada keterangan di atas. Dan orang yang perasaan baik lagi pandai memahami, tentu akan merasakan lezatnya arti firman Allah yang menceritakan golongan Jin:
﴿ وَأَنَّا لَا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا ﴿ ١٠﴾٤
Artinya: “Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang dibumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka”. (Al Jin: 10).
فانظر يا رعاك الله استتار نائب الفاعل في الشر وظهوره في الرشد مع أن الفاعل الله في الحالتين واحد. فاللهم اجعلنا معك من المتأدبين الخالصين واحشرنا في زمرة الناجين الطاهرين .
Maka perhatikanlah hai hamba Allah pengganti subjek (naibul fail) pada kata “Al Syar” yang tersembunyi, dan naibul fa’il pada kata “Al Rusyd” yang nampak jelas, padahal kedua na’ibul Fa’il itu sama. Ya Allah jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang sopan santun dan ikhlas. Dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang selamat dan suci.