حكمة نكاح المحلل
Hikmah Nikahnya Muhallil*
قلنا فيما سبق ما معناه أن الرجل إذا طلق امرأته ثلاثًا لم يجعل الشارع رجوعها قرين الاستحالة والاستمرار إلى انقضاء العمر. بل أحل لهما الرجوع إلى سيرتهما الأولى بعد أن تنكح المرأة زوجًا غيره ويفارقها بأية صفة كانت وتعتد.
Telah kami sebutkan di atas bahwa seorang suami yang mentalak tiga terhadap istrinya bukan merupakan larangan mutlak seumur hidup untuk bisa kembali kepada istrinya. Allah tetap memperbolehkan dia kembali seperti semula asal sang istri sudah kawin lagi dengan orang lain lantas mentalaknya.
والحكمة في ذلك الشفقة على العباد. زد على ذلك أنه ربما كان لهما ذرية فلو لم يوجد المحلل لعاش كلاهما في حالة التعاسة والشقاء وكلنا يعلم مقدار الضرر الذي يصيب الأبناء بعد تفرق الآباء. واعلم أن القوم قالوا ما معناه: إن المحلل الذي يراعي الشروط الشرعية في مثل هذه الحالة يثاب على فعله هذا: لأنه تسبب في رفع التحريم الذي كان حاصلًا أولًا قبل تزوجه.
Hikmah yang terkandung di dalamnya adalah karena Allah sayang kepada manusia. Bayangkan saja kalau dia punya anak lantas tidak ada muhallil yang menjadi sebab boleh rujuk, niscaya suami-isteri tersebut hidup dalam kesengsaraan. Kita semua mengetahui betapa besar bahaya yang menimpa anak-anak setelah terjadi perceraian. Segolongan berpendapat bahwa muhallil yang menempuh syarat-syarat resmi seperti ini akan mendapat pahala atas perbuatannya, karena dialah yang menghilangkan larangan,
ويشترط في المحلل أن يلزم الطريقة الشرعية التي بينها الشارع الحكيم ويدخل بها دخولًا صحيحًا شرعيًا ويطلقها وتنقضي عدتها. ثم بعد ذلك يحل لها أن تعود إلى سيرتها الأولى وبعلها الأول إذا شاءت وشاء الزوج.
Seorang muhallil harus mengikuti syarat-syarat yang digariskan oleh Allah. Muhallil harus menggauli istri secara baik, mentalaknya, lantas di tunggu hingga habis masa iddahnya. Setelah itu baru sang istri boleh kembali kepada suami pertama kalau mereka berdua sama-sama suka.
وقلنا فيما تقدم ما معناه، أنه روي عن السيدة عائشة رضي الله عنها. أن رفاعة بن سموال القرظي طلق امرأته تميمة بنت وهب فبتّ طلاقها فتزوجت بعده بعبد الرحمن بن الزبير.
Telah kami disebutkan di atas tentang riwayat dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Rifa’ah bin Samual al-Qardzi menolak istrinya, Tamimah binti Wahhab. Dia masih dalam keadaan ditalak sehingga kawin dengan Abdurrahman bin Zubair.
فجاءت إلى رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فقالت إنها كانت تحت رفاعة فطلقها ثلاث تطليقات فتزوجت بعده بعبد الرحمن بن الزبير وإنه والله ليس معه إلا مثل هذه الهدية. وأخذت بهدية من جلبابها.
Istri Rifa’ah datang kepada Nabi lantas berkata bahwa dulunya dia adalah istri Rifa’ah tapi dia mentalaknya talak tiga. Istri Rifa’ah kemudian kawin dengan Abdurrahman bin Zubair tapi Abdurrahman tidak mempunyai apa-apa selain rumbai-rumbai pakaian.
قالت فتبسم رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضاحكًا. وقال: (لعلك تريدين أن ترجعي إلى رفاعة. لا. حتى يذوق عسيلتك وتذوقي عسيلته) وقالت عائشة, رضي الله عنها العسيلة هي الجماع.
Rasulullah berkata sambil tersenyum, harangkali ia ingin kembali kepada Rifa’ah. Jangan ruju dengan Rifa’ah sebelum Abdurrahman merasakan madumu dan kamu merasakan madunya. Aisyah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan madu adalah jima’.
وعن ابن عمر قال سئل نبي الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عن الرجل يطلق امرأته ثلاثًا فيتزوجها آخر فيغلق الباب ويرخي الستر ثم يطلقها قبل أن يدخل بها هل تحل للأول. قال لا تحل للأول حتى يجامعها. ويروى حتى تذوق عسيلته.
Ibnu Umar berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya oleh seorang laki-laki yang mentalak istrinya talak tiga lantas dikawin oleh laki-laki lain. Laki-laki lain itu lantas menutup pintu dan tabir kemudian mentalaknya sebelum jima’. Orang itu bertanya kepada Rasulullah apakah istri tersebut halal untuk suami pertama. Rasulullah menjawab: “Istri tersebut tidak halal bagi suami pertama hingga suami kedua menggaulinya. Dalam riwayat lain: “Sehingga dia (istri) merasakan madunya“.
ويروى أن التي كانت تحت رفاعة عائشة بنت عبد الرحمن بن عتيك القرظي وهي بنت عمه.
Ada riwayat berbeda bahwa istri Rifa’ah tersebut bukan Tamimah tapi anak pamannya sendiri yaitu Aisyah binti Abdurrahman bin Utaik al-Qardzi.
هذا وإن شئت أن ترى الدناءة مجسمة وخسة النفس ماثلة للعين ومنتهى سوى الخلق يكاد يلمس والصفات البهيمية بل الوحشية كذلك ظاهرة محسوسة فلتنظر إلى المحلل في هذا الزمن الذي لم يراع الشروط الشرعية. فإنه يجني على الإنسانية والدين جناية تقشعر لها الأبدان وتشيب من هولها الولدان.
Lihatlah kehinaan yang semakin membesar, kehinaan jiwa yang tampak di depan mata, puncak kebobrokan akhlak sudah hampir terasa, dan sifat-sifat kebinatangan bahkan kebuasan semakin tampak dan terasa. Lihatlah pada muhallil pada zaman sekarang yang tidak mempedulikan syarat-syarat yang ditetapkan oleh agama. Dia berbuat jahat terhadap kemanusiaan dan agama, yang dengan kejahatannya itu badan menggigil ketakutan dan anak-anak mendadak menjadi tua karena ketakutan.
يطلق الرجل امرأته ثلاثًا وتكون هذه المرأة بعيدة عن ذلك المحلل أو النيس المستعار. بل يكون النجم أقرب عليه من منالها. ولمس الجحر أسهل من لمسها. وتقبيل الأفعى دون تقبيلها. قد حاطها الشارع بسور من التحريم وجعلها أبعد من عقاب الجو عن أن تميل يده أو تنظر إليها عينه إلا بوجه شرعي.
Ada seorang laki-laki yang mentalak istrinya talak tiga. Tapi setelah istri kawin dengan muhallil, istri tersebut menjauh dari muhallil. Muhallil hanya dianggap sebagai seekor kambing pejantan yang dipinjamkan sebagai syarat untuk bisa rujuk. Mungkin sebuah bintang di langit lebih dekat dengan istri tersebut dari pada kepada muhallil. Menyentuh lubang lebih mudah dari menyentuhnya, dan mencium ular lebih gampang dari menciumnya. Allah meliputinya dengan syarat-syarat pengharaman dengan maksud agar tidak cenderung kepada sesuatu kecuali dengan cara yang disyareatkan.
يأتي المحلل الذي لم يراع الشروط الشرعية في هذا الزمن لعنة الله عليه ولا حاطه من فاسق فاجر هتاك للأعراض. منتهك للحرمات. ويستعمل طريقة غير ما أرادها الشارع الحكيم. فيعتدي بها على العفة ويدوس بقدميه على المروءة.
Muhallil di zaman sekarang tidak memelihara syarat-syarat syara’. Dia tidak bisa terpelihara dari orang fasik, orang jahat, dan orang yang merusak harga diri dan kehormatan. Dia menggunakan cara yang tidak di inginkan oleh Allah Yang Maha Bijaksana. Maka dia memusuhi kehormatan dan menginjak-injak perilaku baik dengan kedua kakinya.
ويحلل ما حرمه الله ورسوله ويبغضه الناس حتى الحيوانات العجم. وما أدراك ما هي الأمور التي يجنيها والآثام التي يرتكبها هذا الداهية الدهماء والمصيبة العظمى. إنه يرتكب أصل المفاسد وأس المصائب في الأمة الطاهرة والشريعة السمحة.
Dia menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya hingga dibenci oleh manusia bahkan hewan-hewan liar. Tahukah kamu hal-hal yang dia perbuat dan dosa-dosa yang dilakukan oleh orang yang berbahaya itu? Sesungguhnya dia melakukan pokok kerusakan dan dasar musibah pada ummat yang suci dan syari’at yang mudah.
إن المحلل في هذا العصر مجلبة للشقاء. وداعية للبغاء. فكم حرة أصبحت بشؤم فسقه عاهرًا، وكم قاصرة الطرف أمست فاجرًا.
Muhallil yang ada di zaman sekarang menyebabkan timbulnya kecelakaan dan mengundang kepada penganiayaan. Berapa banyak wanita merdeka, karena kefasikan muhallil, menjadi pelacur. Berapa banyak wanita baik-baik menjadi jahat.
كم جمع هذا الداهية في هذا الزمن بين أم وبنت في وقت واحد. وكم دخل على أختين في زمان واحد. فتراه يجمع بين هذه وتلك. وربما حلل عشرين امرأة في يوم واحد. فهو كالتيس المستعار الذي ينرو على الشاة في كل يوم ووقت و آن.
Berapa banyak muhallil yang berbahaya ini mengumpulkan ibu dan anaknya untuk jadi istri dalam satu waktu dan menyatukan dua perempuan bersaudara dalam satu waktu. Kamu bisa menyaksikan dia mengumpulkan perempuan ini dan itu, bahkan barangkali akan mengumpulkan 20 perempuan dalam satu waktu. Maka muhallil ibarat seekor kambing pejantan yang disewakan yang menerkam kambing betina setiap hari dan setiap waktu.
أما المحلل له الذي يوافق هذا الحيوان ويفتح له بابًا مغلقًا بطريقة لم توافق مرامي الشرع ولا العقل فلا نقول فيه شيئًا. وحسبنا أنه شريك له في اللعنة. قرين له في وصمة العار والفسوق والفجور وانتهاك حرمة الدين. ألا قاتلهما الله أنى يؤفكون.
Muhallil yang seperti binatang ini, yang membuka pintu tertutup dengan cara yang tidak sesuai dengan maksud syareat dan akal, maka tidak perlu dikomentari. Cukuplah kita katakan bahwa dia bekerjasama dan bersahabat dengan suami pertama dalam hal laknat, lemahnya aib, kefasikan. dan dalam merusak kehormatan agama. Ketahuilah bahwa Allah memusuhi kedua orang tersebut di mana pun mereka berbohong.
* Muhallil adalah seorang yang kawin dengan wanita setelah talak tiga. Disebut muhallil karena dia merupakan penghalal bagi suami pertama untuk rujuk kepada istrinya.