حكمة عدم قربان المرأة في زمن الحيض
Hikmah Dilarang Menggauli Wanita pada Waktu Haid
كان أهل الجاهلية يعاملون الحيض معاملة سيئة بل هي في أقصى حد من القسوة والشدة لا تليق ببني الإنسان. وهي بقية من بقايا الجاهلية الأولى.
Kaum Jahiliyah memperlakukan wanita haid dengan perlakuan yang sangat jelek, bahkan melampaui batas yang tak terbayangkan oleh manusia.
ولما جاء الإسلام الحنيف أجتزّ تلك العادة التي كانت عليها الجاهلية وأمرنا بعدم قربان المرأة في زمن الحيض فقط واعتزالها عن الجماع بسبب إفرازات الغدد الداخلية لأن الاختلاط بها بالجماع ربما منع نزول الحيض منها بعض الأوقات. وقد يكون من الأسباب التي تلتهب فيها الاعضاء التناسلية. وهذا ضرر عظيم يجب البعد عنه.
Islam datang untuk menghancurkan adat jelek yang dilakukan oleh kaum Jahiliyah tersebut, yaitu melarang kita untuk mendekati perempuan pada masa haid. Dilarang menggaulinya karena ada kelenjar darah dari dalam tubuh yang keluar. Dengan menggaulinya barangkali akan mengganggu keluarnya darah haid yang keluar dalam beberapa waktu sehingga menyebabkan rusaknya alat reproduksi. Bahaya yang besar ini wajib dijauhi.
ولقد جاء الطب الحديث وبين للناس هذا الضرر بأخلى وجه وأعظم بيان. وقد عرف الأطباء أن الشارع الإسلامي حكيم في نهي المسلمين في عدم قربان المرأة واعتزالها عن الجماع في زمن الحيض. وإننا نذكر لك هنا ما قاله بعض كبار الأطباء في هذا الصدد إذ يقول: قال الله تعالى:
Ilmu kedokteran modern mengetahui dan menerangkan kepada manusia akan bahaya tersebut. Para dokter mengakui betapa bijaksana syareat Islam dalam melarang kaum muslimin mendekati istrinya di saat haid. Kami sampaikan di sini pendapat beberapa dokter. Allah berfirman:
﴿ وَيَسْئَلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَآءَ فِي الْمَحِيْضِ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتَّٰى يَطْهُرْنَ ﴾١
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: Haid itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci”. Al-Baqarah: 222
هذه الآية الكريمة علمت الأنسان قبل أن يعرف شيئًا من أنواع الإفرازات أن المحيض أذى وأنه لا يفيد الجسم.
Ayat ini mengajar manusia sebelum mereka mengetahui sesuatu tentang macam-macam yang keluar dari dalam tubuh, mereka tidak mengerti bahwa darah haid itu penyakit dan tidak difungsikan oleh tubuh.
وأما الجزء الثاني من الآية الكريمة:
Adapun bagian dari ayat tersebut, yaitu:
﴿ فَاعْتَزِلُوا النِّسَآءَ فِي الْمَحِيضِ ﴾٢
Artinya: “Jauhkanlah diri dari wanita di waktu haid”
فسببه ان الأعضاء التناسلية تكون في حالة احتقانات والاعصاب تكون في حالة أضطراب بسبب إفرازات الغدد (الداخلية) فالاختلاط الجنسي يضرها وربما منع نزول الحيض كما يحصل كثيرًا من الاضطراب العصبي وقد يكون سببًا في التهاب الأعضاء التناسلية. وهذا هو السبب في أن الطبيب الأخصائي لا يكشف على مرضاه من النساء وقت الحيض اهـ.
Maksudnya, kita disuruh menjauhi istri yang sedang haid karena pada saat itu alat reproduksi sedang mengalami sakit dan syaraf sedang goncang karena kelenjar dalam yang keluar. Mengadakan kontak seksual pada saat itu akan mengganggu keluarnya darah haid seperti yang terjadi pada kontraksi syaraf yang lain, bahkan mungkin bisa menyebabkan terjadinya cidera pada alat reproduksi. Itulah juga sebabnya kenapa seorang dokter tidak mau me- meriksa pasien perempuan pada saat haid.
وقال أبو السعود رضي الله عنه: روي أن أهل الجاهلية كانوا لا يساكنون الحيض ولا يؤاكلونهن كدأب اليهود والمجوس. وأستمر الناس على ذلك إلى أن سأل عن ذلك أبو الدحداح في نفر من الصحابة رضي الله عنهم. فنزلت:
Abu Al-Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Diriwayatkan bahwa orang-orang Jahiliyah tidak memberi tempat berdiam bagi wanita haid dan tidak mau memberi makan seperti tabiat kaum Yahudi dan Majusi. Manusia terus berbuat begitu kepada wanita haid hingga seorang shahabat, Abu al-Dahlah. bertanya kepada Rasulullah, Maka turunlah ayat:
﴿ قُلْ هُوَ أَذًى ﴾١
Artinya: “Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran”.
أي شيء يستقذر منه ويؤذي من يقربه نفرة منه وكراهة له.
yakni suatu yang mengotorinya dan menyakiti orang yang mendekatinya.
﴿ فَاعْتَزِلُوا النِّسَآءَ فِي الْمَحِـيْضِ ﴾٢ أي فاجتنبوا مجامعتهن في حالة الحيض.
Artinya: “Maka hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haid.”
قيل أخذ المسلمون بظاهر الاعتزال فأخرجوهن من بيوتهن. فقال ناس من الأعراب يا رسول الله: البرد شديد والثياب قليلة فإن آثرناهن هلك سائر أهل البيت. وأن أستأثرنا بها هلكت الحيض. فقال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Dikatakan bahwa pada zaman Rasulullah banyak orang memahami ayat di atas secara lahiriyah. Mereka mengeluarkan istri-istri mereka dari rumah, Salah seorang dari orang-orang A’rabi (Arab kampung) berkata: “Wahai Rasulullah, udara sangat dingin padahal pakaian tinggal sedikit. Kalau kami mementingkan istri-istri kami, niscaya akan rusaklah seluruh anggota ke luarga, tapi kalau kami mementingkan diri kami sendiri, rusaklah istri yang sedang haid”. Rasulullah berkata:
«إِنَّمَا أَمَرْتُكُمْ أَنْ تَعْزُوْلُوْا مَجَا مِعَتَهُنَّ إِذَا حِضْنَ وَلَمْ آمُرْكُمْ بِاِخْرَاجِهِنَّ مِنَ الْبُيُوْتِ كَفِعْلِ الْأَعاَجِمِ»
Artinya: “Sesungguhnya yang aku perintahkan kepadamu adalah agar kamu menjauhi persetubuhan dengan mereka ketika haid, Aku tidak menyuruh kamu untuk mengeluarkan mereka dari rumah sebagaimana perbuatan orang-orang asing”.
وقيل إن النصارى كانوا يجامعوهن ولا يبالون بالحيض واليهود كانوا يفرطون في الاعتزال فأمر المسلمون بالاقتصاد.
Orang-orang Nasrani menggauli istri tanpa mempedulikan haid atau tidak. Sementara itu kaum Yahudi terlalu berlebih-lebihan dalam menjauhi istrinya. Maka kaum muslimin disuruh untuk sederhana.
وقال الفخر الرازي رضي الله عنه: روي أن اليهود والمجوس كانوا يبالغون في التباعد عن المرأة حال حيضها. والنصارى كانوا يجامعون ولا يبالون بالحيض. وأن أهل الجاهلية كانوا إذا حاضت المرأة لم يؤاكلوها ولم يشاربوها ولم يجالسوها على فرش ولم يساكنوها في بيت كفعل اليهود والمجوس.
Al-Fakhrurrazi ra berkata: “Diriwayatkan bahwa bangsa Yahudi dan Majusi sungguh keterlaluan dalam menjauhi istri pada waktu haid. Sedangkan kaum Nasrani menggauli istri tanpa peduli haid. Kalau ada perempuan yang haid, kaum Jahiliyah tidak mau memberikan makan dan minum, tidak menemaninya di atas kasur, dan tidak memberikan tempat di rumah, seperti yang dilakukan pula oleh orang-orang Yahudi dan Majusi.
فلما نزلت هذه الآية أخذ المسلمون بظاهر الآية فأخرجوهن من بيوتهن. فقال ناس من الأعراب: يا رسول الله البرد شديد والثياب قليلة فإن آثرناهن بالثياب هلك سائر أهل البيت وان استأثرنا بها هلكت الحيض. فقال عليه الصلاة والسلام:
Maka ketika turun ayat ini, kaum muslimin memahaminya secara lahiriyah lantas mengeluarkan isiri dari rumah. Seorang A’rabi berkata: “Wahai Rasulullah udara sangat dingin padahal pakaian tinggal sedikit. Kalau kami mementingkan istri-istri kami, niscaya akan rusaklah seluruh anggota keluarga, tapi kalau kami mementingkan diri kami sendiri, rusaklah istri yang sedang haid”. Rasulullah bersabda:
«إِنَّمَا أَمَرْتُكُمْ أَنْ تَعْزُوْلُوْا مَجَا مِعَتَهُنَّ إِذَا حِضْنَ وَلَمْ آمُرْكُمْ بِاِخْرَاجِهِنَّ مِنَ الْبُيُوْتِ كَفِعْلِ الْأَعاَجِمِ»
Artinya: “Sesungguhnya yang aku perintahkan kepadamu adalah agar kamu menjauhi persetubuhan dengan mereka ketika haid, Aku tidak menyuruh kamu untuk mengeluarkan mereka dari rumah sebagaimana perbuatan orang-orang asing”.
فلما سمع اليهود ذلك قالوا هذا الرجل يريد أن لا يدع شيئًا من أمرنا إلّا خالفنا فيه. ثم جاء عباد بن بشير وأسيد بن مصير إلى رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فأخبراه بذلك.
Ketika orang-orang Yahudi mendengarkan ucapan Rasulullah, mereka mengatakan: “Orang ini ingin mengingkari urusan adat kami”. Kemudian Ibad bin Basyir dan Usaid bin Hashir datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberi kabar kepadanya.
وقالا: يا رسول الله أفلا ننكحهن في المحيض فتغير وجه رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حتى ظننا أنه غضب عليهما فقاما. فجاءته هدية من لبن فأرسل النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إليهما فسقاهما. فعلمنا أنه لم يغضب عليهما: اهـ.
Mereka berdua berkata: “Wahai Rasulullah, apakah kita tidak boleh menggauli mereka (para istri) pada waktu haid?”. Saat itu wajah Rasulullah berubah hingga mereka berdua menyangka beliau marah. Mereka berdua lantas berdiri (pulang). Suatu ketika ada suatu hadiah berupa susu untuk Nabi, lantas beliau mengirimkannya kepada mereka berdua dan memberi minum keduanya. Maka kami mengerti bahwa beliau tidak marah kepada mereka berdua.
هذه هي الحكمة البالغة في عدم قربان المرأة في زمن الحيض. وقد نهانا الشارع الحكيم عن ذلك منذ أربعة عشر قرنًا. وقد أثبت الطب الحديث حكمة الشارع في هذا الأمر. فيا له من دين قويم: يهدي إلى الصراط المستقيم.
Inilah hikmah nyata dari larangan mendekati wanita di waktu haid. Allah Yang Maha Bijaksana telah melarang kita sejak 14 abad yang lalu, sementara ilmu kedokteran modem menetapkan dan mengakui kebenaran hikmah Allah dalam masalah ini. Inilah agama yang lurus yang memberi petunjuk ke jalan yang lurus.