موقف الإسلام وموالاة أعداء الإسلام
Bagaimana Hukum Bersekutu dengan Musuh-Musuh Islam?
نذكر هذه الكلمة القيمة التي تنطق بالحق والحكمة لفضيلة الأستاذ الأكبر الشيخ محمود شلتوت شيخ الجامع الأزهر الشريف – قال:
Kami akan menyampaikan kalimat berharga yang diucapkan dengan sungguh-sungguh dan penuh bijaksana oleh Syekh Mahmud Syaltut dari Universitas Al-Azhar,
إن للأمة الإسلامية شخصية قوية كونها الإسلام عن طريق محو التعصب للجنس والاعتصام بمبدأ الخير العام والرحمة الواسعة المطلق:
“Sesungguhnya umat Islam mempunyai kepribadian kuat yang terbentuk oleh ajaran Islam yang menghapus fanatisme pada jenis dan berpegang teguh pada prinsip kebaikan umum dan kasih sayang luas yang mutlak.
﴿ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللهِ فَقَدْ هُدِىَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ﴾٢
“Siapa yang berpegang teguh pada (agama) Allah, maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 101).
وبذلك تكون الجماعة الإسلامية مهما اختلفت أجناسها وتباعدت أقاليمها وتباينت ألوانها وألسنتها تدور في اتجاهاتها وأعمالها في مدار المبدأ الثابت الذي لا يتغير ولا يزول ولا يعتريه نقص ولا أفول.
Dengan demikian, meskipun kelompok Islam itu berbeda rasnya, berjauhan daerahnya, dan bervariasi warna dan lisannya, namun mereka tetap dalam prinsip yang tetap dalam tujuan maupun prilakunya, tidak berubah, dan tidak hilang atau mengalami pengurangan dan penurunan.
فتسري إليها روحه فتنشط في رفع شأنها والقيام بواجبها. تعمر ولا تخرب تصلح ولا تفسد وتعدل ولا تظلم. وتعرف ما لها وما عليها من حقوق وواجبات. وبذلك تسمو الحياة. ويسعد الناس. وفي سبيل هذا المبدأ الذي يدعو إلى الترابط على أساس من الخير.
Spirit Islam merasuk dalam diri pemeluknya sehingga mereka mampu mengangkat derajatnya dan menjalankan kewajibannya. Hidup mereka menjadi makmur dan tidak hancur, menjadi baik dan tidak merusak, serta ada keadilan dan bukan kezaliman. Umat Islam tahu apa yang menjadi hak dan kewajibannya sehingga kehidupannya menjadi luhur dan orang-orang merasa bahagia. Semua itu berasal dari prinsip yang menyerukan adanya ikatan yang didasari oleh kebaikan.
أمر القرآن بالتضحية في هذا السبيل بالنفس والمال والولد وجعل الأخوة الأمانية هي الأساس. يحس كل إنسان بإحساس أخيه كما تحس كل أمة بإحساس غيرها فيعم السلام الأرض. وبهذا كله تتحقق للمسلمين شخصية بارزة لها هيبتها ومكانها.
Al-Quran memerintahkan agar seseorang mengorbankan diri, harta benda, dan anak di jalan kebenaran serta menjadikan persaudaraan yang nyaman sebagai dasar. Setiap manusia merasakan apa yang dirasakan oleh saudaranya, seperti halnya seluruh bangsa merasakannya sehingga keselamatan tersebar di bumi. Dengan demikian, kepribadian yang tegas mempunyai kewibawaan dan tempat di kalangan umat Islam.
ولها سلطانها وآثارها وتتحقق بها سعادة البشرية عامة وصونًا لهذه الشخصية أن لا تتعرض للضعف والانحلال. حرص القرآن على تقويتها وحذر التحذير كله من الميل إلى ما يضعفها أو العمل على ما يفسدها أو يقلل من شأنها.
Selain itu, umat Islam juga memiliki kekuasaan dan pengaruh sehingga terwujudlah kebahagiaan bagi seluruh manusia, sebagai bentuk penjagaan terhadap kepribadian seorang Muslim dari kerusakan dan dekadensi. Al-Quran sangat menjaga agar umat Islam bisa tetap kuat dan memperingatkan secara tegas dari kecenderungan yang melemahkan umat Islam atau perbuatan yang dapat merusak umat Islam dan meremehkan posisinya.
ولقد كان من أبرز ما حرص القرآن على التحذير منه موالاة الأعداء الذين يكفرون بهذه الشخصية التي كونها الإسلام وبناها ودعم بناءها في رباط قوي وتمسك متين.
Di antara hal yang sangat diwanti-wanti oleh al-Quran adalah agar umat Islam jangan bersekutu dengan para musuh yang menolak kepribadian yang bangunannya telah dibentuk, dibangun, dan diperkuat oleh Islam dalam ikatan yang kuat dan pegangan yang kokoh.
ويجدر بنا في هذا المقام أن نسوق بعض الآيات التي عرّضت للنهي عن موالاة الأعداء وحثت على البعد عنهم وعدم الاقتراب منهم:
Untuk menunjukkan betapa bahaya sikap bersekutu kepada para musuh, kami akan menyampaikan beberapa ayat yang melarang kita agar jangan bersekutu kepada musuh dan agar kita tidak mendekati mereka,
﴿يَٰأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًا وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُوْرُهُمْ أَكْبَرُ﴾١.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah Anda ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.” (QS. Ali Imran [3]: 118).
وتقديرًا لهذه الشخصية وإحتفاظًا بها وإحياء لهذه المعاني السامية التي تظل بها الأمة الإسلامية مرهوبة الجانب شديدة القوة نهى عن هذه الموالاة ولو لمن كانوا آباء يجب برهم أو إخوة تلزم صلتهم ومودتهم فقال:
Sebagai bentuk apresiasi atas kepribadian ini dan untuk menjaga serta menghidupkan makna-makna luhur yang menjadikan umat Islam sebagai orang yang berwibawa dan powerfull-tersebut, Allah melarang untuk bersekutu dengan para musuh. Bahkan sekalipun mereka adalah orangtua dan saudara yang wajib kita perlakukan dengan keakraban dan kasih sayang;
﴿ يَٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا وَءَابَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَٰن﴾٢
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menjadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. at-Taubah [9]: 23).
﴿ لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَآدُّوْنَ مَنْ حَآدَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا ءَابَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْعَشِيرَتَهُمْ﴾۳.
Di ayat lain juga disebutkan, “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, atau keluarga mereka.”(QS. al-Mujadilah [58]: 22).
ولكن الأهواء الذاتية والمصالح الفردية قد تسد على بعض الأشخاص طرق الهدى فتعميهم عن مواطن القوة والإيمان وتصم آذانهم عن دعوة الخير وذلك حين يتخلون عن الاعتصام بالله واتباع هداه فإن الاعتصام بالله دائمًا طريق الخير وسبيل الفلاح
Tapi hasrat diri dan kepentingan individu dapat menghalangi sebagian orang menuju jalan hidayah sehingga membutakan mereka dari pijakan kekuatan dan keimanan serta membuat telinga mereka tuli untuk mendengar seruan kebaikan. Yaitu ketika mereka tidak menghiraukan lagi untuk berpegang teguh kepada Allah dan mengikuti petunjuk-Nya, karena senantiasa berpegang teguh kepada Allah adalah jalan kebaikan dan kemenangan.
فإذا ما طغت المصالح الفردية وسيطر الهوى على بعض النفوس ألقوا بأنفسهم بين أحضان الأعداء مسارعين إلى ما يرجونه من تحقيق نفع خاص. وبذا يتعاونون معهم على حساب دينهم وأمتهم.
Ketika kepentingan pribadi telah mendominasi dan hawa nafsu telah menguasai sebagian orang, maka mereka akan menjerumuskan diri untuk bergabung bersama para musuh yang selalu memburu apa yang mereka inginkan, yaitu meraih keuntungan tertentu. Mereka saling tolong-menolong untuk meraih tujuan itu meskipun dengan mengorbankan agama dan bangsa.
﴿ فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَّرَضٌ يُسَٰرِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ تَخْشَٰى أَنْ تُصِيبَنَا دَآبِرَةٌ فَعَسَى اللهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرِ مِّنْ عِندِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَٰى مَآ أَسَرُّوا فِي أَنفُسِهِمْ نَٰدِمِينَ﴾٤.
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu Keputusan dari sisi-Nya. Maka Karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (QS. al-Maidah [5]: 52).
إن من أشر الناس عداوة لنا اليوم في مصطرع الحياة ومعتركها وفي ترابط المسلمين وقوتهم. وفي وحدة العروبة وتماسكها. هذه الشرذمة الطاغية الباغية التي طالما عاثت فسادًا في الأرض وأنكرت المبادىء وهدمت القيم. هؤلاء هم الذين ألّبوا الناس على رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهم الذين أوجدوا الطائفة الثالثة بين المسلمين والكفار فكانت عبئًا ثقيلًا في المجتمع.
Sesungguhnya orang yang paling berbahaya dalam memusuhi kita adalah kaum Yahudi dan orang munafik yang sedang menyusup dalam pergulatan dan persimpangan hidup umat, dalam rasa solidaritas umat Islam dan kekuatan mereka, serta dalam persatuan Arab dan kesatuannya. Virus yang mematikan dan jahat ini-maksudnya kaum Yahudi dan orang munafik selalu berbuat kerusakan di bumi, menampik prinsip-prinsip, dan menghancurkan nilai-nilai. Mereka adalah orang-orang yang memprovokasi umat untuk menyerang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka adalah orang-orang yang menciptakan kelompok ketiga (kaum munafik) di kalangan umat Islam dan orang-orang kafir sehingga menjadi beban berat bagi masyarakat.
هم نقضوا عهودهم مع الرسول وكفروا بالحسنى وحرّفوا الكلم عن مواضعه ومالأوا الأعداء وتحزبوا معهم إطفاء لنور الله وخانوا الرسول وهموا بقتله ودسوا له السم في الطعام قنبأه الله بنياتهم وعصمه من شرهم وسلطه عليهم فشردوا بما كسبت أيديهم
Mereka adalah orang-orang yang telah melanggar perjanjian mereka sendiri bersama nabi dan menolak kebaikan, mendistorsi kalimat-kalimat (wahyu) dari yang semestinya, bergabung dengan musuh dan berkelompok dengan mereka dalam memadamkan cahaya Allah dan mengkhianati Rasul. Bahkan mereka berniat membunuhnya, yaitu dengan membubuhkan racun ke dalam makanannya. Oleh sebab itu, Allah membuka niat busuk mereka, menjaga Rasulullah dari kejahatan mereka, dan mengutuk mereka sehingga mereka terlantar akibat perbuatan dan kekafiran mereka
﴿ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ ﴾١
“Karena mereka berbuat fasik.” (QS. al-Baqarah [2]: 59).
﴿ إِنَّ شَرَّ الدَّوَآبِّ عِندَ اللهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ، الَّذِينَ عَٰهَدتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ ﴾٢
Di ayat lain juga disebutkan, “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah adalah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang Anda telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (QS. al-Anfal [8]: 55-56).
﴿ فَإِمَّا تَثْقَفَنَّهُمْ فِي الْحَرْبِ فَشَرِّدْ بِهِم مَنْ خَلْفَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ ﴾۳.
Juga ayat, “Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang- orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. al-Anfal [8]: 57).
وكم من شر أصاب المسلمين على أيديهم وما غزوة الأحزاب التي زلزل فيها المسلمون إلا أثر تفكيرهم وسوء تدبيرهم وهكذا فعل بهم رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فشردهم وأدبهم ثم خلفه أصحابه فتعقبوهم وأغمدوا سيوف الحق في رقابهم لأنهم عوامل شر ومثير و فتن ومجامع أحقاد وأضغان
Betapa banyak kejelekan yang menimpa umat Islam atas ulah tangan mereka. Perang Ahzab yang menggoncangkan umat Islam pun terjadi tidak lain karena berasal dari pemikiran mereka dan buruknya makar mereka. Mereka terus melakukan kejahatan hingga akhirnya Rasulullah menghancurkan dan memberi mereka pelajaran. Kemudian para sahabat melanjutkan langkah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan pedang-pedang kebenaran di leher mereka karena mereka adalah pemicu kejahatan, fitnah, serta tempat berkumpulnya dendam dan dengki.
فلا بد من كبتهم وقتل هذه النزعات الشريرة فيهم ليستقيم أمر الجماعة الإنسانية ويصلح شأنها ويسودها الأمن والاستقرار والسلام الذي تنشده الحكمة للبشرية جمعاء. وإن يهود اليوم لأسوأ حالاً من أسلافهم.
Oleh sebab itu, mereka harus dicegah dan kecenderungan mereka untuk berbuat jahat harus dimusnahkan sehingga segala masalah yang menimpa umat manusia dapat diselesaikan dengan baik. Keamanan, stabilitas, dan perdamaian yang diinginkan oleh seluruh umat manusia yang mencintai hikmah (wisdom) dapat tercapai.
عادوا إلى أخلاقهم فتحركت كوامن الضغن فيهم فهم يحاربون الله ورسوله ويفسدون في الأرض. وإنهم ليجدون في فترات متعاقبة من قوى البغي وعوامل الشر وسواعد الفساد ما يغريهم بقوى الحق والإيمان.
Sesungguhnya orang-orang Yahudi saat ini lebih buruk perilakunya daripada para pendahulu mereka. Perilaku mereka kembali kepada sifat yang penuh dengan dendam yang terpendam hingga mereka memerangi Allah dan Rasul-Nya serta berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka pasti akan menemukan dalam periode-periode selanjutnya sebuah kekuatan nista, faktor-faktor kejahatan, dan motivasi kerusakan yang menggoda mereka untuk meninggalkan kebenaran dan iman.
ولكن الله وهو الغيور على عباده وضعهم من حيث لا يشعرون بين شقي الرحى بين عوامل التهلكة من جانب وبين وحدتنا وتماسكنا وإيماننا بحقنا في الحياة الكريمة من جانب آخر.
Tapi Allah Subhanahu wa ta’ala telah menggiring para hamba-Nya tanpa mereka sadari, dengan meletakkan mereka dalam posisi di antara kedua himpitan kehancuran di satu sisi, dan persatuan maupun kesatuan serta keimanan terhadap kehidupan yang mulia di sisi lain.
إن القرآن الكريم ليسجل أن اليهود أشد الناس عداوة للمؤمنين ويجعل عدوانهم للمؤمنين في مستوى عداوة المشركين الذين لا يعترفون بالخالق ولا يؤمنون به. إقرأ قوله تعالى:
Al-Quran mencatat bahwa orang-orang Yahudi adalah pihak yang paling bermusuhan terhadap orang-orang beriman dan menjadikan permusuhan mereka terhadap orang-orang beriman seperti halnya permusuhan orang-orang musyrik yang tidak mengenal Sang Pencipta dan tidak beriman pada-Nya. Sebagaimana firman-nya,
﴿ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةٌ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا﴾١.
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. al-Maidah [5]: 82).
ولقد اغتصب اليهود جزءًا من الوطن الإسلامي العربي عزيزًا علينا. أخرجوا منه أهله وسلبوا أموالهم وشردوهم في الصحراء فأصبحوا بلا مأوى أيموا النساء ويتموا الأطفال. فأضاعوا حياة الملايين وحرموهم متعة الحياة.
Orang Yahudi telah merampas bagian dari dunia Islam Arab yang mulia bagi kita, mengusir penduduk dari tempat tinggalnya, mencuri uang mereka, dan menelantarkan mereka di padang gurun sehingga mereka menjadi perempuan tunawisma dan anak-anak yatim. Orang yahudi menelantarkan jutaan nyawa dan merampas sukacita kehidupan,
والغصب في طبيعته عمل مذموم حرمته الشرائع السماوية ورفضته القوانين الوضعية فلا عجب أن يكون حكم الله في موالاة هذه الشرذمة أو الاعتراف بها كدولة تقيم في أراضينا المقدسة مهبط الوحي وموقع المسجد الأقصى ومصلى الأنبياء لا عجب أن يكون حكم الله في مثل هذا العمل إنه لا يتفق وإيمان من يقدم عليه أو يقوم به وهو من أقوى أنواع الموالاة التي جاء القرآن بالنهي عنها وتحريمها والبعد عنها ضمانًا لسلامة الأمة وحرصًا على كيانها.
padahal merampas merupakan amal tercela yang diharamkan oleh syariat samawi dan dikecam oleh hukum-hukum positif. Orang yang mendukung komunitas kecil ini (yakni Israil) atau mengakuinya sebagai negara yang didirikan (secara tidak sah) di tempat turunnya wahyu- tempat Masjidil Aqsa dan tempat salatnya para nabi yang merupakan tanah suci telah divonis oleh Allah sebagai orang yang telah melanggar keimanan. Karena hal itu merupakan bentuk dukungan terhadap orang kafir yang oleh al-Quran telah divonis sebagai sebuah larangan, hal yang haram, dan hendaknya setiap orang menjauhinya untuk menjamin keselamatan umat dan menjaga eksistensinya.
إن المسلمين أمة واحدة تجتمع على رأي واحد وهدف وغاية سامية واحدة. وذلك مصدر قوتها في كل حين تقوى فيه ويعلو شأنها ويتألق نجمها. ويد الله مع الجماعة.
Sesungguhnya umat Islam adalah satu bangsa, berkumpul berdasarkan satu pendapat dan tujuan luhur yang satu. Itulah yang menjadi sumber kekuatan yang kokoh di setiap waktu, menjadikannya terhormat dan bersinar seperti bintang. Kekuatan dari Allah akan diberikan ketika manusia berjemaah (bersatu).
ومن شذ شذ إلى النار. فلئن حاول إنسان أن يمد يده لفئة باغية يضعها الاستعمار لتكون جسرًا له يعبر عليه إلى غايته ويلج منه إلى أهدافه. لو حاول إنسان ذلك لكان عمله هو الخروج على الدين بعينه والنكوس المنكود.
Siapa yang memisahkan diri, maka dia akan sendiri di neraka. Karena jika manusia berusaha untuk menjangkau golongan lalim yang ditempatkan oleh kolonialisme supaya menjadi jembatan melintasi ke tujuannya dan masuk ke dalam tujuan-tujuannya, maka amalnya itu keluar dari agama tertentu dan lemah tak berdaya.
﴿لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللهِ فِي شَيْءٍ﴾٢
Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan, “Janganlah orang-orang Mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (penolong, sekutu) dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah dia dari pertolongan Allah.” (QS. Ali Imran [3]: 28).
ويقول تعالى: ﴿ بَشِّرِ الْمُنَٰفِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا، الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيعًا﴾۳
Di ayat lain, “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman penolong dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (QS. an-Nisa’ [4]: 138- 139).
هذا هو ديننا يضع الخطط أمامنا واضحة المعالم ظاهرة والصراط مستقيمًا ونحن اليوم نبتلى ونختبر فهل نحن مضيعون هذه الخطط وتلك المعالم. إن خصوم المسلمين اليوم هم خصوم دينهم. حفدة اليهود الخائنين. أخلاقهم من أخلاقهم كيد وإفساد. وقد ابتلانا الله بهم فخذوا حذركم منهم ولا تمدوا أيديكم لهم:
Demikianlah agama kita meletakkan rencana di depan kita dengan rambu-rambu yang jelas dan gamblang serta jalan yang lurus. Dan hari ini kita dicoba dan diuji, apakah kita menyia-nyiakan rencana-rencana dan rambu-rambu tersebut atau tidak. Sesungguhnya pertentangan umat Islam saat ini adalah pertentangan agama mereka. Moral-moral dari cucu-cucu Yahudi yang berkhianat adalah tipu daya yang merusak. Allah sungguh telah menguji kita melalui orang-orang yahudi tersebut. Maka mereka berhati-hati kepada kalian dan janganlah menolong mereka.
﴿ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّلِمِينَ﴾٤
“Siapa di antara kalian mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. al-Maidah [5]: 51).
إن إسرائيل لا تقف أطماعها عند حد. تمتد خططهم المدبرة فيما بينهم وبين الممالئين لهم إلى امتلاك البلاد العربية الإسلامية. ولذا كان واجب المسلمين والعرب أن تجتمع كلمتهم لدرء هذا الخطر.
Israel tidak membatasi ambisinya. Mereka mengatur berbagai rencana di antara mereka dan para sekutu hingga mereka berhasil menguasai negara Arab-Islam. Oleh karena itu, menjadi kewajiban umat Islam dan Arab untuk berkumpul dalam satu kata (komitmen) demi mencegah ancaman ini
وأن يبتعدوا عن كل ما يقوي هذه العصبة الطاغية سواء أكان عن طريق الاعتراف بها أم المعونة الفكرية أو المساعدة المالية أو ترويج سلعهم بيعًا وشراء فإن ذلك كله موالاة لهم تثبت أقدامهم. وذلك كله خطر يهدر في حكم الشرع والدين والقائمين به ويجعلهم في حكم الخارجين على الجماعة الإسلامية
dan menghindarkan segala hal yang dapat memperkuat eksistensi tiran jahat itu, misalnya memberikan pengakuan terhadap kelompok ini, memberikan bantuan pemikiran, harta benda, atau memasarkan barang dagangan mereka dalam transaksi jual beli. Karena sesungguhnya semua langkah itu akan mendukung dan menguatkan posisi mereka sehingga akan menjadi ancaman yang memusnahkan hukum syariat maupun agama dan orang-orang yang menjalankannya sekaligus dapat mendepak orang-orang dari kelompok Islam.
إننا اليوم في حاجة إلى طرد هؤلاء الغاصبين وعودة أصحاب الأرض إليها فكونوا يدًا واحدة ولا تتثاقلوا فالتثاقل عن رد عدوانهم أو مد يد المعونة العملية في كبح جماحهم موالاة للأعداء.
Sesungguhnya saat ini kita harus mengusir para perampas dan mengembalikan para penduduk (bangsa Palestina) ke tanah airnya. Jadilah satu kekuatan dan janganlah kalian enggan (merasa berat) karena keengganan untuk mengusir permusuhan mereka atau memberikan bantuan konkret yang dapat menahan ambisi mereka adalah bentuk dukungan kepada mereka (para musuh).
أيها المؤمنون ﴿قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيمٌ﴾١
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.al- Baqarah [2]: 256).
هدانا الله ووجهنا إلى الخير وحفظ أمتنا من دعاة الفرقة وموالاة الأعداء.
Allah telah memberi kita hidayah, membimbing kita menuju kebaikan, dan menjaga umat kita dari para penyebar perpecahan dan pendukung musuh,
﴿ وَأَنَّ هٰذَا صِرٰطِى مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِي﴾٢.
“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain). Karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalannya.” (QS. al-An’am [6]: 152-153).
﴿ يَٰأَ يُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّٰدِقِينَ﴾۳. صدق الله العظيم.
Juga ayat, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. at-Taubah [9]: 119).