حكمة تعدد الزوجات
Hikmah Poligami
اقتضت حكمة الباري جلّ شأنه أن الرجل يكون مستعدًا للنسل ولو بلغ من العمر ثمانين عامًا غالبًا. واقتضت حكمة الباري أيضًا أن المرأة إذا بلغت الخمسين من عمرها أو الخامسة والخمسين يئست من الحيض غالبًا.
Seorang laki-laki diciptakan mampu mempunyai keturunan meskipun telah mencapai usia 80 tahun. Sementara seorang perempuan biasanya setelah berusia 50 tahun atau 55 tahun berhenti dari haid (monopouse).
وإذا نظرت إلى التباين بين الرجل والمرأة بعين الحكمة تجد أن المرأة أكثر تعبًا من الرجل في الحياة المنزلية. لتحملها تعب الحمل والولادة والنفاس والتربية. تربية المولود. تلك التربية التي تقتضي من المتاعب والعناء ما لا يخفى على اللبيب. ولا يعزب عليك أيضًا أن النسل مطلوب والتكاثر بالذرية مرغوب فيه. كما جاء قي الحديث الشريف:
Kalau kita melihat adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan tersebut, terlihatlah bahwa wanita lebih banyak menanggung beban urusan rumah tangga dari pada laki-laki. Hal itu karena perempuan mempunyai beban mengandung, melahirkan, nifas, dan mendidik anak-anak. Pendidikan terhadap anak-anak itu membutuhkan tenaga yang berat yang tidak mampu dikerjakan oleh orang pandai sekalipun. Tidak diragukan lagi bahwa mempunyai keturunan dan memperbanyak anak itu sangat diharapkan dan di senangi seperti yang diriwayatkan dalam hadits:
«تناكحوا تناسلوا تكثروا فإني مباهٍ بكم الأمم يوم القيامة»
Artinya: “Menikahlah, beranak-pianaklah dan berbanyak-banyaklah kamu sekalian, maka sesungguhnya aku membanggakan dengan kalian adanya ummat (yang banyak) pada hari kiyamat”.
والسر في هذا الترغيب وهذه المباهاة مرجعه إلى أن المسلمين إذا تناكحوا وكثر نسلهم كثر عددهم وكثرة العدد فيها إظهار عظمتهم لأن الكثير خير من القليل في صالح الأعمال. وإن من صالح الأعمال كثرة المسلمين التي سببها كثرة عدد الزوجات.
Rahasia kebanggaan yang disinyalir oleh hadits di atas adalah karena kalau kaum muslimin banyak jumlahnya maka akan tampaklah kebesarannya. Perbuatan baik yang banyak tentu lebih baik dari pada yang sedikit, dan memperbanyak istri adalah termasuk perbuatan yang mulia.
هذا وإن هناك حكمة أخرى في تعدد الزوجات. وهو أن الإنسان يصل إليه الضرر إذا اقتصر على زوجة واحدة مع ما أودعه الله فيه من الرغبة في الجماع ومضاجعة النساء. ومعلوم أن المرأة تمكث أيامًا وهي حائضة. أقل ذلك ثلاثة أيام. وأكثره عشرة.
Di antara hikmah yang lain dalam poligami, akan munculnya bahaya jika seseorang itu hanya terbatas pada satu istri sementara dia diberi kekuatan besar dalam bidang seks. Seperti diketahui bahwa perempuan setiap bulannya mengalami masa haid selama 3-10 hari.
فإذا كان الرجل المستعد في كل وقت لمضاجعة المرأة يقربها في زمن الحيض وهو أذى وصل إليه الضرر: فتعدد الزوجات يجعل له مجالاً في مضاجعة المرأة الثانية مثلًا. وفسحة من الزمن وبذا يكون بعيدًا عن مظنة الوقوع في الزنا. وهو ذنب كبير وإثم تعرف مقداره من قوله تعالى:
Pada saat haid tersebut laki-laki tidak mungkin menggauli istrinya padahal dia memiliki dorongan seksual yang kuat. Maka berpoligami merupakan cara untuk melepaskan dorongan seksual dengan menggauli istri kedua umpamanya. Dengan demikian dia terhindar dari kemungkinan berbuat zina yang merupakan dosa besar seperti yang disebutkan dalam ayat:
﴿ وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا ﴾١
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” Al-Isra 32.
فتعدد الزوجات نعمة كبرى من هذه الوجهة وهي تبعد الإنسان عن ارتكاب هذا الذنب العظيم.
Pologami dengan demikian merupakan nikmat besar dari sudut pandang ini, yaitu menjauhkan manusia dari dosa besar.
ولقد دلت الإحصائيات على أن الأمم التي لا تتعدد فيها الزوجات يكثر فيها أولاد الزنا كثرة لا تطاق. ففي فرنسا بلغ عددهم ثلاثين في المائة. وفي ميونخ بلغ عددهم أربعين في المائة. وفي النمسا خمسين في المائة. وفي بروكسل ستين في المائة.
Hasil penelitian dari beberapa bangsa di dunia menyebutkan bahwa bangsa-bangsa yang menolak poligami mengakibatkan banyaknya anak haram akibat perzinaan. Di Perancis mencapai 30% dari anak yang lahir adalah hasil perzinaan. Di Munich 40%. Di Austriche 50%, dan di Brussel 60%.
إذا عرفت هذا وفهمت ما كتبناه في حكمة النكاح وفي حكمة تعدد الزوجات كما هو مفصل في هذا الباب عرفت أن النكاح وتعدد الزوجات لأجل عمار الكون. وعماره يتناول كل الفوائد المادية والأدبية الناتجة من النكاح وتعدد الزوجات وقد ورد:
Apabila anda mengerti tentang hikmah nikah dan poligami seperti yang telah kami uraikan, maka anda tahu bahwa semua itu berfungsi untuk memakmurkan dunia yang mencakup segala faedah materi dan peradaban yang dihasilkan dari pernikahan dan poligami. Disebutkan dalam hadits:
«لا رهبانية في الإسلام»
Artinya: “Tidak ada kependetaan dalam Islam”.
لأن الرهبانية تحظر اقتراب النساء. ولو دام الحال على هذا المنوال لقلّ النسل وانقطع في قرن من الزمن. وفي هذا خراب الكون الذي وجد الإنسان ليقوم بعماره.
Hal itu karena kependetaan melarang mendekati wanita. Kalau tindakan itu terus dilakukan, maka akan berkuranglah jumlah keturunan, bahkan suatu saat nanti manusia akan lenyap, akan mengakibatkan keroposnya dunia karena tidak ada manusia yang memakmurkannya.
وهناك حكمة أخرى. وهي: أن الرجل إذا كان له زوجة واحدة واعتراها مرض تعطلت عليه مصلحة بيته الداخلية تلك المصلحة التي تقضي بها العادة في انتظام حال المعيشة. حيث إن مصلحة البيت الداخلية متوقفة على تدبير المرأة ومباشرتها إياها. فتعدد الزوجات فيه رحمة بالإنسان.
Di samping itu ada hikmah lain. Seorang laki-laki jika mempunyai istri satu lantas ia ditimpa suatu penyakit, niscaya berantakanlah urusan rumah tangganya, padahal dari rumah tangga itulah berlangsung pengaturan masalah penghidupan. Kepentingan.rumah tangga sangat ditentukan oleh perempuan, maka poligami mengandung rahmat bagi seseorang.
هذه هي الحكمة في تعدد الزوجات. فماذا يقول هؤلاء البسطاء الذين يعيبون الإسلام بإباحة تعدد الزوجات. فما أحكم الشارع. وما أعدل أحكام هذا الدين الحنيف في كل الأمور.
Inilah hikmah poligami. Apakah yang akan dikatakan oleh orang–orang yang mencela Islam gara-gara ia memperbolehkan poligami? Alangkah adilnya Tuhan dalam setiap perkara.