حكمة الهبة
Hikmah Hibah (Pemberian)
إعلم أيها اللبيب العاقل والمؤمن الكامل الإيمان والمحسن كل الإحسان، أن الحكمة في مشروعية الهبة عظيمة جليلة لأنها تذهب الضغائن والأحقاد وتؤلف القلوب على المحبة والوداد، وتدل على كرم الأخلاق، وطهارة الأعراق، والشمائل العالية والهمم والفضائل وجميل المكارم.
Ketahuilah wahai orang yang berakal yang mukmin dan muhsin, bahwa hikmah disyarI’atkannya hibah (pemberian) sangat besar. Karena hibah itu bisa menghilangkan rasa iri dengki, dan menyatukan hati dalam cinta kasih dan sayang menyayangi. Hibah menunjukkan kemuliaan akhlak, kesucian tabiat, adanya sifat-sifat yang tinggi, himmah, keutamaan dan kemuliaan.
ومن أجل ذلك قال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Oleh karena itu Rasulullah berkata:
«تَهَادُوْا فَإِنَّ الْهَدِيَّةَ تُذْهِبُ الضَّغَائِنَ»
Artinya: “Saling beri memberilah kamu sekalian, sesungguhnya hadiah itu menghilangkan iri dengki”.
ولما كان الشارع الحكيم عالمًا بأن من النفوس ما هو مطبوع على الشح والبخل ذمّ الذين يستردون ما وهبوا ومثلهم بأقبح تمثيل بل بأقبح ما تتقزز منه النفوس ويشمئز منها النظر؛ تسفيهًا لهم على ارتكاب هذه الجريرة وإقدامهم على هذه الرذيلة. فقال من لا ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يوحى:
Allah Yang Maha Bijaksana mengetahui bahwa jiwa-jiwa itu ada yang mempunyai sifat kikir dan bakhil, makanya Allah mencela orang-orang yang menuntut kembali apa yang telah mereka berikan, memberi perumpamaan mereka dengan perumpamaan yang paling jelek bahkan lebih jelek dari jiwa dan pandangan yang hina. Allah mencela mereka sebagai penghinaan kepada mereka karena perbuatan yang hina tersebut. Rasulullah bersabda:
(الْعَائِدُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَعُوْدُ فِي قَبْئِهِ لَيْسَ لَنَا مِثْلَ السُّوْءِ)
Artinya: “Orang yang menuntut kembali pemberiannya seperti seekor anjing yang menarik kembali liurnya yang tiada lagi kejelekan lebih dari itu”.
وكما أن الهدية تولد المحبة في القلوب وتذهب الضغائن منها، فكذلك استردادها يولد العداوة والبغضاء ويدعو إلى القطيعة والجفاء. خصوصًا إذا كان المهدى إليه قد تصرف في الهبة ولا يمكنه استردادها. ولما علم الشارع الحكيم أن من يفعل ذلك يكون أخس الناس نفسًا والأمهم طبعًا وأبغضهم إلى الله والناس مثله بالكلب الذي يعود في قينه.
Hadiah bisa menimbulkan rasa cinta dalam hati dan bisa menghilangkan kedengkian. Sementara itu menuntut kembali barang yang sudah diberikan akan menimbulkan rasa permusuhan, kebencian dan mengajak kepada perpecahan, apalagi kalau orang yang diberi sudah menggunakan pemberian itu dan tidak mungkin untuk mengembalikan. Orang yang menuntut seperti itu merupakan manusia yang paling jahat jiwanya, paling hina tabiatnya dan paling dibenci oleh Allah dan manusia, maka Allah memberi contoh dengan seekor anjing yang menelan kembali liurnya.
هذا وإن في التهادي منافع للناس إذ ربما كان الإنسان في حاجة إلى شيء من الأشياء ولا يدري من أي الأبواب يصل إليه فيأتيه على غير علم من قريب أو صديق فتزول عنه الحاجة. أما ثواب المهدي فعظيم جليل كما لا يخفى عليك. وقد جاء في الزيلعي ما يأتي:
Beri memberi mengandung faedah yang besar bagi manusia. Mungkin seseorang datang membutuhkan sesuatu tapi tidak tahu melalui jalan mana dia harus tempuh untuk mencukupi kebutuhannya. Tiba-tiba datanglah sesuatu yang dibutuhkan itu dari seorang teman atau kerabat sehingga hilanglah kebutuhannya. Pahala orang yang memberi tentu saja besar dan mulia. Disebutkan dalam kitab al-Zaela’i:
(وهي: أي الهبة) من صفات الكمال فإن الله تعالى وصف بها نفسه بقوله عزّ وجلّ:
“Memberi adalah salah satu sifat kesempurnaan. Allah mensifati diri-Nya dengan firman-Nya :
﴿ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ ﴾١
Artinya: “Sesungguhnya Engkau adalah Maha Mulia lagi Maha Pemberi”. Ali Imran : 8.
والبشر إذا باشرها فقد اكتسب أشرف الصفات. لما فيها من استعمال الكرم وإزالة شح النفس وإدخال السرور في قلب الموهوب له وإيراث المودة والمحبة وإزالة الضغينة والحسد. ولهذا من باشرها كان من المفلحين قال الله تعالى:
Apabila seseorang suka memberi, berarti berusaha mendapatkan sifat paling mulia, karena dalam memberi, orang menggunakan kemuliaan, menghilangkan kebakhilan jiwa, memasukkan kegembiraan ke dalam hati orang yang diberi, mewariskan rasa kasih sayang dan terjalin rasa cinta antara pemberi dan penerima, serta menghilangkan rasa iri hati. Maka orang yang suka memberi termasuk orang-orang yang beruntung. Allah berfirman:
﴿ وَمَنْ يُوْقَ شُحَّ نَفْسِهِ، فَأُوْلَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ﴾٢ وهي مشروعة ومندوب إليها بالإجماع اهـ.
Artinya: “Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”. Al-Hasyr: 9.
Hibah disyari’atkan dan disunnahkan berdasarkan ijma’.