كتاب عمر بن الخطاب إلى أبي موسى الأشعري
Surat Umar Bin Khattab Kepada Abu Musa Al-Asy’ari
كلنا يعلم فضل أبي موسى الأشعري رضي الله عنه وصلاحه وتقواه. ونعلم مقدار رسوخه في فهم كلام الله ورسوله واستنباط الأحكام الشرعية وحرصه على الشريعة الغراء. ولكن تشدد عمر بن الخطاب رضي الله عنه في إقامة الحدود وتوطيد دعائم الأمن في البلاد والمساواة بين الناس كل ذلك كان باعثًا على إرسال كتاب إلى أبي موسى الأشعري رضي الله عنه.
Semua orang tahu keutamaan, kebaikan dan ketakwaan Abu Musa al-Asy’ari. Setiap orang tahu betapa kedalamannya dalam memahami Kalamullah dan RasulNya, dalam mengambil kesimpulan hukum syari’at, serta dalam kerakusannya mengetahui syari’at yang mulia. Akan tetapi Umar bin Khattab sangat keras dalam hal menegakkan hukum, memperkokoh negara, dan dalam hal persamaan hak di antara sesama manusia. Semuanya itu mendorong Umar untuk berkirim surat kepada Abu Musa al-Asy’ari.
وقد وضعناه هنا بنصه ليطلع عليه كل من لم يره. وليعلم الجاهل مقدار تمسك الصحابة رضوان الله عليهم بالدين خصوصًا في الأمور التي يعود نفعها على جماعة المسلمين وها هو بعد الديباجة:
Disini akan kami cantumkan teks suratnya agar orang yang belum tahu bisa membacanya, dan orang yang bodoh mengetahui betapa para sahabat itu memegang teguh agama, terutama pada hal-hal yang manfaatnya kembali kepada jamaah Islam. Isi surat setelah pembukaan adalah:
أما بعد فإن القضاء فريضة محكمة وسنة متبعة فافهم إذا أدلى إليك: (أي رفع لك الأمر وجيء به إليك) فإنه لا ينفع التكلم بحق لا نفاذ له. آس بين الناس في مجلسك ووجهك وعدلك، حتى لا يطمع شريف في حيفك، ولا يخاف ضعيف من جورك، والبينة على المدعي واليمين على من أنكر، والصلح جائز بين المسلمين، إلَّا صلحًا حرم حلالاً وأحل حرامًا.
“Amma ba’du. Menegakkan hukum adalah suatu kewajiban yang tegas dan sunnah yang diikuti. Pahamilah jika ada orang yang datang kepadamu untuk mengajukan gugatan. Suatu pembicaraan tentang kebenaran tidak ada manfaatnya kalau tidak bisa dipecahkan. Perbaikilah manusia ketika datang ke majlismu serta meminta keadilanmu, sehingga orang yang kuat tidak serakah karena aniayamu, dan orang yang lemah tidak takut karena kedlalimanmu, Harus ada keterangan (bukti) gugatan bagi penggugat dan sumpah bagi tergugat. Perdamaian diperbolehkan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.
ولا يمنعك قضاء قضيته بالأمس راجعت فيه نفسك وهديت فيه لرشدك أن ترجع عنه. فإن الحق قديم ومراجعة الحق خير من التمادي في الباطل. الفهم، الفهم. عندما يتلجلج في صدرك مما لم يبلغك في كتاب الله ولا سنة النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أعرف الأمثال والأشباه وقس الأمور عند ذلك ثم اعمد إلى أحبها إلى الله وأشبهها بالحق.
Anda boleh membatalkan suatu ketetapan yang telah engkau buat kemarin setelah engkau tahu bahwa ketetapan kemarin itu tidak benar. Kebenaran itu qadim (kekal) dan meneliti kembali kebenaran itu lebih baik dari pada terus menerus berada dalam kebatilan. Pahamilah, pahamilah, ketika ada sesuatu yang tersendat-sendat dalam dadamu, karena belum sampai kepadamu apa yang ada dalam Kitabullah dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. pelajarilah perumpamaan dan penyerupaan lantas kiaskanlah hal-hal itu. Berpeganglah kepada apa yang paling dicintai Allah dan yang paling serupa dengan kebenaran.
واجعل للمدعي حقًا غائبًا أو بينة فاضرب له أمدًا ينتهي إليه، فإن أحضر بينة أخذت له بحقه وإلَّا واجهت عليه القضاء، فإن ذلك أنفى للشك وأجلى للعمى وأبلغ في العذر. والمسلمون عدول بعضهم على بعض إلَّا مجلودًا في حد أو مجريًا عليه شهادة زور، أو ظنينًا في ولاء أو قرابة.
Jadikanlah barang yang digugat sebagai hak ghaib (hak yang belum dimiliki oleh kedua belah pihak) kecuali kalau ada keterangan gugatan bagi penggugat, maka berilah tangguh sampai dia menyelesaikan. Kalau dia datang dengan membawa keterangan berarti engkau telah memberi hak kepadanya, tapi kalau tidak, engkau menghadapkan keputusan hukum kepadanya. Yang demikian itu akan lebih menghilangkan keragu-raguan, lebih jelas bagi kebutaan dan lebih terang. Kaum muslimin itu sebenarnya berlaku adil antara satu sama lain kecuali orang yang didera karena hukuman, pelaku saksi palsu, atau orang yang tertuduh dalam masalah persaudaraan dan kekerabatan.
فإن الله تعالى قد تولى منكم السرائر ودرأ عنكم الشبهات. ثم إياك والقلق والضجر والتأذي بالناس والتنكر بالخصوم في مواطن الحق التي يوجب بها الأجر ويحسن بها الذخر.
Allah Subhanahu wa ta’ala telah menghindarkan rahasia- rahasia dan menolak keras hal-hal yang syubuhat dari kamu sekalian. Maka takutlah kamu kepada kebingungan, kejenuhan, menyakiti manusia, menyembunyikan perselisihan pada tempat-tempat kebenaran yang memiliki pahala dan simpanan.
فإنه من يخلص نيته فيما بينه وبين الله تبارك وتعالى ولو على نفسه يكفيه الله ما بينه وبين الناس. و من تزين للناس بما يعلم الله خلافه منه هتك الله ستره وأبدى فعله. والسلام عليك.
Barangsiapa yang mengikhlaskan niatnya dalam memutuskan hukum pada apa yang ada di antara dirinya dan Allah meskipun pada dirinya sendiri, maka Allah akan menyelesaikan urusan yang ada di antara dia dan manusia lain. Barangsiapa yang berhias dengan sesuatu yang diketahui oleh Allah perbedaannya, maka Allah akan mengoyak tabirnya dan menyingkap rahasianya”. Wassalamualaikum.