آداب المعبر:

Adab bagi Penafsir Mimpi:

وأما آداب المعبر فمنها أن يقول إذ قص عليه أخوه رؤياه خيرًا رأيت، فقد روي أن رسول الله ﷺ كان إذا قصت عليه رؤيا يقول: «خيرًا تلقاه وشرًا تتوقاه وخيرًا لنا وشرًا لأعدائنا الحمد لله رب العالمين أقصص رؤياك».

Adapun adab bagi penafsir mimpi, di antaranya adalah:

Memberikan kabar baik: Ketika seseorang menceritakan mimpinya, penafsir harus memulai dengan ucapan yang baik, seperti “Semoga kamu mendapatkan kebaikan dari mimpi ini.” Telah diriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ ketika seseorang menceritakan mimpinya, beliau bersabda, “Semoga kamu mendapatkan kebaikan dari mimpi ini dan terhindar dari keburukannya. Semoga ini adalah kebaikan bagi kita dan keburukan bagi musuh-musuh kita. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ceritakanlah mimpimu.”

ومنها أن يعبرها على أحسن الوجوه، فقد روي أن النبي ﷺ قال: «الرؤيا تقع على ما عبرت». وروي أنه قال: «الرؤيا على رجل طائر ما لم يحدث بها فإذا حدث بها وقعت».

Menafsirkan dengan cara yang baik: Telah diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Mimpi itu terjadi sesuai dengan tafsirannya.” Diriwayatkan pula bahwa beliau bersabda, “Mimpi itu seperti burung yang terbang di atas kepala seseorang, jika tidak diceritakan maka akan terjadi, tetapi jika diceritakan maka akan terjadi.”

ومنها أن يحسن الإستماع إلى الرؤيا. ثم يفهم السائل الجواب.

Mendengarkan mimpi dengan baik: Penafsir harus mendengarkan mimpi dengan seksama agar dapat memahami maksud dari mimpi tersebut.

ومنها أن يتأنى في التعبير ولا يستعجل به.

Sabar dalam menafsirkan: Penafsir tidak boleh terburu-buru dalam menafsirkan mimpi, tetapi harus memikirkan tafsir yang paling tepat.

ومنها أن يكتم عليه رؤياه فلا يفشيها. فإنها أمانة ويتوقف في التعبير عند طلوع الشمس وعند الزوال وعند الغروب

Merahasiakan mimpi orang lain dan tidak menyebarkannya. Karena mimpi itu adalah amanah. Dan sebaiknya penafsir menunda penafsiran hingga waktu-waktu tertentu, yaitu saat matahari terbit, saat tengah hari, dan saat matahari terbenam.”

ومنها أن يميز بين أصحاب الرؤيا، فلا يفسر رؤيا السلطان حسب رؤيا الرعية، فإن الرؤيا تختلف باختلاف أحوال صاحبها، والعبد إذا رأى في منامه ما لم يكن له أهلًا فهو لمالكه لأنه ماله، وكذلك المرأة إذا رأت ما لم تكن له أهلًا فهو لزوجها لأنها خلقت من ضلعه، وتأويل رؤيا الطفل لأبويه،

Membedakan antara mimpi orang-orang yang berbeda status. Jangan menafsirkan mimpi seorang penguasa seperti menafsirkan mimpi rakyat biasa, karena tafsir mimpi berbeda-beda sesuai dengan kondisi orang yang bermimpi. Jika seorang budak melihat sesuatu dalam mimpinya yang bukan haknya, maka itu adalah milik tuannya karena budak adalah milik tuannya. Begitu pula seorang istri, jika melihat sesuatu yang bukan haknya, maka itu adalah milik suaminya karena ia diciptakan dari tulang rusuk suaminya. Dan tafsir mimpi anak adalah tanggung jawab orang tuanya.”

ومنها أن يتفكر في رؤيا تقص عليه، فإن كانت خيرًا عبرها وبشر صاحبها قبل تعبيرها، وإن كانت شرًا أمسك عن تعبيرها أو عبرها على أحسن محتملاتها، فإن كان بعضها خيرًا وبعضها شرًا عارض بينهما، ثم أخذ بأرجحهما وأقوالهما في الأصول، فإن أشكل عليه سأل القاص عن إسمه، فعبرها على اسمه،

Merenungkan mimpi yang diceritakan kepadanya. Jika mimpi itu baik, maka segera tafsirkan dan sampaikan kabar gembira kepada orang yang bermimpi sebelum menafsirkannya secara detail. Jika mimpi itu buruk, maka tahan diri untuk menafsirkannya atau tafsirkan dengan cara yang paling baik. Jika mimpi itu mengandung baik dan buruk, maka timbanglah keduanya dan ambil kesimpulan yang paling kuat. Jika penafsir masih ragu, maka tanyakanlah nama orang yang bermimpi dan tafsirkan berdasarkan namanya.

لما روي أن النبي ﷺ قال: «إذا أشكل عليكم الرؤيا فخذوا الأسماء».

“Karena telah diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda, ‘Jika kalian bingung dengan tafsir mimpi, maka gunakanlah nama’.”

وبيانه أن اسم سهل سهولة، وسالم سلامة، وأحمد ومحمد محمدة، ونصر نصرة، وسعاد سعادة، وأيضًا يعتبر في ذلك ما يستقبله في ذلك الوقت، فإن استقبلته عجوز فهي دنيا مدبرة، وإن استقبله برذون أو بغل أو حمار فهو سفر لقوله تعالى: ﴿وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً﴾١

“Dan (sebagai penjelasan) bahwa nama ‘Sahl’ (mudah) menandakan kemudahan, ‘Salim’ (selamat) menandakan keselamatan, ‘Ahmad’ dan ‘Muhammad’ menandakan kebaikan, ‘Nashir’ menandakan pertolongan, ‘Sa’adah’ menandakan kebahagiaan. Selain itu, perhatikan juga tanda-tanda lain yang muncul saat menceritakan mimpi. Misalnya, jika yang datang adalah seorang wanita tua, itu bisa menandakan dunia yang sudah berakhir. Jika yang datang adalah kuda, keledai, atau unta, itu bisa menandakan perjalanan, seperti firman Allah: (Dia telah menciptakan) kuda, bagal,¹ dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan.’ (An-Nahl: 8).

وإن سمع في ذلك الوقت نعيق الغراب واحدة أو ثلاثًا أو أربعًا أو ستًا فهو خير، فأما الأربع فيسقط منها واحدة فيبقى واحدة والست خير لا يسمعها إلا الأكابر وإن سمع اثنتين فلا يستحب.

Jika mendengar suara gagak satu, tiga, empat, atau enam kali, itu pertanda baik. Namun, jika empat kali, maka satu dikurangkan menjadi tiga. Dan enam kali adalah pertanda baik yang hanya didengar oleh orang-orang besar. Jika mendengar dua kali, itu tidak disukai.

وحكي عن ابن عباس أنه قال: إذا نعق الغراب ثلاثًا فهو خير وبالفارسية ديك، وإن نعق الغراب اثنتين فهو شر وبالفارسية بدع. ويكره أن يقص الرؤيا يوم الثلاثاء لأنه يوم إهراق الدماء، ويوم الأربعاء لأنه يوم نحس مستمر. ولا يكره سائر الأيام.

“Dan telah diceritakan dari Ibnu Abbas bahwa beliau berkata, ‘Jika gagak berkicau tiga kali, itu pertanda baik dan dalam bahasa Persia artinya ‘jantan’. Jika gagak berkicau dua kali, itu pertanda buruk dan dalam bahasa Persia artinya ‘bid’ah’ (sesuatu yang baru dan menyimpang).’ Dilarang menceritakan mimpi pada hari Selasa karena itu adalah hari pertumpahan darah, dan hari Rabu karena dianggap hari sial. Hari-hari lain tidak mengapa.

وفي هذا القدر الذي صدرنا به كتابنا هذا غنيمة لمن تدبره وتأمل معانيه، إذ لو بسطناه لأدى إلى الإبرام والملل، وأرجو من الله تعالى أن ينفعنا به، ويعيذنا من علم لا ينفع، وبطن لا يشبع، ونفس لا تخشع، ودعاء لا يسمع، ومن طبع يهدي إلى طمع، ومن طمع حيث لا مطمع، إنه تعالى القادر على ما يشاء الفعال لما يريد، وحسبي الله ونعم الوكيل.

Dengan demikian, apa yang telah kami sampaikan dalam kitab ini adalah suatu keberuntungan bagi siapa saja yang merenungkannya dan memahami maknanya. Jika kami terlalu panjang lebar, hal itu akan membuat pembaca bosan. Dan kami memohon kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala agar memberikan manfaat kepada kita dengan ilmu yang bermanfaat, perut yang kenyang tapi tidak lupa diri, jiwa yang tunduk, doa yang mustajab, sifat yang tidak membawa kepada keserakahan, dan keinginan yang tidak berlebihan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang Melakukan apa yang Dia kehendaki. Cukuplah Allah sebagai Pelindungku, dan Dialah sebaik-baik pelindung.”

١ سورة النحل، الآية: ٨.

Kitab Tafsir Ahlam – Ibnu Sirin Halaman 15-16 Cetakan Daarul Ma’rifah 2002

Jika menemukan kesalahan ketik, baris, terjemah, dan makna silahkan email kami di [email protected]

#tafsirmimpi #tafsirmimpiibnu sirin #ibnusirin #tafsirahlam #ahlam #tafsirmimpiibnusirin #mimpi #adabbagipenafsirmimpi #adabpenafsirmimpi #penafsirmimpi #adabmimpi